Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 66 )

Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 66 )

Setelah oliv pulang gw langsung kembali kekamar, andi sudah pules tidurnya. Laptopnya masih nyala, dilayar laptopnya masih terlihat akun nya oliv. Gw buka akunnya, gw pihat semua foto fotonya, semuanya foto dia sendiri, ada juga foto saat dia SMA jaman dulu kamera belum seperti sekarang, HP paling canggih Noki' 6600 jadi gambarnya agak burem, tapi didalem foto itu gw bisa liat oliv sama temen temennya pake putih abu - abu, wajahnya gak banyak berubah sampai saat ini, masih terlihat cantik, walau sekarang agak lebih feminim.

Gw bangun subuh "ndi, mau subuh banreng gak" kata gw sambil bangunin andi
"hmmm, lo sendiri aja" katanya dengan mata masih terpejam dan suara gak jelas.
Setelah subuh gw langsung mandi, gw buka jendela kamar hotel, memang saat ini kalau mau hirup udara seger Jakarta, sejuk. 
Setelah sarapan sama andi, andi kembali ke tempat kerjanya, gw balik ke kantor, tiba tiba ada sms masuk.
"nanti makan siang bareng yuk" sms dari oliv, semalem kita sempat tukeran nomor hp.
"ok, dimana" bales gw
"Nanti ketemuan di FX bisa, kebetulan aku lagi didaerah itu" sms oliv
"sip, nanti aku kesana" bales gw
"see you" balesnya
"see you" jawab gw

Siangnya gw langsung ke tempat yang dituju, sesampainya disana gw sms oliv
"dimana, aku sudah di FX" ketik gw
"udah didalem, lagi parkir" balesnya
Gak lama dia telpon, "kamu dimana" katanya
"di lantai dasar deket eskalator" jawab gw
"ooo, iya aku udah bisa liat arah jam 3 kamu" katanya, gw langsung ngeliat kekanan, oliv ngelambai ke gw.
Dia pake rok kerja sedikit diatas lutut, pake heels yang otomatis ngeliatin kakinya yang putih muluh, denga atasan sederhana warna krem, dia terlihat lebih anggun.
Dia senyum "sorry ya lama, susah cari parkir" katanya 
"gak papa" jawab gw "mau makan dimana" tanya gw
"kesana aja yuk, kayaknya enak" kata oliv, dia nunjuk salah satu restoran, gw setuju
Setelah masuk lalu oliv pesen beberapa makanan
"aku udah pesen makanan den, kamu mau minum apa" tanya nya
"biasa liv" kata gw
"ooo, iya, es teh manis mbak" kata oliv ngomong ke pelayannya, dia masih belum lupa kebiasan gw
"kamu gak berubah ya, minumnya itu itu terus" kata oliv
"seger, kamu juga gak pernah lupa" kata gw, dia tersenyum
"udah lama banget ya" kata oliv
"apanya" tanya gw


"ketemu kamu" jawab oliv "terakhir 2005 pas kamu ke jogja" lanjut oliv
"iya ya, gak berasa udah 6 tahun" kata gw
"semalem aku gak bisa tidur tau" kat aoliv manja
"kenapa? insomnia" jawab gw cuek
"ihhh dia mah, aku masih gak nyangka bisa ketemu kamu disini" kata oliv
"oooo" jawab gw
"kok ooo doang, emang kamu gak eneng ketemu aku" tanya nya
"hmm gimana ya, biasa aja" kata gw nyengir
"ih jahat" katanya, mulutnya udah manyun
"kamu gak berubah liv, ngambekan" kata gw
"kamu juga, tengil" jawab oliv, kita ketawa.
Sambil makan kita ngobrol seru, kebanyakan dia yang tanya tentang gw, setelah gw balik ke palembang, sayang waktunya gak cukup, istirahat cuma satu jam.
"eh liv, aku harus balik lagi ke kantor, mesti lanjut meetingnya" kata gw
"oooh iya, nanti malem aku jemput ke hotel ya, kita jalan jalan, aku masih kangen" kata oliv, 
"sip, kabari aja kalo sudah mau jalan biar aku bisa siap siap" jawab gw

Malemnya oliv bener bener datang, dia ngajak gw keliling jakarta,
"kita makan dulu yuk" ajak gw
"oke, makan seafood enak kayaknya" kata oliv
"aku ikut aja" jawab gw, oliv arahin mobilnya kearah muara karang
Sekitar 30 menit kita sudah sampe
"aku biasanya sama temen temen kantor suka makan disini, enak den" kata oliv
"kalo laper semuanya enak liv" kata gw nyengir.
Sambil makan oliv kembali nanyain tentang gw, gw cerita semuanya, termasuk tentang desi, fitri dan sari.
"banyak banget cewek yang deket sama kamu, aku cemburu" kata oliv senyum
"cemburu kenapa" kata gw
"cemburu sama mereka, mereka bisa deket sama kamu" kata oliv
"yah salah sendiri kamunya jauh"jawab gw
"hmmm, tapi aku gak yakin yang kamu sama desi, masak kamu bisa nahan" katanya 


"emang udah berapa lama kita kenal liv, tidur bareng juga kita udah sering, tapi pernah gak aku ngapa2in kamu" kata gw, dia tersenyum
"itu salah satu alesan aku sayang kamu den, kamu perlakukan semua perempuan dengan terhormat" kata oliv "dan itu juga yang mungkin bikin cewek cewek yang deket sama kamu jadi suka sama kamu" lanjut oliv
"gini liv, aku punya 2 adek perempuan, aku gak mau mereka diapa apain oleh cowok, makanya gw gak akan pernah ngapa-ngapin cewek" kata gw, oliv tersenyum, kita lanjut makan sambil ngobrol tentang keusilan kita pas SMA, tingkah tingkah bodoh kita, kita tertawa semalaman.
Oliv nganter gw balik ke hotel lagi, dimobil dia ngomong ke gw


