Penglihatan Lebih ( Part 70 ) Masa Depan Tiara Yang Baru

Cerita Campur - Masa Depan Tiara Yang Baru

Beberapa hari telah berlalu, lebih tepatnya seminggu setelah gue kasih form kerjaan sebagai model buat tiara. Gue siap siap pergi ke sekolah buat ketemu temen-temen bukan buat belajar tepatnya, gue emang berengsek kalau soal pelajaran. Setelah siap siap ane turun ke bawah dan tentunya tidak lupa minta ongkos ke emak.

"maahhhhh" kata gue
"ongkos kan?" kata nyokap
"ihhh mama pinter beneran deh" kata gue
"iyalah apa lagi yang kamu minta selain ongkos" kata nyokap
"hemmmm komputer ma?" kata gue
"ah elah nanti aja itumah" kata nyokap
"oke deh,eh mah kenapa ga di kasih uang jajannya bulanan aja" kata gue
"nanti abis kamu boros soalnya" kata nyokap
"bener juga sih, mingguan ma mingguan" kata gue
"yaudah itu boleh deh mulai minggu depan ya" kata nyokap
"nah gitu dong, yaudah berangkat dulu ya ma" kata gue
"iya ati ati, jangan pelan pelan ya" kata nyokap
"okemah siapppp" kata gue

setelah menerima gaji harian dari nyokap gue lanjutkan dengan pergi ke sekolah, tidak lupa gue jemput tiara di rumahnya dan pergi kesekolah barengan. Setelah sesampainya di sekolah ternyata di kantin udah ada 3 kampret menetapkan tempat duduknya di bangku kantin. 

"nahhh anak monyet dateng" kata dimas
"gue anak emak gue" kata gue
"ya gue tau anjing" kata dimas
"ya tp lu manggil gue anak monyet" kata gue
"kan manggik doang" kata dimas
"wah berarti lu anggep emak gue monyet dong, gue bilangin nyokap" kata gue
"bukan gitu anjing tai lo" kata dimas
"dah dari pada berantem nih kopu satu satu" kata nanda
"makasih cantik" kata gue
"sama sama wildan" kata nanda senyum
"oh ya tentang kerjaan itu gue mau ngomong" kata tiara
"kenapa emang ra?" kata martin
"iya gue udh mikir berkali kali gue mau ambil nih kerjaan" kata tiara
"uhukkk serius yank?" kata gue keselek
"heem serius" kata tiara
"oke oke mana formnya?" kata gue
"udah aku kirim ke alamat yang ada" kata tiara
"bagus, yaudah tinggal nunggu panggilan deh ya ibu model" kata gue
"ihhhh kamumah gitu" kata tiara
"lah bener bentar lagi jadi model kan walau ga terkenal" kata gue
"aminnnnm, yaudah seenggaknya ada kabar baiklah" kata martin
"bener tuh" kata nanda
"yaudah siapin mental kamu buat jadi model yank" kata gue
"emang aku pantes ya jadi model?" kata tiara
"PANTESSSSSS" kata kita semua
"kalem weh atuh" kata tiara

tidak lama kita lagi ngobrol ngobrol ketua pengurus ekskull bulutangkis dateng ke arah kita semua membawa beberapa lembar.





"wildan" kata revan
"yoooo kunaon bray" kata gue
"ini isi gih" kata revan membagikan form ini ke kita semua
"apaan nih?" kata gue heran
"isi aja biodata lengkap buat acara makrab di puncak" kata revan 
"serius? patungan berapa?" kata martin
"seriusan 150 per orang udh lengkap" kata revan
"anjrit mahal amat" kata gue
"ga usah khawatir wil lu udh di tanggung sama pak wawan" kata revan
"nah cakep tuh" kata gue
"nah gue?" kata dimas
"lu bayar setan kontrobusi lu di ekskul bultang apaan" kata revan
"mampus lu" kata gue
"susah lawan anal emas pak wawan" kata nanda senyum
"lah wajar wildan sering pertandingan kontribusi dia gede nama ekskull bulutangkis naik gara gara dia" kata revan
"setan lo wil asli gue pengen jadi lo" kata dimas
"ga bakal bisa lo jd gue" kata gue 
"dan lo harus siap wil, smt selanjutnya sampe lu lulus, lu bakal di tempatin jadi kepelatihan" kata revan
"uhukkkk wanjing kenapa gue?" kata gue
"ya lu yang paling bisa di antara kita semua" kata revan
"kan ada yang lainnya" kata gue
"yang lain jadi assisten lu" kata revan
"monyet" kata gue
"ada yang hari sabtu siangnya kesita buat ngelatih wkwkwkw" kata martin
"bener juga ya, untunglah" kata dimas
"dan lu berdua jadi bawahannya wildan posisi logistik" kata revan
"MAMPOSSSSS" kata gue
"wanjing" kata martin
"kampret kampret" kata dimas
"dah isi aja nih" kata revan ngasih pulpen ke kita

Setelah mengisi biodata persetujuan ikut makrab dll, revan ninggalin kita dan senyumnya menandakan "BAYAR YA" gila emang. Setelah mengisi biodata tadi di otak gue kepikiran buat cabut sekolah.

"anjrittt gue males banget hari ini" kata gue 
"jadi?" kata martin
"pengennya sih cabut sekolah" kata gue
"anjing lu serius wil?" kata dimas
"menurut lo njing?" kata gue
"oke aku ikut" kata nanda 
"gila ya lu berdua" kata dimas
"untung aku bawa baju ganti biar ga kena satgas" kata tiara
"pinter" kata gue
"ah gila lu semua" kata dimas
"oke gue juga ikut kita mau kemana?" kata martin
"setannnn" kata dimas
"lu mau sekolah? gih gih" kata gue
"kamu sekolah aja yank kalo gamau aku bisa boncengan sama martin kok" kata nanda
"iya nan kursi gue kosong kok belakang" kata martin
"anak monyetttt, okelah gue ikut, sesat nih anjing" kata dimas
"nah gitu dong" kata gue 
"yaudah mau kemana kita?" kata dimas
"ganti baju dulu aja nyet lu sama martin doang yang ga ada baju ganti" kata gue
"emang lu ada yank?" kata dimas ke nanda 
"ada dong" kata nanda ngasih unjuk bajunya
"setan yaudah lah kerumah gue kita sekarang" kata dimas
"cakepppppp" kata gue

Kita semua berlari ke motor masing masing dan pergi dari sekolah menuju rumah dimas buat ganti baju masing masing takut kena satgas kan berabe.

Setelah sampai rumah dimas, nyokapnya dimas bingung kenapa kita pagi pagi ada di rumahnya dan.ga sekolah Mau kemana ya kita?

Penglihatan Lebih ( Part 69 ) Pekerjaan Untuk Tiara

Cerita Campur - Pekerjaan Untuk Tiara

Hari ini adalah hari senin dan gue sudah pegang form yang harus di isi oleh tiara agar bisa mendapat pekerjaan dan gue harus bisa yakinin dia buat ambil pekerjaan ini, walau gue tau waktu adalah taruhannya. Waktu gue buat pacaran sama dia tentu jadi berkurang dan itu setimpal dengan masa depan yang akan dia hadapi nantinya.

