Penglihatan Lebih ( Part 64 ) Bayangan pikiran

Cerita Campur - Bayangan pikiran
saat tidur setelah kejadian itu dan bercerita sedikit dengan semuanya, guepun terbangun karena kepikiran dengan apa yang telah gue alami pas pengelihatan itu, Gue bangun menuju kamarmandi dan selanjutnya menuju taman belakang rumah gue karena gue udah ga bisa tidur dan takut untuk tidur. gue duduk di ayunan taman gue dan menatap ke atas yaitu bulan.



"dek wildan tidak apa-apa? apakah ada masalah?" kata mbah bram
"siapa tau dek wildan bisa berbagi cerita sama kita" kata nyai lim
"tidak apa apa mbah dan nyai, saya hanya ga bisa tidur aja, masih kepikiran hal itu dan takut untuk tidur" kata gue
"tidak apa-apa dek wildan, kita akan selalu menemani dek wildan dan tidak pernah pergi" kata mbah bram
"makasih mbah, sudah mau jadi teman bicara saya juga buat mbah dan nyai" kata gue
"sama sama dek wildan kapanpun jika di butuhkan dan kami senang bisa membantu dek wildan" kata nyai lim.


setelah beberapa lama gue duduk di sana tiba tiba da satu suara yang menarik perhatian gue untuk menoleh, yaitu nanda.

"wil lu kenapa ga tidur?" kata nanda
"eh nan, gapapa gue lagi ga bisa tidur aja" kata gue
"kepikiran itu ya?" kata nanda nyamperin gue
"iya begitulah kurang lebih nan" kata gue
"eh gue boleh duduk di samping lu ga?" kata nanda 
"bolehlah sini duduk samping gue" kata gue
"lu ga usah takut kita emang ga bisa ngelindungin lo, asal lo tau ya wil lu di kasih liat begitu berarti DIA sayang banget sama lo tau ga?" kata nanda
"taunya lu dari mana kalo DIA sayang sama gue?" kata gue
"ya sekarang lu bayangin ya, dia ngasih liat kaya gitu ke elu berarti itu seperti peringatan buat lu kalau setelah disini itu nanti ada yang namanya alam kubur atau akhirat yang berarti kita hidup disana itu..." kata nanda
"kekal" kata gue
"atau abadi" kata nanda senyum ke gue
"makasih nan udah mau sempetin buka mata lu buat dengerin curhatan gue sedikit" kata gue
"itulah gunanya gue ada di deket lu juga wil" kata nanda ngelus pundak gue
"gue mau buat kopi lu mau ga?" kata gue
"heen mau biasanya manisin" kata nanda
"awas diabetes" kata gue
"lah kenapa itu kopi kan pait" kata nanda
"ya lu manis minum manis lagi awas aja diabetes" kata gue sambil berjalan ke.dapur
"wildannnnnn" nanda ngelempar sendal ke punggung gue.

gue sama nana duduk berdua di ayunan sambil minum kopi dan liat langit. tiba tiba tiara dateng ke arah kita.

"eh kalian disini pantes aja di cariin" kata tiara ngucek mata
"eh ra gue sama wildan ga ngapain-ngapain sumpah" kata nanda
"tenang aja gue tau kok siapa wildan" kata tiara senyum.
"sini yank, mau?" kata gue nawarin gelas gue
"mauuuu" tiara ngambil gelas gue
"iya td wildan ga bisa tidur, terus gue juga kebangun jadi gue nemenin dia, gara gara pengelihatan itu ra" kata nanda
"masig yank?" kata tiara
"he.em" kata gue ngangguk
"yaudah sih itu rejeki buat kamu syukurin dah ayo kita bobo yuk" kata tiara
"aku udh tidur 2 hari" kata gue agak nge gas
"itu mati beda sama tidur, ayo sekarang tidur" kata tiara narik tangan gue
"iya iya" kata gue
"gue ikuttttt" kata nanda

gue, tiara sama nanda balik lagi ke kamar, dan sekarang gue di pegangin sama tiara alias dipelukin biar ga kabur kemana mana lagi karena ke khawatiran gue akibat pengelihatan gue, dan gue beruntung punya temen-temen yang setia disini. 

dengan rasa lega gue bisa tertidur pulas kembali walau dengan perasaan yang sedikit cemas tp pelukan tiara bisa menenangkan gue dan seakan seperti berbicara "aku ada disini". esokan paginya gue terbangun seperti biasa, pipis, mandi makan adalah hal yang biasa, tapi gue disini ga sendiri gue disini bersama temen temen gue yang otaknya miring semua.

"eh lo semua pada ga mau sekolah apa?" kata gue
"nah lo sendiri disini ngapain kampret?" kata dimas
"kan gue lagi sakit" kata gue
"ya kita jenguk yang sakit kalo gitu" kata martin
"gila ya lo semua, terus lu sekolah gimana cha?" kata gue
"kalem bokap gue bisa nego sama kepala sekolah" kata icha 
"lu mau balik ke banten kapan cha kalo gitu?" kata gue
"nanti aja pas lu sembuh, ga usah alesan lu" kata icha
"serah lu semua deh" kata gue
"kita ajak wildan main gimana?" kata nanda
"ayo ayo kemana kita?" kata tiara
"kita ke jakarta aja gimana?" kata nanda
"bosen gue, kita ke pelabuhan ratu aja gimana?" kata tiara
"setuju" kata icha
"deal" kata dimas
"gas" kata martin 
"GILA" kata gue
"lah kenapa?" kata tiara
"ini seriusan?" kata gue
"...." semua mengangguk
"serah lo deh gue ngikut aja" kata gue 
"sippoo kalo gitu setuju" kata tiara
"BODO" kata gue

akhirnya kita semua berencana pergi ke pelabuhan ratu tanpa menginap, mumpung masih pagi juga sih. sesudah siap-siap kita semua pamit ke nyokap gue dan uwa gue.

"mamaaaa, uwaaaa, pamit" kata gue
"mau kemana atuh ini anak mama uwa" kata uwa
"mau main ke pantai, disini sampe kapan wa?" kata gue
"sampai bosen" kata uwa
"beuhhh sama aja kaya mama" kata gue
"yaudah, mbah yin" kata uwa
"saya disini dek (sensor)" kata mbah yin
"wildan mau ke pantai, kamu bisa nemenin dia?" kata uwa
"dengan senang hati dek, saya akan menjaga dia" kata mbah yin
"yaelah wa tenang aja sih kan ada 2 ini" kata gue nunjuk mbah bram dan nyai lim
"kurang itu kalian mau ke pantai soalnya" kata uwa
"yaudah terserah uwa deh" kata gue
"gitu dong, yaudah nih yang buat kamu sama temen temen kamu main ya" kata uwa gue ngasih duit banyak
"makasih waaa, dari mama mana?" kata gue
"lah kan itu udah" kata nyokap"
"ya minta lagi gamau tau kan ke mama juga wajib" kata gue
"dasar matreeeee" kata nyokap ngasih uang
"lah kaya mama engga aja weee dah ah pergi dulu ya dadah" kata gue melangkah
"dasar anak teh ya ngeselin" kata nyokap
"like mother like son" kata uwa
"nah denger tuh" kata gue pergi

setelah pamit gue sama yang lain jalan ke pelabuhan ratu manggunakan motor kesayangan, karena gue belom belajar mobil dengan bener, jujur aja ya, dalam waktu tempuh kesana kurang lebih 3 jam perjalanan ya, tapi kita buat 2 jam deh pake cara gragas dikit, saat di jalan memang banyak keunikan apa lagi bertemu dengan bocah-bocah songong seperti....


EmoticonEmoticon