"Den, besok aku gak bisa nemenin kamu" katanya sedih
"ooo,kenapa emangnya" kata gw
"aku dinas ke surabaya" kata oliv
"ooo, iya gak papa, ada andi, nanti aku minta dia temenin aku" jawab gw
"tapi aku masih pengen lama lama sama kamu" katanya 
"yah, gak papa, kerjaan lebih penting liv" kata gw "lagian kan kita masih bisa komunikasi" lanjut gw nenangin dia 
"yakin ya, kamu bakal sering telon aku" katanya
"iya" jawab gw
"pokoknya sehari tiap 2 jam wajib telpon atau sms" katanya
"kalo gitu kapan bisa kerjanya liv" jawab gw
"aku gak mau tau, haruus" katanya, matanya melotot, gw tau kalo oliv udah gini gw gak bisa ngapa2in lagi.
"iya iya, tiap 3 jam aja ya" kata gw
"gak ada tawar menawar, dikira dipasar apa bisa nawar" katanya cemberut
"iya bawel" kata gw, dia senyum
"makasih sayang" katanya, gw senyum miris. Gila masih belum berubah kelakuannya.

Sesampainya dihotel, gw langsung rebahan, gw bener bener capek hari ini.
Sekitar setengah jam hp gw bunyi, Oliv.
"aku sudah sampe rumah ya, kamu istirahat yang banyak, jangan tidur malem malem, inget sholat siya dulu" katanya nyerocos.
"iya nyonya besar" jawab gw
"sip, bagus, harus nurut ya" katanya ketawa

Besoknya gw dapet kabar dari oliv kalo dia sudah di surabaya, dia berangkat pake penerbangan pertama kesana, entah kapan ya bisa ketemu langsung sama dia pikir gw.
Gw telpon andi
"bro, lo habis jum'at ada kerjaan gak" kata gw
"gak ada, palinga dikantor doang" katanya
"bisa cabut gak" kata gw
"bisa, mau kemana?" katanya
"temenin gw jalan jalan" kata gw
"siap komandan" katanya

Habis jum'atan andi langsung jemput gw, kebetulan seharusnya gw setelah jumatan langusng balik, cuma gw minta rubah schedule pesawatnya, gw minta untuk tiket pulangnya di open saja, jadi kapanpun gw mau balik tinggal check in.
"mau kemana kita" kata andi
"Glodok yu" kata gw
"mau ngapain? cari bokep" katanya
"emang gw elu ndi, gw mau ketempat dulu gw kerja" kata gw
"oooo, iya iya" katanya. Andi pacu mobilnya ke daerah glodok, setelah dapet parkir gw langsung jalan
Gw liat gak banyak berubah semenjak gw udah gak disini lagi, toko toko nya juga masih toko toko yang lama, gw masuk kedalem gw masih bisa liat tempat diaman gw bisa duduk sambil makan nasi bungkus, tumpukan kardus tempat dulu gw suka tiduran juga masih ada, pas sudah sampai ditoko tempat gw dulu kerja gw liat tokonya tutup. gw tanya ke toko sebelah.
"siang ko, masih inget saya" kata gw, ngomong ke penjaga toko sebelah
"lu deni kan, yang dulu kerja disebelah" katanya
"iya koh, apa kabar ko" kata gw
"baik baik, lu gimana, kayaknya makis sehat aja lu" katanya
"saya baik koh, mau tanya koh, toko sebelah kok tutup ya" kata gw
"ooo, mereka pindah den, sudah 3 tahunan" katanya
"pindah kemana ko" tanya gw
"wah kalo itu gua kurang tau den, yang pasti usahanya maju pesat jadi toko ini terlalu kecil, usahanya udah main kelas besar, jadi gak mungkin nerima tamunya ditoko, makanya mereka cari tempat yang lebih besar" katanya
"ooo, tapi gudangnya masih dideket sini kan" tanya gw lagi,
"udah nggak, gak bakalan muat gudang yang sekarang" katanya
"oo, gitu, kalo gitu saya pamit dulu koh" kata gw
"iya, iya, ati ati lo dijalan" katanya
"iya koh" jawba gw.



Lalu gw sama andi kembali keparkiran, sebelum pulang gw sempatin makan soto favorit gw disana, ternyata yang jual masih orang yang sama.
"jadi gimana den" kata andi, setelah selesai makan
"ke rumah nya aja langsung, gw masih inget" kata gw
"daerah mana" tanya andi
"gading" jawab gw
"Oke meluncur" katanya nyengir
Setelah masuk ke area perumahannya gw masih lupa lupa inget rumah santi, 
"kayaknya yang itu" kata gw
"yakin lo," katanya
"iya yakin gw, gw inget" kata gw,
Lalu andi parkir mobilnya didepan rumah santi.
Gw turun, gw tekan bel rumahnya, ada yang keluar, perempuan, tapi gw gak tau siapa perempuan ini.
"cari siapa mas" tanya nya
"saya cari santi mbak, apa santi ada dirumah" tanya gw, perempuan itu seperti mikir mikir,
"maaf mas, saya kurang tau, kita baru juga tinggal disini, baru 2 tahunan, penghuni lama sudah pindah" kata perempuan itu.
"ooo, mbak tau pindah kemana?" kata gw
"wah klo itu kurang tau mas" katanya
"baikla kalo gitu, saya permisi dulu mbak" kata gw
"iya mas" jawabnya, lalu dia kembali kedalam, dan gw kembali ke mobil andi.
"gimana ada?" tanya andi
"udah pindah" katanya
"wadooh, lagian lo mau ngapain sih" kata andi
"sekedar silaturahmi ndi, kalo gak ada keluarga ini, mungkin gw udah gak tau jadi apa disini ndi" kata gw
"hmmm iya juga ya, mereka keluarga yang baik ya den" kata andi
"iya ndi" kata gw
"terus kemana kita?" tanya andi
"balik ke hotel aja ndi, gw mau packing, terus ke bandara" kata gw
"langsung mau balik ya" katanya
"iya, mau ngapain lagi lama lama ndi" kata gw
"yaah, gak kangen sama gw lo den" katanya
"najis, lo kira gw homo" kata gw ketawa
"sialan lo" katanya ikut ketawa.