Setelah bersiap-siap untuk berangkat kesekolah gue suruh mbah bram dan nyai lim untuk menghilang terlebih dahulu karena gue mau pergi sekolah. Setelah meminta uang jalan ke nyokap gue langsung berangkat ke arah rumahnya tiara untuk gue jemput. Setelah sampai di rumahnya tiara ternyata papanya sedang cuti kerja sehingga bokapnya ada di rumah hari ini dan gue hanya melihat satu keluarga yang manis ini, tapi gue harus mengambil langkah untuk tiara. Sesudah menjemput dia,kita pergi ke sekolah bareng sesampainya disana gue belum melihat rangka motor dua orang ini, yap motor dimas dan martin. Gue dan tiara duduk duluan dikantin dan gue sengaja belum memesan minuman biar barengan aja.




"yank mau pesen minuman ga? sekalian buat mereka" kata tiara di sebelah gue
"nanti aja kalau dimas sama martin udah di sini" kata gue
"oke deh mereka masih lama ga ya? setengah kan lagi masuk" kata tiara 
"gak kok bentar lagi mereka dateng" kata gue

dan benar saja tidak lama martin dateng dan parkir di sebelah motor gue dan dimas berikutnya sama nanda parkir di sebelah motor martin.

"yank aku pesenin sekarang?" kata tiara 
"tunggu dulu mereka mau minum apa baru pesenin yank" kata gue
"oke deh" kata tiara
"gile tumben dateng duluan ada apa nih" kata martin
"ada topan bray, gue lagi pengen pagi pagi aja" kata gue
"mana nih minuman?" kata dimas duduk di depan gue
"ada tuh di om joe" kata gue
"pesenin kampret" kata dimas
"lo mau apa?" kata gue
"ya gue biasa kopi kaya lu" kata dimas
"aku jus jeruk anget deh" kata nanda
"gue teh anget manis ya" kata martin
"nah yank baru deh pesenin tolong ya yank" kata gue
"siap bossssss" kata tiara pergi ke om joe
"gue mau ngasih form hari ini ke dia pulang sekolah" kata gue 
"dimana lokasi?" kata martin 
"di sini aja" kata gue nunjuk kantin
"ga di rumah gue aja?" kata dimas
"bebas bos" kata gue
"yeeee pea plin plan" kata dimas
"yaudah rumah lu aja kalau gitu" kata gue
"oke rumah gue ya" kata dimas
"tenang wil gue bantu kok" kata nanda
"oke thx ya" kata gue 
"pada ngomongin apa sih?" kata tiara dateng
"kita semua mau ke rumah dimas nanti ra, ikut yah yah" kata nanda
"oke deh boleh, kamu ikut kan yank?" kata tiara
"ya jelas lah tiaraaaaa, otak lu kegeser ya?" kata gue
"hehe ampun raja" kata dia 

Tidak lama kemudian adalah bel sekolah dan kita semua masuk kelas sayangnya martin beda kelas sama gue. Setelah masuk kelas inget sama cewe yang teriak teriak goblok gara-gara ngeliat setan, setelah kejadian itu gue di liatin terus sama dia, mulai dari bagiin hasil ujian, buku, segala macem pasti mampir ke meja gue padahal kan gue ketua kelasnya.

"wil tuh ada yang liatin lu terus" kata dimas
"bodo amat" kata gue
"ehemm cieeeee ada yang naksir tuh" kata tiara
"bodo amat asli" kata gue
"dia beneran suka loh sama lu wil" kata nanda 
"bodo amatttt, ada satu yang dia lupa, gue punya pacar" kata gue
"ahhh gapapa kali asku juga ga merasa tersaingi sama dia" kata tiara
"gila beneran kali ya lu ra" periksa otak gih" kata gue
"lah liat aja kenyatannya" kata tiara 
"yaudah sih biarin aja" kata gue
"enaknya jadi lu wil, banyak cewe yang suka" kata dimas
"jadi kamu mau playboy kalo laku? iya?" kata nanda
"eh bukan gitu yank asli sumpah" kata dimas
"mampussss" kata gue
"dasar otak cacat" kata nanda
"makan tuh" kata gue

Hari ini adalah mata pelajaran yang paling gue BENCI yaitu BAHASA INDONESIA buat anak sixers pasti tau siapa guru yang gue maksud, orangnya perfeksionis dengan kata BAKU dan kata kata yang BAIK DAN BENAR, mending kalo dia ketawanya bagus, kayak NENEK LAMPIR GITU. setelah 2 jam pelajaran dia akhirnya istirahat pertama dan gue sama dimas langsung gelar tiker di belakang kelas dan tidur tiduran di situ.

"ahhhh asli enak banget tiduran disini" kata gue males malesan
"untuk nih tiker di taro disini ya" kata dimas
"nah itu dia" kata gue
"hahhh kalian tuh ya males malesan terus kapan semangatnya sih?" kata nanda
"nanti kalo udh mau kiamat" kata gue
"emang lu mau kiamat?" kata nanda
"asli sumpah pengen nan, ga mikirin idup lagi gue" kata gue
"lu ada masalah apa sih emang nyet?" kata dimas
"adalah pokoknya, cape gue, lu pikir gue gada masalah?" kata gue
"ya mana keliatan kelakuan lu begitu terus" kata dimas
"tai lu, partner bukan sih lu?" kata gue
"menurut lo nyet?" kata dimas
"ohh bukan okeh" kata gue
"baik" dimas nendanf kaki gue
"kalian tuh sesaat kaya ade kaka tau ga, dan gue seneng liat kalian" kata tiara
"OGAHHHH" kata gue
"halah ogah ogah tapi kalian tuh kaya tom and jerry benci tapi cinta satu ga ada di cariin" kata tiara
"tuh denger nyet" kata dimas
"mati lo sono anjing" kata gue


Lagi asik asik nyantai di kelas tiba tiba hesti cewe yang waktu itu gue bantuin dia ikutan nimbrung sama kita. 

"hei keberatan ga kalo gue gabung?" kata hesti senyum ke kita
"ehhh boleh hes siapa yang ngelarang sih" kata tiara narik kaki gue biar bangun
"iya iya duduk aja hes duduk" kata gue duduk dan senderan di tembok kelas belakang
"ada apa hes?" kata dimas
"ga ada apa apa sih pengen ikutan aja, abis kayaknya kalian selalu ber 4 tapi rame banget" kata hesti
"lu kira kita apaan hes, yang ada bukan rame, ribut iya" kata gue
"hehe ya gapapa lagian gue liat dimas sama wildan nih kompak banget" kata hesti
"lah emang hes kamu gatau sih nih anak ketemunya gimana" kata tiara
"susah untuk di jelaskan" kata nanda
"ya panjang deh pasti kalo di ceritain, tapi bener kan gue boleh gabung duduk sini?" kata hesti
"iya hestiiiii, gapapa kalem aja sih" kata gue
"oke deh hehehe asik temen baru" kata hesti
"emang selama ini kita bukan temen?" kata dimas
"lah gue kira engga" kata hesti
"kemana aja HESTIII udah mau setahun" kata gue
"kan gue kira wil hehe" kata hesti

singkat cerita kita semua sudah pulang sekolah dan menuju ke rumahnya dimas, dimana rencana gue adalah mau memberikan form ini untuk tiara. Singkat lagi kita ber lima sudah di rumah dimas dan tentu kita semua salam ke orangtuanya dimas.

