Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 62 )

Setelah keputusan gw keterima gw langsung sampein ke emak, beliau seneng dengernya, dan sampai nangis. 
"mak, do'a emak terjawab" kata gw, dia cuma senyum
"nanti besok kamu bantu emak cari kambing ya" kata emak
"lho, kenapa mak" jawab gw
"pas kamu tes, emak sempat buat nazar, dan alhamdulillah kamu keterima, jadi mak harus bayar" kata emak
"emang duitnya ada mak" kata gw
"udah, gak usah kamu pikirin" katanya, 
"iya mak, nanti deni cari" katanya

Besoknya, setelah selesai cari kambing gw langsung ke restoran buat ngundurin diri, manager gw setuju, 
"saya selalu dukung den, gak mungkin kamu akan terus terusan disini" katanya
"terima kasih pak, terima kasih atas kepercayaan bapak ke saya" kata gw
"iya sama sama" katanya

Sebelum gw kerja, perusahaan memberikan gw offering letter, yang mana isinya adalah hak hak yang akan gw terima begitu gw gabung nanti. Sumpah saya bener bener kaget begitu begitu baca penawaran dari mereka, sallary yang bakal gw terima bener bener gak pernah gw bayangin sebelumnya, bahkan gaji gw setahun direstoran masih bisa kalah dibanding dengan gaji disini sebulan, itu belum termasuk fasilitas fasilitas yang bakal gw terima. Mimpi apa gw bisa kayak gini, sumpah gw seneng banget, gw kasih tau emak, beliau juga sangat seneng, "alhamdulillah nak, yang penting kerjanya yang amanah ya, selalu bersyukur" pesen beliau

Untuk posisi gw diperusahaan baru sebagai procurement atau biasa disebut bagian pengadaan, untuk bagian gw ada 3 orang satu timnya, 1 orang atasan dan 2 orang staff, gw salah satu staff nya dan yang satu lagi perempuan umurnya mungkin lebih tua sedikit dari gw. Hari pertama kerja gw hanya disuruh adaptasi dulu, sama diberikan beberapa overview tentang perusahaan gw.

Gak berasa gw sudah kerja sekitar 3 Bulan, kesulitan yang gw bisa rasain adalah banyaknya tekanan dari warga lokal, yangmana gw selaku bagian pengadaan selalu menjadi bagian yang paling sering didatangi oleh warga lokal, mereka menuntut untuk dijadikan rekanan untuk pengadaan barang di perusahaan gw. Selain itu gak ada kesulitan apapun.

Setelah beberapa lama, gw teringat janji gw ke oca, pesen oca yang selalu jadi motivasi gw untuk menjadi lebih baik.
Malam itu gw sempat main ke rumah oca, sekedar silaturahmi sama keluarganya
"eh deni" kata nyokap oca
"iya tante, apa kabar" kata gw
Setelah dipersilahkan masuk, gw ngobrol ngobrol sama nyokapnya, dia tanya tanya soal kerjaan gw, tentang nyokap gw tentang keseharian gw.
"tante, kebetulan saya kesini, saya boleh tau kabar oca, terus terang seteluh dia pulang terakhir dia gak pernah ada kabar lagi" tanya gw, nyokap oca terdiam sebentar
"dia masih sibu kuliah den" katanya
"ooo, emangnya belum selesai tan, bukannya oca duluan kuliah daripada deni, kenapa masih belum selesai ya tan" kata gw
"kuliah diluar emang beda den, gak kayak disini" kata nyokap oca
"ooo, gitu, yaudah kalo gitu tante, deni bisa minta kontak oca gak" kata gw, lalu dia diaem sebentar
"sebentar ya, tante liat dulu keatas" katanya, cukup lama beliau diatas
"ini den, mungkin kamu bisa webcam sama oca via massanger saja, kalo telpon lebih mahal" kata nyokap oca
"oo iya tan, makasih ya, saya langsung pamit kalo gitu tan" kata gw, lalu gw pulang.