Hari itu gw kembali ke Palembang, gw seneng karena gw bisa ketemu oliv, tapi gw kecewa karena gak bisa ketemu santi dan keluarga.
Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 65 )

Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 65 )

Setelah pemakaman, gw langsung balik ke rumah, perasaan gw saat itu bener bener gak menentu, entah kenapa gw masih gak percaya, Andi ikut nemenin gw balik ke rumah, entah sudah berapa kali dia kasih semangat ke gw, tapi kuping gw seolah olah gak otomatis gak mau denger kalimat itu.
Mungkin karena bosen terus terusan gw acuhin akhirnya dia balik. Gw sengaja ambil cuti kerja, orang kantor mengerti karena percuma gw kerja kalau pikiran gw gak konsentrasi sama kerjaan.
3 hari gw gak bisa diganggu, emak dan adek adek gw juga sepertinya mengerti sama keadaan gw.


Andi datang lagi ke rumah gw,
"bro, gimana lo" kata andi, gw cuekin dia
"lo gak bisa gini terus den, lo harus kuat" kata andi, gw masih diem.
"gw besok sudah mesti balik, gw udah cuti kelamaan" katanya, gw masih saja diem
"lo inget ya den, oca gak akan seneng liat lo kayak gini, lo harus ikhlasin dia, tuhan lebih sayang sama dia" kata andi
"Kalo tuhan sayang, kenapa dia panggil oca cepet banget ndi" tiba tiba gw ngomong
"kalo tuhan sayang, seharusnya dia kasih waktu sedikit lagi buat oca, biar dia bisa bahagia" lanjut gw
"semua sudah ada takdirnya den, lo gak bisa nyalahin tuhan, dosa" kata andi, gw kembali diem, emosi gw bener bener labil saat itu.
"yaudah, gw pamit ya bro, gw balik ke jakarta" kata andi,
"iya, ati ati dijalan ndi, makasih sudah nemenin gw" jawab gw, dia senyum

Hampir sebulan gw bener bener masih belum bisa lepas oca dengan ikhlas, kerjaan gw semuanya berantakan, pola hidup gw kacau banget.
"kamu masih belum bisa lupain oca nak" kata emak, gw cuma geleng
"hmm, kamu harus ikhlasin, biar oca tenang disana" kata emak, gw diem aja
"oca pasti sedih liat kamu gini nak, liat tuh celana sudah kegedean semua" katanya, berat badan gw turun drastis saat itu.
"emak dulu juga kayak kamu nak, waktu Bapakmu meninggal, emak gak tau harus ngapain, emak bingung bagaimana emak bisa hidup tanpa Bapakmu. Untung emak ada kalian, kalian yang selalu buat emak semangat" kata emak.
"Deni juga gak tau mak harus ngapain sekarang, oca gini gara gara deni mak, dia maksain kondisi dia cuma buat deni, sedangkan deni gak pernah kasih apa apa ke dia" kata gw
"kamu salah nak, kamu sudah beri dia kebahagiaan, mamanya cerita sama emak, oca bener bener seneng pas kamu lamar dia, mama oca gak pernah liat oca segembira itu, lalu malem sebelum dia meninggal, dia bilang ke mama nya kalo dia sudah ikhlas untuk dijempur sekarang" kata emak, "sekarang tinggal kamu, kalo kamu gak ikhla kasian oca disana, dia gak akan bisa tenang" kata emak, gw renungi semua ucapan emak, gw akan coba ikhlasin oca.

Ternyata tidak mudah, hampir 4 bulan gw masih sering keinget dia, walau gw sudah bisa kerja seperti biasa, tapi tetep masih ada bayang bayang oca dipikiran gw
Walaupun oca sudah gak ada gw masih sering main ke rumahnya, sekedar silaturahmi, gw juga sudah dianggap anak sendiri sama mereka.
Malah mama oca pernah nyuruh gw untuk sekali sekali tinggal dirumahnya. Tapi gw tolak dengan halus, yang ada gw malah gak bisa lupain oca.

Masuk ke bulan November, gw sudah kembali jadi deni yang biasanya, gw sudah bisa kembali tertawa, seneng seneng sama temen.
Gw dapet dinas ke Jakarta untuk datang ke Head office kami.
Sesampai di Jakarta gw kontak andi, 
"bro dimana lo" kata gw ke andi
"gw masih dikantor, masih banyak kerjaan" kata andi
"gw dijakarta bro, tar malem ada kerjaan gak" kata gw
"serius lo, gak adalah, lo nginep dimana, nanti gw kesana" kata gw
"gw di Sahid" jawab gw "oke gw tunggu ya" lanjut gw

Malemnya andi bener bener dateng, gw sudah nunggu di lobby
"lo kapan sampe" katanya
"malem kemaren" kata gw
"berapa hari?" tanya andi
"4 hari" kata gw
"bagus deh, lumayan la" kata gw
"iya sekalian gw pengen weekend disini" kata gw " lo temenin gw ya" lanjut gw
"tenang bro, buat lo waktu gw selalu ada" katanya
"sip, gw laper ndi, cari makan yuk, yang enak" kata gw
"iya gw juga laper, yuk cari makan dulu" kata andi
"pokoknya gw mau makan ditempat yang enak" kata gw
"gampang" katanya
Gw sama andi pergi naik mobil kantor andi
"mau makan apa kita" tanya gw
"makan nasi goreng kambing di daerah kebon sirih aja bro, dijamin enak" kata andi
"gw ikut aja, kalo gak enak awas ya" jawab gw
Andi nyengir nyengir
"eh den, lo gimana sudah bisa lupain oca" kata andi
"kalo lupa sih gak mungkin ndi, yah minimal gw sudah ikhlas dia pergi" kata gw