"pulang" kata dimas
"wih rame bawa temen temen toh" kata bokapnya
"iya om maaf ngerepotin kita mau main ga ada tempat soalnya" kata gue
"iya iya gpp sok aja, kaya kesiapa aja, gih naik ke atas nanti ada makanan enak" kata bokapnya
"wih makanan apa pah?" kata diamas
"ada deh pokoknya enak" kata bokapnya
"dasar perut tanki, yang di pikirin makan mulu, awas lo obes" kata gue
"bodo amat selama gue masih bisa makan gue mau makan banyak" kata dimas
"yaudah kita naik dulu ya om titip dimasnya om" kata gue pamit duluan
"eh ini rumah gue anjing" kata dimas
"rumah bokap lu ini, bukan rumah lu" kata gue
"tetep aja woe" kata dimas

setelah di kamarnya kita bersantai-santai sebentar mumpung kamarnya dimas dingin kan pakai AC enaknya sih tidur tp ada misi yang harus gue jalani. Gue tidur-tiduran di atas kasurnya dimas dengan gaya sesuka hati alias berantakan, dan tiara ada di karpet duduk senderan ke kasur tempat gue berada.

Tidak lama kemudian asisten rumah tangga nya dimas datang dan memberikan makanan enak, yaitu Pizza yang kita sukai, oke ralat, yang gue sukai karena gue memang suka beginian, oke skip. Setelah memakan pizza ini saatnya berbicara agak serius untuk masa depan tiara, gue kasih kode ke nanda biar dia ngomong duluan ke tiara baru gue nyusul dan dia menyanggupi.

"tiaraaaa" kata nanda
"apaan nan?" kata tiara
"kita mau ngomong serius" kata nanda
"ngomong apaan?" kata tiara
"pokoknya ngomong serius" kata nanda
"iya apaan sayang? main lagi? atau apaan?" kata tiara
"kamu harus terima ini form yank" kata gue
"ini form apaan yank?" kata tiara
"baca aja deh" kata gue
"apaan sih penasaran" kata tiara ngambil form yang gue sodorin ke dia

Dia membacanya dengan serius dan sesekali melihat ke kita semua dan kode dari kita hanyalah mengangguk untuk kebaikan dia juga soalnya.

"ini serius aku di suruh ikut beginian?" kata tiara
"serius" kata kita semua
"ada apa sih tiba-tiba nyuruh gue ngisi beginian?" kata tiara
"ga ada apa apa raaaa" kata nanda
"gak asli ini ada yang aneh, ada apaan sih?" kata tiara
"ga ada apa apa ra ya kita pengen lu ambil itu aja" kata martin
"kamu nih cantik yank, manis, badan oke, semuanya okelah, udah ambil aja gpp yank lumayan percaya deh" kata gue
"kallau aku ambil ini...." kata tiara
"waktu buat aku sama kamu berkurang, ya aku tau dan aku ga masalah, percaya sama aku kalau kamu jauh lebih butuh itu" kata gue
"yaudah biar aku pikir pikir dulu ya" kata tiara
"ga perlu di pikir ra, tinggal ambil,isi, ttd, kelarrrrrr, apa sudahnya sih" kata dimas
"gamungkin ra wildan melakukan ini tanpa sebab kan ra itu ga mungkin banget" kata nanda
"perlu pulpen?" kata martin
"yaudah kamu bawa aja dulu ke rumah kamu pikirin ra, nanti mau atau engganya bilang ya, mau liwat sms kek atau ngomong langsung, oke?" kata gue
"iya iya, makasih ya" kata tiara

Setelah memberikan form itu kita semua kembali seperti biasa tawa, canda, sama hal hal konyol, tetapi ada yang beda matanya toara masih mengatakan kenapa dan bingung, pada saat itu gue cuman bisa pegang tangan dan meyakinkan kamu baik baik aja.

setelah cukup lama di rumah dimas malam pun sudah datang, kita semua akhirnya pulang, selama perjalanan tiara meluk gue dengan erat gue yakin doa masih bingung, tiba tiba di sodorin buat jadi model, emang cantik sih nih bocah. Setelah nganterin tiara pulang gue lanjutkan pulang juga le rumah, sampai dirumah seperti biasa salim sama ortu lalu naik ke atas ke kamar gue. 

"ahhhhh sudah terlaksanakan" kata gue rebahan di kasur
"apa yang sudah terlaksanakan dek?" kata mbah bram
"saya sudah melaksanakan untuk mencarikan kerjaan buat tiara mbah" kata gue
"model itu apa dek?" kata nyai lim
"nyai, model itu orang yang di foto-foto atau di ambil gambarnya untuk di jadikan sesuatu dan agar enak untuk di lihat" kata gue
"seperti lukisan?" kata nyai lim
"oke ngertinya lukisan ya, lukisan juga bisa kok nyai" kata gue
"baik dek wildan" kata nyai lim
"sepertinya dek wildan lebih baik istirahat sekarang, dek wildan sudah kelihatan lelah" kata mbah bram
"makasih mbah, saya istirahat dulu kallau gitu ya" kata gue
"baik dek wildan" kata mbah bram

hari ini gue akhiri dengan istirahat di kamar dan tidur dengan tenang walau tidak setenang biasa, gue nyuruh pacar gue kerja, kemungkinan gue putus adallah ada tapi itu setimpal kok dengan apa yang akan di hadapi. Gue hanya berharap pengelihatan yang gue lihat kemarin adalah bohong.

Penglihatan Lebih ( Part 68 ) Jogging Di Hari Minggu

Cerita Campur - Jogging Di Hari Minggu 

Sekarang sudah hari minggu dan gue berencana jogging sendirian tanpa di temani oleh seorangpun itu yang gue harapkan, karena gue memikirkan sesuatu pada saat itu, yaitu memikirkan nasib tiara nantinya. Bangun pagi dengan segala ritual dan ini memang belum ada matahari. Gue ambil tas gue, memakai baju dan celana olahraga, tambah training dan jaket dan juga sepatu lari gue.

“mbah, nyai mau nemenin saya hari ini?” kata gue
“dengan senang hati dek” kata mbah bram dan nyai lim
“kita lari bareng yah” kata gue
“baik de, memang dek wildan sendirian?” kata nyai lim
“iya nyai, saya ga ngajak siapa-siapa sendirian aja” kata gue
“baik dek akan kalau begitu boleh kami temani?” kata mbah bram
“kan saya ajak mbahhhhhhh, gue gigit lu” kata gue
“baik de” kata mbah bram



Gue menuruni anak tangga dan menuju dapur mengambil minuman botol dan beberapa cemilan di lemari makanan, dan tidak lupa anduk kecil di lemari belakang. Setelah semua siap gue keluarkan motor gue dan dorong sedikit agar menjauh dari rumah karena orang rumah masih tidur takut kebangun jadi ya dengan sedikit usaha mendorong motor yang cukup berat ini sekitar 100 meter dan tancap gas. Sesampainya di lokasi lebih tepatnya lapangan sempur dimana tempat biasa gue lari pagi, disana sudah banyak orang yang lari pagi apa lagi gadis-gadis, tapi gue tidak tertarik sama sekali, disini gue buat nenangin otak gue bukan buat nyari jodoh.