Besoknya gw langsung open chat sama oca di mess perusahaan gw,
"buzz" ketik gw
gw tunggu sekitar 10 menit akhirnya baru direspon
"iya say" jawabnya
"apa kabar ca" kata gw
"baiiiiiik, aku sudah denger kabar dari mama tentang kamu, selamet yaaa" kata oca
"ca, aku kangen, open cam yuk" ajak gw
"hmmm, nanti ya, lagi gak pake baju" katanya
"ngapain gak pake baju, pake gih biar bisa cam sama aku" jawab gw
"lagi males say, gerah" katanya
"ooo, yaudah" kata gw, sambil pasang emot sedih
"kok sedih say" katanya
"gak papa ca" jawab gw
"idih ngambekan sekarang, yaudah bentar ya aku pake baju dulu" katanya, gak lama muka dia sudah tampil dilayar laptop gw, dan suaranya nyaring terdengar
"sayaaaaaaaaaaaaaaang" teriak dia
"biasa aja terianya" kata gw sok cool
"ih kan gitu, udah ah matiin" katanya manyun
"iya iya, maaf" kata gw
sumpah, gw agak kaget liat oca, dia keliatan agak kurus, dan agak pucat
"kamu sakit ca" kata gw
"haaa, nggak ah" katanya lalu ngambil kaca dan ngaca
"kamu agak kurus dan pucat ca" kata gw
"ooo, cuma kurang tidur kayaknya say" kata oca
"ooo, istirahat say, jangan terlalu dipaksain" kata gw
"aku gak mau kalah sama kamu" katanya ketawa
"tapi tetep jaga kesehatan ya" kata gw
"iyaaa bawel" katanya
"sip" jawab gw
dia diam cukup lama,
"kenapa diem ca" kata gw
"diem dulu napa sih" katanya, lalu dia diem lagi, sekarang lebih lama
"ada apa sih" gw mulai gak sabar, dia masih diem
"aku lagi pengen liat muka kamu lama lama say" katanya, lalu kembali diem
"kamu keliatan berubah ya say" kata oca tiba tiba
"berubah gimana" kata gw
"kamu keliatan lebih dewasa" kata oca tersenyum
"kamu juga tambah cantik ca" kata gw
"makasih say" kata oca
"ca, kamu masih inget tantangan kamu sebelum pulang kemarin" tanya gw
"hmmm, masih say" kata gw, tiba tiba nada bicaranya berubah
"kenapa gitu responnya ca" tanya gw
"gak papa say, aku cuma takut kamu nagih janji aku" katanya
"kenapa takut, kan kamu bilang kapanpun aku siap kamu bersedia" kata gw
"iya say, aku ngomong gitu biar kamu lebih semangat kuliahnya" kata oca
"terus, kalau sekarang gimana ca" kata gw masih bingung
"yaudah, kamu fokus kerja aja dulu, nanti kita pikirin lagi" katanya tersenyum
"kamu gak ada masalah kan ca" kata gw
"gak ada den" katanya
"tapi kok kamu ngomong gitu" kata gw
"gak papa den, aku cuma ngerasa masih belum siap den" katanya
"hmmm, iya kalo gitu, aku gak bisa maksa" kata gw, sumpah saat itu gw bener bener down denger jawaban oca.
"kamu gak sedih kan say, aku gak mau liat kamu sedih" katanya
"iya ca" kata gw sambil tersenyum
"pokoknya sampai kapanpun jangan pernah sedih ya say, tenang saja sampai kapanpun aku sayang kamu kok" kata oca tersenyum manis
"aku juga sayang kamu ca, aku cuma agak kecewa, setelah aku sudah bisa mutusin buat milih malah respon kamu begitu" kata gw
"terima kasih ya say sudah milih aku, aku gak akan lupa itu, tapi aku masih belum siap say" katanya
"iya ca, aku akan tunggu, seperti kamu sudah nunggu aku" kata gw, sedih
"jangan sedih say, aku nangis nih" katanya sambil netesin air mata
"jangan nangis ca, kan aku sering bilang, aku gak bisa liat kamu nangis" kata gw, langsung ceria, dia hapus airmata dia.
"maaf ya say, maafin aku" katanya
"iya, tenang aja ca, aku tunggu ya" kata gw
"yaudah, udah dulu ya, aku mau istirahat dulu, ngantuk say" katanya
"iya, sehat sehat ya, jangan lupa istirahat" kata gw
"iya say, aku cinta kamu" katanya
"aku juga cinta kamu" kata gw, sebelum gw tutup, gw sempat liat oca masih nangis.

Selang beberapa hari gw coba hubungi oca, tapi gak pernah di respon, hampir sebulan gw coba tapi tetep gak di respon.
Sumaph saat itu gw bingung sama oca, ada apa dengan dia.
Gw sudah coba ke rumahnya, tapi nyokapnya gak tau, setau dia oca masih sibuk kuliah biar cepet selesai.
Gw selalu berdo'a semoga gak terjadi apa apa sama oca.


EmoticonEmoticon