"ooo bagus deh, gimana sudah dapet gantinya" tanya andi
"halah, gw males cari cari" kata gw
"kalo gw sih yakin lo pasti gampang dapet ganti oca" kata andi, gw cuma tersenym
"lo sudah pernah kontak oliv belum" tiba tiba andi nanyain oliv
"gak tau ndi, lost kontak" kata gw
"lo ada facebook gak sih den" katanya
"gak ada males gw, ribet kerjaan" jawab gw
"buat gih, disalah satu pertemanan gw ada oliv tuh" kata andi
"nantilah kalo sempat" kata gw
"idih gampang bganet bro, gak sampe 5 menit, bikin ya, balik darisini gw temenin bikin, gw bawa laptop" kata andi
"terserah lo aja" kata gw, padahal didalem hati gw, gw penasaran pengen liat oliv.
Sesampai di kebun sirih, gila ditempat makan rame banget, padahal tempatnya biasa dipinggi jalan, tapi yang ngantri kayak apaan aja, tapi sesuai sih, nasi gorengnya emang enak, gak pelit sama kambing, banyak banget.

Setelah makan, kita balik ke hotel, andi ikut kekamar, 
"Gila lo, kamar lo gede banget, emang room rate lo berapa sih dikasih kantor" kata andi
"gak tau, gw mah ikut aja, dikasih apa aja hayo, mau dimana aja gak masalah" kata gw
"gila, enak bener lo" kata andi
Lalu dia buka tas dia, dan keluarin laptopnya, setelah koneksi terhubung dia langsung browsing, dan langsung buka facebook.
"nih liat den, nih oliv" katanya sambil menghampiri gw yang lagi rebahan diranjang.
Dia kasih liat ke gw facebooknya oliv, ternyata dia gak banyak berubah, masih seperti oliv yang dulu cuma beda dipotongan rambut, sekarang rambutnya diurai.
"tuh kan dia tambah cantik" kata andi
"yah lumayanlah" jawab gw


"nih gw liat relationshipnya ya" kata andi "Single den" lanjut andi
"terus kenapa?" kata gw
"yah lo, lo dketein lagi gih, buat gantiin oca" kata andi
"nanti lah ndi, gw masih belom bisa" jawab gw
"ih lo den, bego" kata andi, lalu dia kirim pesen ke oliv.
"halloooo buk" ketik andi
cukup lama kita tunggu responnya,
"udahlah ndi, gak usah repot repot nanti juga kalo gw mau gw bisa kok" kata gw, kembali rebahan
"den.. den... liat den, dibales" kata andi, gw semangat langsung bangun, gw baca jawaban oliv
"Lo Andi kan, apa kabar lo" jawabnya
"iya gw andi, baik liv, lo gimana?" ketik andi,
"Gw baik ndi, sekarang dimana lo?" jawab oliv
"di Jakarta, lo dimana, masih di jogja" kata andi
"wuih sama ndi, gw juga di Jakarta, gw kerja disini sekarang setelah selesai kuliah" kata oliv, jantung gw berdegup kenceng malam itu.


"serius lo, ketemuan yuk" kata andi
"bener ndi, ngapain gw bohong" kata oliv
"tinggal dimana?" kata andi
"kemayoran ndi, lo" jawab oliv
"Cempaka putih" kata andi 
"ooooh, eh ndi, kabar temen lo gimana" tanya oliv, sudah pasti pertanyaannya adalah nanyain gw
"dia tidur" jawab andi, andi ngedipin mata ke gw, gw senyum saja
"tidur? maksudnya, deni kenapa" kata oliv
"iya tidur nih disamping gw" kata andi
"dia lagi dijakarta juga ndi?" kata oliv
"iya, gw lagi dihotel, deni lagi dinas disini" kata andi
"oo, hotel mana?" tanya oliv
"sahid" kata andi
"sahid yang di sudirman?" kata oliv
"yup anda benar" jawab andi,


Cukup lama oliv gak jawab.
"kok gak dijawab jawab ya den" kata andi bingung
"dia tidur, capek kerja bego" kata gw
ANdi kayaknya kecewa, "den gw nginep sini ya, males balik ke kost" kata andi
"yah terserah lo aja" kata gw, gw masih ngebayangin ternyata oliv gak jauh, dia ada disini, kemayoran - sudirman gak jauh, paling lama 20 menit sampe pikir gw, kemayoran luas, kalaupun gw kesana mau cari dimana, lagian tadi andi gak tanya detailnya.
Gw masih rebahan ketika telpon kamar gw bunyi,
"yah halo" kata gw
"maaf pak, dibawah ada tamu bapak ingin bertemu, benar sudah ada janji dengan bapak" kata resepsionis bawah, gw langsng mikir, jangan jangan oliv yang kesini


"siapa ya mbak?" tanya gw
"Ibu Oliv pak" katanya, gw bingung antara seneng dan salah tingkah
"bagaimana pak mau diterima" katanya
"eh maaf mbak, tolong disampein aja nanti saya kebawah" kata gw
"baik pak" lalu panggilan terputus
"siapa den" kata andi
"Oliv ndi" jawab gw
"dia kesini den, serius lo" kata andi
"serius bego" kata gw "mau ikut kebawah gak?" tanya gw
"hmmm, gak usah deh, lo aja, gw capek" kata andi
Gw langsung turun kebawah, kaki gw gemeter ketika keluar dari lift, jantung gw deg degan, gw langsung kearah resepsionis, 
Duduk di lobby hotel, perempuan dengan rambut berombak terurai dengan kacamata khasnya menatap gw, dia tersenyum dan langsung berdiri
Gw samperin dia, dia tersenyum lebar.