Gue kaitkan tas gue di jok motor, kalaupun tas gue di ambil biarin aja dalemnya cuman baju gih ambil bodo amat, saat gue pemanasan muncul mbah bram dan nyai lim di depan gue.

“udah siap mbah dan nyai?” kata gue
“siap dek” kata mbah bram dan nyai lim
“kalian sih ga pake pemanasan ga bakalan keseleo, ga adil nih” kata gue
“keseleo itu apa dek?” kata mbah bram
“yaelahhhh nanti juga tau kalau saya tanding badminton mbah itu sering banget” kata gue
“baik dek” kata mbah bram
“dah yu lari” kata gue

Mereka berdua lari di sisi kanan dan kiri gue, lebih tepatnya mereka jalan cepet sih emang kaki mereka ada 4 rada aneh juga kan, tiba tiba ada anak kecil yang liat gue dan teriak.

“MAMAAAA ADA MACAN DUAAAAAA” kata anak kecil
“....” gue hanya tersenyum ke anak kecil itu 

Memang anak kecil rata-rata pasti bisa liat mahluk halus dan sudah tidak aneh buat beberapa orang yang sadar ya, setelah beberapa puteran lebih tepatnya tiap putaran ke 5 gue lakukan sprint satu putaran penuh.

“mbah, nyai, mau sprint ga?” kata gue
“sprint itu apa dek?” kata nyai lim
“sprint itu lari cepat” kata gue
“baik dek saya mengerti” kata nyai lim
“oke saya itung sampai 3 lari cepet ya” kata gue
“baik dek” kata mbah bram
“1.....2.....3......” kata gue

Memang tidak adil baru aja start mereka sudah jauh di depan gue sedangkan gue berkali-kali berusaha menghentakan kaki gue dengan cepat, tidak ada 2 menit mereka berdua sudah ada di belakang gue padahal gue belum seputaran dasar macan emang. 

“haaaaa cape, kalian cape ga?” kata gue
“tidak dek” kata nyai lim dan mbah bram
“dasar ga adil deh kapan kalian capenya?” kata gue
“saat berperang mungkin dek” kata mbah bram
“bener juga sih, kalau gitu sih saya juga yang cape mbah” kata gue
“iya dek karena dek wildan dan kami berbagi aura” kata nyai lim 
“nah tuh ngerti nyai” kata gue

Setelah berlari beberapa lama tiba-tiba ada yang menepuk pundak gue.

“WOEEEEE LARI SENDIRIAN AJA GA AJAK KITA” suara martin
“lah kok lu ber tiga ada di sini?” kata gue
“ada yang lu lupa kampret gue sama lu sehati jadi dimana lu ya gue tai nyet” kata dimas
“yaelah, ampun deh” kata gue
“kok ga ngajak kita sih?” kata nanda
“gue kepikiran... tentang tiara makanya dia ga gue ajak juga kan” kata gue
“iya sih bener juga....” kata nanda
“yaudah kita lari dulu baru gue ceritain nanti apa langkah gue buat dia” kata gue
“oke deh, lu udah berapa lama disini?” kata martin
“udah dari matahari belum ada tau ga” kata gue
“anjing dari subuh niat bener” kata dimas
“iya gue butuh kepala dingin nyet, masuk kulkas ga mungkin banget” kata gue
Akhirnya gue lari di temani oleh 3 teman gue lainnya dan macan gue tetep lari sama gue, beruntung gue punya temen kaya gini, mereka semua sayang sama gue, setelah berlari cukup lama kita semua beristirahat di salah satu stand minuman, baju gue basah kuyup bisa gue peres abis, dan celana dalempun basah kuyup jamin.

“wil lu mau minum apaan?” kata martin
“mau teh manis anget aja bray” kata gue 
“jadi apa sebenernya yang lu pikirin wil? Gue tau sifat asli lu” kata nanda
“ceritalah sama kita kalo lu gamau tiara tau” kata dimas
“oke oke, gue berencana nyari kerjaan buat tiara dan kakaknya secepat mungkin, kalau itu beneran terjadi beneran deh kasian doang gue” kata gue
“iya sih bener yaudah gimana kita bisa bantu?” kata martin
“simpel cariin kerja buat dia dan kakaknya, mereka berdua cantik, manis, lu tau sendiri kan tiara lebih cantik dari kakaknya” kata gue
“iya seih bener banget asli tin kalo lu tau kakaknya ya tiara jauh deh cantiknya” kata dimas
“untung tiara punya lu” kata martin
“kalo bukan?” kata dimas
“udah gue embatlah” kata martin
“tai setan lo tin” kata gue
“hehe ga becanda kok, yaudah nanti ke rumah elu aja dim, internetan di rumahlu apa yang bisa kita cari gimana?” kata martin
“nah bener tuh yank bisa ga?” kata nanda
“sok aja tinggal ke rumah ribet amat” kata dimas
“oke deal bos” kata gue
“lu niat banget sampe pengen nyariin dia kerjaan wil, sumpah” kata martin
“karena gue yakin itulah yang bakal dia lakuin ke gue kalau gue di posisi dia” kata gue, dimas, nanda
“kompak bener” kata martin
“ada yang lu belum tau tentang kita tin sorry” kata gue
“iya gue ngerti kok, satu sekolahan dan sekelas dari smp” kata martin
“oke bentar lagi kita ke rumah lu ya dim” kata gue
“sip, turunin aja dulu keringet lu” kata dimas
“siap bos” kata gue

Setelah makan dan minum serta istirahat disana gue dan temen-temen langsung berangkat ke rumah dimas soalnya rumah dia lebih deket dari sini, sebelum ke rumah dimas gue pesen jus jeruk dingin 2 bungkus dan satu jus mangga dingin juga.

“buat apa lu mesen minuman lagi? Lu mau mati kekenyangan air?” kata dimas
“bukannnnn, udah pokoknya gue beliin aja liat aja nanti” kata gue
“aneh lu emang sumpah” kata dimas

Saat sampai di rumah dimas dah kita semua memarkirkan kendaraan kita di teras rumahnya dimas kita semua masuk rumahnya.

“pulang....” kata dimas
“eh, dimas, mas tolong beliin jus jeruk dong 2 buat mama sama papa” kata nyokapnya
“sama jus mangga dong satu buat kaka dim” kata kakaknya dimas
“yaelah baru juga nyampe” kata dimas
“nih tante sudah di belikan” kata gue senyum
“lahhhh ini serius?” kata mamanya dimas
“serius tante emang buat om, tante, sama kakak” kata gue
“wah makasih nak, jadi berapa?” kata nyokapnya
“gausah tante anggep aja oleh-oleh hehehe” kata gue senyum
“semoga berkah ya nak” kata nyokapnya
“amin tante makasih” kata gue 

Dan kita semua naik ke kamarnya dimas, baru juga masuk kamarnya gue udah di introgasi sama yang punya kamar.

“lu tau dari mana nyokap gue bakal minta itu?” kata dimas
“ada deh” kata gue
“lu lupa apa yank? Kan wildan pas di pantai udah cerita” kata nanda
“oh iya, itu bisa liat begitu terus?” kata dimas
“kalo gue mau, ya bisa” kata gue
“sinting temen gue” kata dimas
“dah mending kita cari kerjaan” kata gue
“bener tuh dari pada bahas beginian” kata martin
“nyalain lah komputernya” kata dimas
“kan lu password yank” kata nanda
“dimas9308, tuh pasnya” kata gue
“lu tau dari mana nyet?” kata dimas
“dimata lo tertulis” kata gue
“keren” kata martin
“ga asik lu ah, ga bisa buat rahasia kalau gini” kata dimas
“apa lagi kemarin ya dim, lu kan ngigo...” kata gue
“diem setan” kata dimas
“ngigo apa wil dia?” kata nanda
“gak kok, ga apa apa seenggaknya masih waras” kata gue

Akhirnya kita semua mencari pekerjaan untuk tiara dan kakaknya kedepan, berbagai lapangan pekerjaan yang cocok buat dia ternyata hampir tidak ada dan beberapa gue rasa nipu, namun ada satu pekerjaan yang menurut gue cocok buat tiara, yaitu model, tiara badannya tinggi, cantik, seksi, diliat enak, hampir ga ada yang kurang buat dia dari segi fisik, jadi gue memikirkan buat ngasih kerjaan dia yaitu menjadi model walau artinya kemungkinan gue bertemu dia akan berkurang tapi tidak apa-apa asal dia dan kakaknya ada kerjaan buat ke depan.

Setelah mendapatkan kerjaan yang cocok berupa model kelas pelajar untuk tiara, kita semua beistirahat dan merencanakan kapan harus memberikan ini ke tiara pada waktu yang tepat, karena dia dan kakaknya sangat membutuhkannya nanti, as soon as possible. Apa yang gue lihat hampir ga pernah salah dan makanya dari itu gue lebih baik bawakan payung buat tiara sebelum hujan itu turun. 

Penglihatan Lebih ( Part 67 ) Dibalik Mimpi

Cerita Campur - Dibalik Mimpi

Setelah melakukan sedikit permainan konyol dan matahari sudah tinggi dari pada kulit jadi perih kita semua menuju suatu tempat makan, seafood tentunya. Dengan sifat keibuannya tiara mengambil buku menu yang ga ada harganya disitu, bagus harga nembak nih ga lucu kan. 

“ahhhh akhirnya makan juga gue laper banget asli” kata dimas
“perut lu emang ga pernah puas, awas nih menu ga ada harganya” kata gue
“lah kok kamu tau yank? Kan aku yang pegang menunya” kata tiara
“taulah pokoknya” kata gue
“kamu pernah kesini?” kata tiara
“enggak, udah pilih aja dulu” kata gue
“yaudah pada mau apa?” kata tiara
“aku udang tepung, cumi tepung, nasi sama es teh yank” kata gue
“oke, nanda mau apa?” kata tiara
“kita makan kepiting gimana ra?” kata nanda
“wah asik tuh, boleh ya yank?” kata tiara
“sok aja kenapa minta izin dah” kata gue
“tapi kamu ikutan makan ya” kata tiara
“oke abis itu beli obat ya” kata gue
“lah kenapa emang yank?” kata tiara
“gue alergi kepiting, tapi gue bisa kok makan ga masalah” kata gue
“obatnya apaan?” kata tiara
“nanti di apotek disana beli aja aerius” kata gue
“oke yank, kita kepiting ya nan?” kata tiara
“iyaaaa asikkkkk” kata nanda
“aku juga deh ra sekalian” kata icha
“asik banyak yang makan kepiting” kata tiara
“gue ikan aja ra, gurame bakar enak tuh” kata dimas
“gue samain sama wildan aja” kata martin
“oke deh minumnya samain aja kali ya” kata tiara
“oke sipppp” kata semuanya
“wil beli obatnya berapa? Sini gue beliin sekalian gue mau keindomaret beli pulsa” kata martin
“beli aja 4 butir” kata gue
“lah banyak amat emang segitu banyak lu minum?” kata martin
“kaga lah bisa OD gue, di apotek ga bisa beli 1 butir minimum tuh 4” kata gue
“ohhh oke deh” kata martin diri dan pergi

Sambil menunggu tiara menulis semua pesanan, dan martin balik dari apotek dan keperluan lainnya gue melamun atas mimpi gue setelah yang di kasih lihat sama gue, gue tatap tiara entah mimpi itu bener apa engga., gue cuman bisa berharap kalau mimpi itu bohong, tapi selama ini semua yang gue lihat itu memang menurut alur apa yang gue lihat, asli gue udah gila sendiri. Setelah tiara selesai menulis dia memanggil seseorang yang jaga toko makanan ini.

“mas” kata tiara

Dan datanglah orang yang di maksud oleh tiara ini.

“iya ka” kata mas mas ini
“ini daftarnya” kata tiara 
“oh iya ka” kata mas mas ini menerima secarik kertas itu
“eh mas sebentar” kata gue
“ada apa mas? Ada yang mau di tambah?” kata mas mas ini
“harga kepiting berapa mas?” kata gue
“120RB mas” kata dia
“buset, serius tuh mas?” kata gue
“iya mas disini harga kepiting segitu di samain” kata dia
“yakin mas bukan 80RB?” kata gue
“iya mas bener segitu disini” kata dia
“boleh saya ketemu sama ownerny?” kata gue
“wah lagi ga bisa di temui mas” kata dia
“itu yang di belakang kasir siapa kalo gitu?” kata gue senyum
“hemmmm anu mas” kata dia
“yaudah yaudah panggil geh” Kata gue
“iya mas sebentar” kata dia

Dia pergi menuju orang yang gue maksud dan tidak lama datanglah martin dengan pelastik belanjaan yang isinya tidak banyak dan obat yang gue maksud. Tidak lama juga datanglah laki laki tadi dengan orang yang gue maksud.

“iya dek ada yang bisa kami bantu?” kata bapak-bapak ini senyum ke gue
“ahhh engga pak saya mau konfirmasi aja, kepiting disini bener harganya 120RB?” kata gue
“ahhh engga dek, 80 an kok semuanya sama” kata dia
“OHHHHH 80 RB” kata kita semua serentak ngeliat orang yang bilang harganya 120rb
“gak pak kita mau nanya aja” kata gue
“ga ada yang bilang 120 soalnya de disini 80an kepitingnya, ambil berapa de kepitingnya?” kata bapak ini
“ambil 2 aja pak kalo gitu” kata gue
“oh baik de, itu saja?” kata dia
“iya pak sementara itu aja dulu” kata gue

Bapak bapak pemilik itu pergi bersama penipu kelas kepiting tadi, kayaknya sih pengen di tilep duitnya nanti sama dia, pinter yah.

“wil lu gimana bisa tau kalo dia nipu?” kata nanda
“ada dehhhhh” kata gue nyantai
“iya mana harga yang lu sebutin sama persis lagi” kata icha
“iya pokoknya ada deh, anugrah mungkin” kata gue
“si kampret ini banyak rahasia memang” kata dimas
“mending siap siap makan kan yah” kata gue
“yaudah deh aku ke WC dulu ya, cha temenin” kata tiara
“yaudah deh ayo” kata icha

Setelah icha dan tiara beranjak dari meja makan, gue menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan kepada orang yang tersisa di meja makan ini apa yang terjadi sama gue setelah mimpi itu.