"hai, liv" kata gw canggung
"hai" jawabnya
"lama nunggunya" kata gw
"gak juga" jawabnya "duduk yuk, pegel" kata oliv
"ohhh iya, sorry" kata gw
"kamu apa kabar den" katanya
"baik, klo kmu liv" jawab gw, 
"yah gak pernah sebaik ini" katanya
Sumpah gw bener bener bingung mau ngomong apaan, lidah gw seperi berat buat ngomong, mulut gw seperti gak mau kebuka. Dia juga gitu.
"keluarga gimana liv, masih di jogja" tanya gw
"sehat semua, masih di jogja" jawab oliv "emak sama adek2 sehat den" katanya


"sehat semua, indah sudah kuliah sekarang" kata gw
"ooo,, kamu berapa hari disini" tanya oliv
"4 hari, weekend aku masih disini" jawab gw
"hmm, kamu bener bener berubah den" kata oliv
"berubah gimana" kata gw
"berubah semuanya, lebih dewasa" kata oliv
"oh ya, kamu juga berubah" kata gw "makin cantik" entah kata kata itu keluar dari mulut gw
"kamu bisa aja" katanya, dia tersenyum malu
"kamu sudah makan" kata gw basa basi
"sudah tadi, pas andi kirim pesen aku baru selesai makan, kamu" katanya
"ooh, sudah tadi sama andi" jawab gw, kita kembali diem.
"deni apakabarnya liv" kata gw
"kita sudah gak berhubungan lagi den" kata oliv
"ooo, sorry" kata gw 
"gak papa, santai aja, udah lama juga" kata oliv
"emang kenapa? kok bisa, kalian kayaknya cocok" kata gw, muka oliv berubah
"dia gak suka aku kerja disini, kita ribut, terus pisah" kata oliv
"oooo" kata gw
"aku sudah denger kabar oca den, kamu yang kuat ya" kata oliv, gw kaget denger dia bahas oca
"oh ya, kamu tau darimana" tanya gw
"tekhnologi den, anak anak share beritanya di FB" kata oliv
"oooo, iya dia sudah gak ada" kata gw
"jadi kamu sudah bisa milih nih" tiba tiba oliv nanya gitu
"maksudnya" kata gw


"aku tau den, sebelum oca pergi kalian sudah mau nikah" kata oliv
"ooh, iya liv" jawab gw
"kamu sayang banget ya sama dia" kata oliv
"iya liv, dia segalanya" kata gw
"ooo, terus perasaan kamu ke aku gimana sekarang, masih kayak dulu?" kata oliv
"hmmm, gimana ya liv, jujur aku masih sayang sama kamu, sayang yang sama, cuma oca selalu ada buat aku, banyak yang dia korbanin liv" kata gw
"iya den, aku ngerti, mungkin kalo aku diposisi yang sama, aku bakal ngelakuin hal yang sama" kata oliv
gw cerita tentang penyakit oca, penyebab sakitnya oca, apa yang sudah dia lakuakn buat gw, semuanya gw ceritain gak ada yang gw kurangi, oliv nangis denger semua cerita gw, entah berapa banyak tissue yang dia pake.
"Dia sangat kuat ya den" kata oliv ketika gw sudah selesai cerita
"beda banget sama aku, pengorbanan dia buat kamu gak akan bisa aku saingi, aku baru pisah sebentar sama kamu, sudah ada cowok lain" kata oliv matanya bengkak "boro boro mau kayak oca, kamu beruntung bisa punya orang seperti oca den" kata oliv


"yah semua ada jalannya liv" kata gw, gw terdiam, oliv juga terdiam.
"liv, udah malem, kamu gak mau pulang, atau mau nginep disini, dikamar juga ada andi, nanti aku pesen ekstra bed" kata gw
"oh iya den, gak usah aku balik aja, nanti aku main lagi kesini ya, aku masih kangen" kata oliv
"siap, kamu naik apa kesini" kata gw
"taxi" jawabnya
Gw anter dia sampe ke depan, kita nunggu sekitar 5 menit taxi langsung dateng.
"see you tommorow den" kata oliv, dia tersenyum, mata nya membengkak.
"yup, ati ati dijalan liv" kata gw
Lalu dia meluncur pergi.
Entah takdir kanh, atau jodohkan kita masih bisa ketemu disini.

Dia.. Dia.. Dia... Sempurna... ( Part 64 )

Sejak kejadian malam itu, keseharian gw lebih banyak dirumah oca, gw berangkat kerja subuh, perjalanan 2 jam lebih, sore gw langsung balik lagi.
Gw sudah cerita sama emak tentang kondisi oca, tentang lamaran gw malam itu, emak selalu support apapun jalan yang bakal ane tempuh.
"kalo kamu memang sudah bulat, mak pasti dukung nak" kata emak, ketika gw cerita tentang oca
"Makasih mak" kata gw
"nanti emak akan ajak beberapa tetangga disini untuk dateng ke rumah oca, kita orang timur nak, ada tata cara yang bener untuk melamar anak orang" kata emak tersenyum, gw cuma nyengir malu malu. Memang biasanya budaya di Palembang, butuh beberapa kali pertemuan orang tua untuk lanjut ke prosesi lamaran, biasanya hampir 4 kali pertemuan.



Yang pertama adalah perkenalan orang tua, kedua Melamar, ketiga mendengar jawaban dari pihak perempuan dan keempat menentukan tanggal.
Nah karena malam itu gw sudah lompati 3 tahap pertama, jadi rencana emak bakal ngajak beberapa orang yang dianggap dituakan dikampung gw buat langsung mutusin tanggal. Gw udah pesen sama emak, kalo bisa gak perlu lama lama.
Tepat seminggu setelah kejadian itu, tepatnya malam minggu tanggal 5 Maret 2011, gw ajak emak, adek-adek gw dan beberapa tetangga untuk ke rumah oca.
Sesampainya disana kita disambut oleh keluarga oca dan ada beberapa tetangga mereka.
Acarapun dimulai, setelah sedikit perdebatan akhirnya ditentukannla waktu 2 bulan dari sekarang tepatnya tanggal hari jumat tanggal 6 mei 2011 untuk akad dan Hari minggu 8 Mei 2011 Untuk resepsi.

Hampir satu bulan waktu gw bener bener padet, untuk mengurus segala keperluan acara nanti, dari undangan, sewa gedung (terus terang untuk waktu yang mepet sangat sulit mencari gedung yang available) untung gw banyak kenalan waktu maish kerja di restoran dulu jadi semuanya bisa mereka bantu. Setelah semuanya beres gw bener bener lega.

"Sayang gimana persiapannya" kata oca
"sudah 90% " jawab gw, sambil baringan dikursi kamar oca, dan duduk bersandar ditempat tidurnya
"maaf ya say, aku gak bisa bantuin" kata oca
"gak papa sayang, lagian aku juga banyak dibantu temen temen" kata gw
"kamu pasti capek banget, tiap hari Pulang pergi dari tempat kerja ke sini" katanya
"nggak kok, kalo sudah liat kamu capeknya ilang" kata gw ketawa,
"bisanya gombal ah" kata oca senyum
"sayang, sini dong, deket deket aku" kata oca, nyuruh gw naik ke tempat tidurnya
gw ikutin permintaanya
"sini baringan disini" kata oca sambil nyuruh gw letakin kepala gw di pahanya, gw ikutin, dia pijet kepala gw, enak banget, mata gw terpejam.
"sayang, kamu kok masih mau nikah sama aku" kata oca, pertanyaan yang paling benci gw denger, hampir tiap hari nanya pertanyaan yang sama
"udah ah sayang, jangan dibahas lagi, aku sudah sering jawab dan jawabanku tetep sama, karena aku sayang kamu" kata gw agak sewot.
"yeee, gitu aja sewot, aku cuma mau mastiin, takutnya kamu berubah pikiran" kata oca
"tapi kalo kamu mau berubah pikiran juga gak papa" katanya senyum
"kok kamu ngomong gitu sih, udah ah males bahasnya" kata gw kembali terpejam.
"iya maaf" katanya, cukup lama dia diem, gw masih terpejam.
"sayang, nanti undangan kapan bakal disebar" tanya oca
"mungkin 2 minggu sebelum acara ca, kan bisasanya juga gitu" kata gw
"oooo, undangannya bagus ya" kata oca, sambil liat liat undangan yang sudah gw cetak
"iyalah, eh ca, kemaren gimana pas fitting nya? ada masalah" kata gw
"gak ada kok, lancar, tapi den nanti pas resepsi aku gak kuat berdiri lama" kata oca
"iya gak papa, kamu duduk aja" kata gw
"tapi kan aku mau nari buat kamu" kata oca, untuk adat palembang biasanya pada saat resepsi ada satu sesi dimana mempelai perempuan bakal nari untuk mempelai laki laki.
"gak usah dipaksain ca, dari SMA aku udah sering liat kamu joget joget" kata gw ketawa


"hmmm kan beda sayaang, ini itu tarian spesial" katanya manja
"yah nanti liat kondisi kamu ya" kat gw, dia senyum semangat
"kamu kapan bakal periksa lagi" kata gw
"mungkin seminggu lagi say" kata oca
"emang gimana perkembangannya" kata gw
"kata dokter rencananya usus yang ada tumornya bakal dipotong" kata oca
"ooo, yah baguslah, semoga kamu bisa sehat ya" kata gw
"aaamiiin sayang, aku pengen cepet sembuh biar bisa urus kamu" kata oca
"jangan dipaksain, aku bisa urus sendiri kok" kata gw
"jangan gitu, suami itu ladang pahala istri, kamu mau pahala ku gak ada" kata oca, gw tersenyum liat semangat dia, jujur dia jauh lebih semangat setelah kejadian malam itu.
"Sayang, nanti kita bulan madunya kemana?" tanya oca
"kamu maunya kemana, aku ikut aja" kata gw
"kemana ya, kalo bali terlalu biasa, aku pengen yang gak biasa" kata oca
"hmmm. kemana ya" kata gw mikir mikir
"Gimana kalo ke maladewa, pantainya bagus sayang" kata oca
"oh ya, masak" kata gw
"iya, aku pernah baca baca, pantainya bersih banget, terus dipinggiran pantai ada resort model kayak rumah panggung gitu, jadi begitu buka jendela langsung liat laut" kata oca



"yaudah, nanti aku coba cari informasi dulu ya" kata gw "kamu juga harus cepet sehat biar nanti bisa pergi bulan madu, tapi klo kondisi kamu gak memungkinkan mendingan bulan madu disini aja" lanjut gw
"hehehe iya sayang, makasih ya" katanya, gw senyum, 