“oke kayaknya kita mesti cariin tiara kerjaan deh” kata gue
“hah emang kenapa wil?” kata nanda
“pokoknya kita mesti cariin dia sama kakaknya kerjaan secepat mungkin” kata gue
“oke kata kata lu mulai aneh nyet, jelasin sama kita-kita” kata dimas
“jelasin gimana nih?” kata gue 
“eh nyet, gue tau lu ya, gue udah bertahun-tahun sama lu jadi gue jelas jelas tau apa yang ada di pikiran lu, apa lagi kalau lu beda” kata dimas
“oke oke gue jelasin deh gue punya waktu 10 menit sebelum tiara dateng” kata gue
“jelasin aja santai asal jelas” kata martin 
“oke, lu semua inget kan kejadian gue mimpi itu?” kata gue 
“jelas inget nyet itu sehari yang lalu” kata dimas
“nah, nan lu inget kan pas malem malem gue bangun tiba-tiba dan lu samperin gue, inget?” kata gue
“jelas wil itu malam yang sama baru semalem malahan” kata nanda
“lu berduaan sama wildan?” kata dimas
“gak bertiga sama mbah bram” kata nanda
“kalem gue ga macem macem juga ga demen gue dim gue mau jelasin nih, jadi ga nyet” kata gue
“yaudah yaudah lanjut” kata dimas
“itu gue mimpi beda lagi nan, gue mimpi tentang tiara dimana tiara sama kakaknya nangis dan di sisi lain yang gue liat ga jauh dari mereka itu (sensor sensor sensor) gitu” kata gue
“ah becanda lo anjing gue merinding tai” kata dimas
“wil wil jangan becanda itu mimpi doang” kata nanda
“gue memang berharap itu mimpi,tapi gue bisa bedain mimpi dan pengelihatan, dan setelah mimpi pertama itu sebelum yang tiara, gue jadi bisa baca pikiran orang, kontak batin sama orang yang punya kelebihan khusus juga, dan melihat masa depan sedikit walau masih samar-samar tapi gue yakin bisa di tingkatin” kata gue
“oke kasih kita contoh lain biar kita yakin itu adalah pengelihatan” kata martin
“oke, inget pas main game kecil tadi?” kata gue
“yap” kata martin
“gue bilang dimas bakal di gampar kan? Karena sebelumnya beberapa menit sebelum terjadi gue liat kejadian itu dan sama persis, terus pas tadi harga kepiting” kata gue
“iya juga sih” kata martin
“contoh lain nyet” kata dimas
“contoh lain? Haha, tiara dan icha bentar lagi dateng setelah gue ngomong ini dan mereka berdua teriak-teriak nyanyi lagu i believe i can fly terus lu bilang anjing” kata gue
“bohong tai” kata dimas

Tidak lama setelah gue beres ngomong, bener aja tiara dan icha dateng setelah dari WC dan nyanyi lagu apa yang gue maksud tadi.

“ANJING” kata dimas
“pssssttt pada pasang muka bego please” kata gue
“iya iya, nanti kita lanjut” kata nanda berbisik

Setelah penjelasan yang simple itu makanan datang beserta minumannya, dan kita menyantap hidangan atau rejeki yang ada di atas meja makan. Setelah makan kepiting yang nikmat ini sedot sana sini (asli gue kalo inget makan kepiting jadi ngiler), gue harus cepet cepet minum obat, tapi baru juga beberapa kali nelen daging kepiting, beberapa bagian badan gue sudah merasakan gatal-gatal, ya kan gue alergi.

“aaahhh gatel” kata gue
“napa yank alerginya cepet amat” kata tiara
“ya emang begini” kata gue
“mau di minum sekarang?” kata tiara
“nanti aja kalau makannya udah beres yank biar sekalian” kata gue
“oke deh yank, ihhh kok bentol-bentol tangan kamu” kata tiara
“emang begini reaksinya, kalo ga minum nanti bisa sebadan kaya bengkak dan kepala pusing, hampir sama kaya keracunan” kata gue
“yaudah nanti minum ya abis makan” kata tiara
“iya iya” kata gue




Semakin lama jeda gue ga meminum obat saat mulai merasa gatal tentu makin besar juga alergi yang di timbulkan bisa sebadan, dan kalau sudah sebadan kena itu gue harus di suntik, obat pil udah ga mempan soalnya masuknya udah pembengkakan dan keracunan, kalau masih bengkak dini ini masih bisa minum obat, kenapa jadi curhat kesehatan sih dokter juga bukan.

Oke selama di pelabuhan ratu kabar baiknya kita semua ga kenapa-kenapa walau gue sama dimas sama sama pakai kolor ijo (iyalah dia pake kolor di rumah gue) dan memang ga ada apa-apa sih sebenernya, gue masih memikirkan pengelihatan gue dimana pengelihatan itu tentang tiara dan gue merasa prihatin yang cukup besar buat dia dan kakaknya apapun itu, gue sungguh berniat pengen nyariin dia kerjaan secepat mungkin sebelum terlambat karena entah kapan itu akan terjadi namum perasaan gue itu terjadi dalam waktu yang cukup dekat. Pengelihatan gue tidak berakhir sampai disitu.

Apa yang terjadi sama tiara? Tunggu aja.

Penglihatan Lebih ( Part 66 ) Truth Or Dare

Cerita Campur - Truth Or Dare

Setelah sampai sana kita ga langsung nyebur, lagian ga mungkin juga pantai selatan nyebur ke tengah yang ada ilang, cukup sampai batas kaki berpijak aja. Setelah menitipkan barang-barang ke salah satu penjaga warung kita semua bersantai di pinggir pantai, pakai kaca mata hitam, ada yang duduk ada yang tiduran, kalau gue memilih tiduran.

“udah lama gue ga kepantai” kata gue
“sama gue juga untuk di ajak kesini, ga sia-sia deh” kata dimas
“perasaan lu tadi ngomel di jalan nyet gara-gara jauh” kata gue
“kan pas di jalan kampret pas nyampe sini mah ya bahagia gue, not bad lah” kata dimas
“bacot lo njing” kata gue
“ahhhh bodo amat yang penting gue menikmati pantai” kata tiara tiduran di samping gue
“iya bener, hadehhhh abis dari sini nanti kita main ke mana lagi ya?” kata nanda
“tau deh yang penting main, hehehe” kata tiara
“main ke pantai deket rumah gue lah” kata icha
“banten?” kata gue
“yappppp” kata icha senyum
“pantai anyar?” kata gue
“ada pantai anyar, ada sawarna, yaaaa masih banyak lagi” kata icha
“wah asik juga tuh” kata dimas
“yakin lo kesananya kuat?” kata martin
“emang jauh ya?” kata dimas
“buka peta anjing ukur sama lo dari bogor” kata gue
“tai pasti jauh, kalo bagus cape di jalan ke bayar tuh” kata dimas
“kebayar kok, disana bagus, seru, rame deh pokoknya” kata icha
“seenggaknya lu bisa berenang dim kalo mau” kata gue 
“nah bener tuh” kata icha

Deburan ombak yang membuat gue sedikit tenang atas apa yang gue alami dengan pengelihatan yang di kasih ke gue yang membuat gue merinding atas hal itu, gue mencoba melupakan hal itu selama gue di pantai, deburan ombak, tawa temen-temen gue, teriakan anak kecil, suara peluit, suara motor dan mobil yang lewat, membuat gue lebih tenang dan bisa melupakan hal itu walau cuman sebentar. Lagi asik-asik nyantai tiba-tiba ide konyol terbesit di otak gue.

“bro” kata gue sambil tiduran
“apaan” kata dimas nengok gue gue
“kita main game yuk dari pada jenuh” kata gue nengok ke arah mereka
“main game apa nih?” kata nanda yang tadinya tiduran jadi posisi duduk
“main TOD mau ga?” kata gue
“wah asik nih” kata martin
“iya tapi jangan ada yang cemburu ya atau marah soalnya ini cuman game doang” kata gue
“siapppppp” kata semuanya
“oke lu cari botol kosong tin” kata gue duduk
“siap bos” kata martin beranjak dari posisi duduknya

Setelah menunggu 1 menit lebih dikit dia bawa botol bir kosong.

“eh tai emang ga ada botol lain apa selain ini nanti di kira mabok” kata dimas
“ya ga ada lagi ini doang” kata martin
“ya udahlah gapapa lagian juga di periksa tinggal ngembusin nafas lu doang juga keliatan kali kita mabok apa engga” kata gue
“nah bener tuh, otak lu pendek nyet” kata martin
“tau ah, kali-kali dukung gue kek monyet” kata dimas
“embung” kata gue
“yaudah nih mainnya gimana?” kata martin
“oke duduk melingkar” kata gue

Kita semua duduk melingkar posisi cewe cowo cewe cowo, dan permainan TOD pun di mulai.

“oke puter “ kata gue 

Martinpun memutarkan botol bir itu dan berhenti pertama di icha, good job.

“yahhhh kok berenti di gue sih ah” kata icha
“ya itu resiko, pilih mau mana?” kata gue
“mau jujur aja dah” kata icha
“oke tunjuk siapa yang mau nanya ke kamu” kata gue
“dimas” kata icha
“tanya mas” kata gue
“tanya apa yaaaaaa” kata dimas mikir
“ahhhhhh kelamaan si kampret” kata gue
“iya iya oke, cuman 1 pertanyaan kan?” kata dimas
“yapppp” kata martin
“oke kalo gitu, di antara kita semua ada ga cowo yang lu suka selain cowo lu” kata dimas
“jujur ya, ada, jangan marah yankkkkkk” kata icha megang tangan martin
“dih siapa yang marah namanya juga lagi main” kata martin
“kan di tanya, jawabannya ada doang” kata icha
“oke bahaya deh ya” kata gue
“ahhh udah udah skip makin ga beres nanti, gue puter lagi ya?” kata dimas
“gas bos” kata martin

Dimas memutarkan botolnya sendiri dan ternyata berhenti pas banget di depan dia juga

“KAMPRETTTTTTT GUE YANG MUTER KENAPA BERENTI DI GUE” kata dimas
“itu takdir” kata gue
“huahahahhaa nasib kamu jelek yank” kata nanda
“yaudah pilih mau mana?” kata tiara
“oke gue pilih truth” kata dimas
“pokkkkkk pokk pokkkkkkkkkk” kata gue
“chicken chicken pok pokkk kukuruyuk” kata martin
“nyalinya cowo gue cuman segini ternyata” kata nanda
“oke oke ahhhhh sial dare” kata dimas
“nah gitu dong” kata gue
“tai ahhhh masa ga boleh jujur” kata dimas
“ga boleh udah lu pilih mau di tunjuk sama siapa” kata gue
“sama siapa aja dah pasrah gue” kata dimas
“oke sama gue boleh?” kata gue
“....” semua mengangguk
“oke mas, kenalan sama salah satu cewe yang ada disana (menunjuk ke satu sudut) terus bawa kesini” kata gue
“ahhhh becanda lu anjing, gue bisa berantem sama nanda” kata dimas
“berantem? Dih ogahhhh gih sana kalo berani bilang aja takut” kata nanda julurin lidah
“bener-bener lu ya yank setan” kata dimas
“ayo dong dim, nyali lu ciut?” kata martin
“iya iya oke gue kesana” kata dimas berdiri
“SEMANGAT DIMAS” kata gue

Dimas pergi ke sisi yang gue tuju, kita semua melihat ke arah dia, bukannya nyemangatin dia kita semua taruhan.

“20rb kalo dia di gampar” kata gue
“deal” kata martin
“deallll” kata semua cewenya

Dimas melihat ke arah kita saat dia mau sampai di depan cewe itu dan kita pura-pura nyemangatin dia, setelah beberapa saat kita melihat dia melakukan percakapan dengan salah satu cewe disana, dan bener aja ga lama “PLAKKKKK” pipinya dia di gampar sama tuh cewe dan kita semua langsung balik badan, pura pura ga kenal sama dia dan menahan tawa.

“pffftttt bener kan kata gue kasian dimas” kata gue
“kampret gue rugi bandar anjing” kata martin
“kasian cowo gue ga pinter deketin cewe ternyata” kata nanda
“lah emang” kata gue

Saat dimas kembali ke arah kita dan dia duduk di samping nanda, dia masih memegangi pipinya yang di tampar dan ngoceh ga jelas.

“PUAS LU SEMUA GUE KENA GAMPAR” kata dimas
“ya itu sih nasib” kata gue
“anjing tuh cewe bener-bener asal gampar aja” kata dimas
“emang lu ngomong apaan ke dia?” kata martin
“tau ah ga usah di bahas, asli gamparannya sakit anjing” kata dimas pipinya merah banget
“buahahahha tatonya bagus yank” kata nanda
“puas kamu yank, tega bener” kata dimas
“oke mana tadi seperti janji” kata gue
“yaudah yaudah nih” kata martin dan yang lain ngeluarin yang 20 rb di aksih ke gue
“anjing gue jadi bahan taruhan” kata dimas
“lah kan taruhan dikit gapapa nanggung, lagian gue udah tau lu bakal di gampar” kata gue
“anjing lu emang wil sumpah” kata dimas
“buodo amat” kata gue
“gue yang puter dong kali ini” kata nanda
“monggo mbak” kata gue

Nanda memutarkan botolnya kembali dan berhenti di depan gue.

“upppssss sorry wil” kata nanda
“kalem aja nan” kata gue
“okeh sekarang bales dendam” kata dimas
“nahhh ini gue suka dare wil” kata martin
“go ahead” kata gue
“serius yank?” kata tiara
“serius, disuruh ngapain nih?” kata gue
“HAL YANG SAMA KE GUE” kata dimas
“ya wil tapi salah satu cewe di pantai ini selain yang lagi duduk sama kita” kata martin
“oke deal” kata gue berdiri
“SEMANGAT ANJING MAMPOS LO” kata dimas
“kalo gue bisa bayar 20rb ya” kata gue
“GUE BAYAR 5X LIPAT ANJING” kata dimas
“oke berarti 100 ya?” kata gue
“YA 100 TAPI LO HARUS BERHASIL BAWA DIA KESINI” kata dimas
“deal semangat gue” kata gue sambil beranjak

Gue pun pergi dan melihat sekeliling siapa yang bisa gue pilih, dan gue tertuju ke satu cewe, tanpa berpikir panjang gue samperin tuh cewe dengan sedikit rasa takut. Setelah gue berada di belakangnya gue cuman bisa sapa dia.