Seminggu kemudian oca kembali periksa kondisi dia, gw gak bisa nemenin karena gw harus kerja, dia ditemenin oleh orang tuanya.
Tiba tiba HP gw berdering, gw liat dari tampilannya oca yang telpon
"ya sayang, gimana hasil pemeriksaanya" kata gw takut ada masalah yang gawat
"gini sayang, kata dokter aku harus langsung operasi, mereka takut semakin menyebar" kata oca, dari cara bicaranya gw tau oca habis nangis
"yaudah, kapan rencananya" kata gw
"malem ini, mama sama papa sudah setuju dan mereka sudah daftar ke rumah sakit untuk oeprasii, tapi aku takut sayang" katanya nada suaranya sedih
"gak perlu takut sayang, yang penting kondisi kamu sehat: kata gw
"kamu bakal temenin aku kan?" katanya, 
"aku pasti temenin, habis ini aku langsung meluncur ke rumah sakit" jawab gw
"kamu semangat ya sayang" kata gw
Setelah mendengar informasi dari oca, gw langsung izin untuk pulang lebih awal, gw langsung kebut motor gw menuju rumah sakit.
Sesampainya disana gw langsung kekamar tempat oca dirawat, didalemnya ada mama sama papa oca, dan oca masih terbaring ditempat tidur
"gimana oca om?" tanya gw
"baru selesai di anestesi, kayaknya baru mulai bereaksi" kata papa oca, gw liat mata oca sudah sangat berat.
Sekitar 15 menit akhirnya oca mulai dibawa ke ruangan operasi.

Papa dan mama oca nunggu didepan ruang operasi, gw lebih milih nunggu di mushola rumah sakit, gw berdo'a meminta kemudahan dan kesembuhan untuk oca. Sekitar 1 jam akhirnya operasi selesai, papa oca manggil gw dimushola,
"gimana om operasinya" kata gw
"operasinya sudah selesai, tapi oca masih belum sadar, mendingan kita temui dokternya dulu" kata papa oca
gw, mama sama papa oca langsung menuju ke ruangan dokter, kita bertiga duduk dikursi didepan meja dokter.
"maaf sebelumnya, mas ini siapanya pasien" kata dokter, bertanya tentang saya
"dia calon suaminya dok, saya yang minta dia ikut kesini" kata papa oca
"ooh baiklah, begini Bapak Ibu, kita sudah berusaha untuk angkat semua tumornya, tetapi mohon maaf pak, tumornya sudah menyebar ke seluruh usus besar pasien, seharusnya dari awal kita langsung operasi" kata dokter
"iya dok, waktu di australi kita sudah ajukan operasi, tapi anak saya selalu menolak, malah terakhir dia lebih memilih dirawat disini" kata papa oca, gw liat mama oca sudah nangis. Gw akan bener bener merasa bersalah kalau oca sampai kenapa napa, dia pulang kesini karena cuma pengen liat gw, semuanya salah gw, pikir gw, kalo ada orang yang paling bertanggung jawab akan oca itu gw.


"jadi bagaimana nasib anak saya dok" kata mama oca, suaranya terbata bata, 
"mohon maaf bu, kita sudah berusaha, kita tinggal berdo'a sama tuhan karena semuanya adalah kuasanya" kata dokter, mendengar jawaban itu, papa dan mama oca saling berpelukan, air mata gw netes, gw gak sanggup angkat kepala gw, gw gak tau harus ngomong apa.
"jadi berapa lama lagi umur anak saya dok" kata papa oca
"paling beberapa bulan lagi sampai semua tumor menyebar pak" kata dokter, "mohon maaf pak, saya harus menyampaikan semua kebenarannya" kata dokter
"iya dok, terima kasih banyak" kata papa oca,



Lalu kita beranjak, dari ruangan dokter dan langsung menuju kamar oca.
Oca masih tertidur, kita bertiga semua diam, mama oca duduk disamping oca, papanya duduk di sofa yang ada dikamar, gw duduk disamping papa oca.
"den, sebelum semuanya terlambat, apakah kamu gak mau mundur" kata papa oca, gw kaget denger ucapan papa oca
"maaf om, saya gak akan batalin semuanya" kata gw
"tapi kamu sudah denger sendiri vonis dokter" kata papa oca
"saya gak perduli apa kata dokter" kata gw
"tapi saya perduli, saya gak mau kamu menyesal" kata papa oca
"Saya gak akam menyesal om" kata gw "dan tolong om, jangan ambil kebahagiaan terakhir oca" kata gw, mata gw berair, gw liat mata papa oca juga sudah basah
"maafin saya den, saya sudah minta hal yang gak mungkin" kata papa oca
Gw cuma diem, gw menatap oca dia terlelap sangat nyenyak.
Cukup lama gw terdiam, gw pamit sama orang tua oca, oca masih tidur, efek bius kayaknya belum hilang.

Besok malem gw kembali ke rumah sakit, gw liat dia sudah sadar, tatapan matanya kosong, orang tuanya duduk disofa, mereka terliat bener bener capek.
"hai sayang" kata gw
"hei" oca langsung senyum
"putri tidur sudah bangun ternyata" kata gw
"mau tidur lagi ah, nunggu dicium dulu baru bangun" kata oca pura pura tidur lagi.
"belum muhrim" jawab gw, oca nyengir
"kamu sudah makan say" kata oca
"sudah tadi" kata gw
"jangan bohong, tuh ada roti buat kamu aja, aku kan belum boleh makan" kata oca
"makasih sayang" kata gw
"Sayang, makasih ya" kata oca
" makasih buat apa" kata gw
"aku sudah denger semuanya dari papa sama mama, meski kamu sudah tau batas umurku kamu masih mau sama aku" kata oca tersenyum,
"tapi kenapa say, kenapa kamu gak mau batalin semuanya" katanya
"gak ada alasan bagiku buat batalin ca, kamu alasan aku masih disini" kata gw
"makasih ya sayang" katanya, gw senyum.
"eh sayang, nanti kalo kita sudah nikah kayaknya gak jadi ya bulan madunya" kata oca
"jangan mikir macem macem dulu, kamu cepet sembuh aja, biar cepet pulang terus acaranya tetep sesuai schedule" kata gw
"kita ke pagaralam saja yuk, kan deket" kata oca
"iyaa, kalo kamu kuat kita jalan" kata gw
"hhihihi, kamu masih inget kan pas kita bertiga disana, aku, kamu oliv" kata oca
"hmmm iya ca, gak akan pernah lupa" jawab gw
"Oliv apa kabar ya sayang" kata gw
"aku kurang tau sayang, mungkin udah nikah" kata gw
"masak" katanya kaget
"kali aja" kata gw
"sayang kamu sekarang benci ya sama oliv" katanya
"kenapa harus benci ca" kata gw
"yah kali aja, mungkin kamu kecewa sama dia, karena dia dapet cowok lain" kata oca
"aku gak punya hak apa apa sayang, lagian aku kan sudah milih kamu" kata gw
"itulah masalahnya sayang, aku gak sempurna, oliv lebih pantes buat kamu" katanya
"kamu yang sekarang sangat sempurna ca, udah gak usah bahas oliv" kata gw
"hmmm, sayang aku minta kamu janji ya" kata oca
"iya janji apa" kata gw
"janji, nanti kalo aku sudah gak ada kamu harus cari oliv ya" kata oca
"emang kenapa harus gitu, lagian aku gak suka kamu ngomong kayak gitu" kata gw
"ihhhh, janji aja pokoknya, aku tau kamu masih sayang kan sama dia" kata oca
"iya sayang, gak akan pernah berubah, sama kayak sayang aku sama kamu" kata gw
"iya sayang aku percaya, terima kasih ya karena sudah milih aku" katanya tersenyum "jangan lupa ya janjinya" kata gw
"iya" kata gw singkat, gw gak tau harus ngomong apa, memang didalem lubuk hati gw, gw masih belum bisa lupain oliv,s egala keusilan dia, senyum dia, tawa dia, gw gak akan pernah bisa lupa.

"sayang, nanti kalo aku sudah keluar dari rumah sakit, temenin aku jalan jalan ya" kata oca
"kemana?" kata gw
"jalan jalan aja, udah lama kan kita gak jalan bareng" katanya
"iya kalo kamu sehat ya" kata gw
"iya aku pasti sehat" kata oca

Seminggu setelah oca keluar rumah sakit, sesuai janji gw ke dia, gw ajak dia jalan jalan naik mobil dia.
"Hari ini aku seneng banget sayang" katanya
"aku juga seneng ca" jawab gw
"hmmm, aku pengen gini terus sama kamu say" kata oca, lalu dia nangis
"iya ca, aku juga gak mau jauh dari kamu" jawab gw
"tapi sebentar lagi aku pergi, kamu sehat sehat ya, jaga diri, jangan suka berantem lagi, inget ibadah" kata oca
"kamu jangan ngomong kayak gitu ca, kamu akan akan terus hidup ca, bukan dokter yang nentuin umur kamu" kata gw, gw bener bener gak tahan denger dia ngomong kayak gitu.
"kamu kan suka bandel soal makan, makan jangan suka telat ya, kerja yang bener, jangan suka genit sama cewek" lanjut oca, dia acuh sama kata kata gw, gw cuma bisa diem.
"Deniiii, kamu denger gak sih" teriaknya
"iya iya denger" kata gw
"janji ya" katanya
"iya iya, aku janji, kamu juga janji jangan telat minum obat" kata gw
Dia senyum, ke gw, 
"sayang sin deh" kata dia,
gw agak mendekat kedia, lalu kecupan hangat di pipi gw, sangat berasa, sungguh hangat
"Jangan lupa janjinya ya" kata oca, matanya menatap mata gw, dia tersnyum, senyum yang gak akan pernah gw lupa.

Malemnya pukul 11 lewat gw dapet telpon dari HP oca,
"iya sayang, kenapa" kata gw, mata gw masih berat.
"ini tante deni, kamu kesini ya" katanya, tangisan terdengar dari suara mama oca
"oca kenapa tante" sontak gw langsung berdiri
Dia gak bisa jawab, gw langsung matiin fotonya, gw langsung kasih tau emak, gw ajak emak ke rumah oca.
Gw pacu motor gw kenceng, gw liat di depan rumah oca ada banyak mobil parkir.
Gw masuk, didalem semua keluarga oca sudah kumpul, gw langsung kearah kamar oca, gw liat keluarga deketnya sudah ada disekeliling tempat tidur oca, gw hampiri sangat pelan, gw bisa liat muka oca, matanya terpejam sangat tenang, mulutnya agak sedikit terbuka, kulitnya pucat, emak langsung menghampiri mama oca, mereka berpelukan, gw langsung lemas, gw sudah disamping dia, gw pegang tangannya, gw masih belum percaya kalo oca sudah pergi.



"ca, kamu bohong kan" bisik gw, airmata gw sudah mengalir deras
"ca, jawab aku ca" kata gw
papa oca coba tenangin gw, gw hiraukan, yang gw pengen cuma selalu ada disampingnya. Gw menangis sejadi jadinya.
Emak juga coba nenangin gw, gw cuma bisa berlutut disamping oca.
"yang kuat ya nak, ikhlaskan, biar oca bisa pergi dengan tenang" kata emak
"kasian dia kalo kamu gak bisa lepasin" lanjut emak, jujur gw ngerti apa yang emak maksud tapi entah otak gw seperti gak sinkron sama tubuh gw, entah berapa lama gw nangis, malam itu gw gak tidur, gw hanya berlutut disamping dia.



Sorenya oca dimakamin. Gw yang sambut dia didalem liang lahat, gw pengen didalem sini sama lo ca, gw gak mau lepasin lo.
Airmata gw gak pernah berenti.
Selamat jalan sayang, meski kamu sudah pergi, senyummu, tawamu akan selalu ada didalam hatiku.


Selamat jalan Ma**** Va******* A.K.A Oca. semoga dirimu tenang disana.
5 Agustus 1986 - 20 April 2011.





Cinta Si Tangan Dingin

Dia Dia Dia Sempurna

Penglihatan Lebih

Gara Gara Kartu Kredit

Namaku Setan