“sorry mbak, neng, bisa ganggu sebentar?” kata gue
“eh ada apa ya mas?” kata tuh cewe
“gue sama temen-temen gue lagi main truth or dare di belakang gue sana, ga usah di tengok nanti ketawan, gue di suruh kenalan sama lu dan bawa lu kesana abis itu udah kok gimana mau bantu?” kata gue
“cuman main doang kan ga lebih?” kata dia
“asli suer samber geledek” kata gue
“yaudah yaudah iya, sampe suer segala mas nih, namaku shinta” kata dia ngasih tangan
“nama gue wildan” kata gue senyum
“asli mana mas?” kata shinta
“asli bogor mbak” kata gue
“wih sama kebetulan gue disini lagi bolos sekolah” kata shinta
“lah sama ahahha, yaudah boleh pinjem bentar kesana?” kata gue
“boleh boleh ayuk” kata dia senyum
“okeh” kata gue

Gue dan shinta jalan menuju temen-temen gue berada dan gue memperkenalkan dia ke temen-temen gue.

“bray nih namanya shinta” kata gue
“halo aku shinta” kata shinta senyum
“haloooo” kata mereka semua memperkenalkan diri juga
“ih asik ya kalian rame” kata shinta
“ya gitulah temen-temen gue, oh ya makasih udah berkenan di pinjem waktunya sebentar” kata gue
“sama sama mas, kalem aja” kata shinta
“ya ga enak aja sih sebenernya begini” kata gue senyum
“tenang aja sih lagian gue ga keberatan, yaudah aku balik kesana ya” kat shinta
“oke oke makasih ya” kata gue
“sama sama, dah semuaaa” kata shinta beranjak
“dahhhhh” kata semuanya

Gue pun duduk kembali di tempat gue dan menagih janji dimas.

“mana nyet, 100 RB” kata gue
“anjing si monyet berhasil aja” kata dimas sambil mencari uangnya
“tuh terbukti yank kalo lu di bawah wildan hahaha” kata nanda
“seneng lu ya yank” kata dimas sambil ngasih uang ke gue
“oke uang seger” kata gue nyium bau 100RB di tangan gue
“yank jajanin aku ya nanti” kata tiara
“siap bu negara, puter lagilah” kata gue
“oke aku yang puter” kata tiara




Setelah botol diputar dan ternyata berhenti lagi di gue untuk kedua kalinya.

“mampos lu anjingggggg” kata dimas
“no problem gue seneng buat orang bangkrut” kata gue
“oke jangan dare kali ini, gimana kalo truth?” kata martin
“oke ga masalah, siapa yang mau nanya?” kata gue
“aku aku” kata icha
“sok silahkan” kata gue
“sebenernya penasarannya udah dari kemarin sih, selain mimpi yang lu ceritain kemarin, ada gak mimpi lain selain itu?” kata icha
“jujur nih ya?” kata gue
“iyalah jujur” kata tiara
“oke gue jawab selain mimpi itu YA GUE DI KASIH MIMPI LAIN DAN ITU BUAT GUE BERPIKIR BERAT” kata gue

Penglihatan Lebih ( Part 65 ) Pantai Pelabuhan Ratu

Cerita Campur - Pantai Pelabuhan Ratu
Saat sedang jalan menuju pelabuhan ratu yang cukup memakan waktu sampailah di pom bensin untuk beristirahat dan mengisi persediaan minum untuk si kuda besi. Setelah mengisi minum untuk si kuda besi kita semua duduk di depan mart yang terkenal bersebelahan atau "dimana ada mart itu pasti ada mart itu juga".

"njrit punggung gue pegel asli deh" kata dimas
"LEMAH" kata gue
"anjing gue baru pertama kali ini jalan jauh gini tai" kata dimas
"makanya kurang kurangin dah tuh olahraga 5 jari" kata martin
"tai gue engga gitu anjing" kata dimas
"BOKIS" kata gue sama martin
"bodo amat nyet" kata dimas
"eh masih jauh ga sih wil?" kata icha
"hemmmm kayaknya setengah jalan lagi" kata gue
"SETENGAH LAGI?" kaya icha
"yuppp setengah lagi" kata tiara
"anjing jalan udh segini cape teenyata baru setengah doang, gue kita mau nyampe anjing" kata dimas
"kalemlah makanya istirahat aja dulu santai, nan beliin eskrim sama minuman dong nh uangnya" kata gue
"okeh, es sama minum apa?" kata nanda
"apa aja deh" kata gue

Setelah beristirahat selama 30 menit disana kita jalan lagi menuju pelabuhan ratu, sedang santai-santainya di jalan sambil teriak-teriakan nyanyi sama tiara, judul lagunya sunshine-twista, tiba-tiba "TRAK TRAKKK" yap spion gue di serempet dan begitupun dengan motor yang ada di belakang gue yaitu dimas. Ternyata dia kena serempet juga, dimas ngejar tuh bocah pake ya gue ikutin dimas doang. 

Setelah dimas motong tuh orang dari depan gue jaga sebelah kanannya tuh orang biar ga kabur, pas kita coba pinggirin ke kiri dia mau kabur ke belah kita, tiba tiba martin datang dari arah kiri dan teriak duluan.

"MINGGIR LO ANJING" kata martin
"..." tuh orang mulai bingung panik.
"SAMPE GA MINGGIR GUA TABRAK LO" kata martin gila juga temen gue yang ini


Dengan rasa hormat dimas ngerem mendadak ke nih orang alhasil nih orang nabrak ban motornya dimas dan jatuh. kita berhenti di tengah jalan, banyak orang yang liatin bodo amat tapi ga ada yang berani gabung (ngelerai). 

Temen gue yang preman satu lagi keluar dah wujud aslinya, ga lama keluar dah tuh ularnya, siapa lagi kalo bukan si DIMAS.

"LO BAWA MOTOR GA ANJING? MAIN SEREMPET AJA UDAH JAGOAN LO ANJING?" Kata dimas
"ampun bang... ampun..." kata nih orang megangin mukanya takut di tinju

ularnya dimas ikutan emosi juga ternyata main mau masuk badannya dimas aja, gue suruh mbah dan nyai gue buat nahan tuh ular jomblo.

"mbah, nyai" kata gue
"iya dek wildan" kata mbah bram, mbah yin dan nyai lim
"jagain ularnya dimas, jangan sampe dia masuk badannya dimas" kata gue dalem hati
"baik dek wildan" kata mereka.

3 jin gue jagain tuh ular jomblo biar ga masuk badan dimas, entah tuh ular buntutnya di gigit terus di tarik, atau di timpa atau di apain ajalah bayangin macan ketemu ular kaya apa ya. 

"wei wei kalem jangan emosi" kata gue nepuk pundak dimas
"LO GA LIAT APA, DIA NYETIRNYA KAYA SETAN" kata dimas
"setan ga nyetir motor mas" kata gue menuju motor tuh orang yang jatuh
"BODO AMAT ANJING KESEL GUE" kata dimas
"LO UDAH PUNYA SIM? SURAT SURAT MANA?" kata martin
"gak... gak punya sim bang ampun, saya ga akan begitu lagi" kata nih orang
"HALAH BACOT LO ANJING" kata dimas

gue cabut diriin tuh motor yang jatuh, gue standard miring, gue kunci stang, gue cabut kuncinya.

"pssstttt dimas, martin" kata gue manggil
"APAAN ANJING" kata dimas
"ini kunci dia bukan?" kata gue
"TUH LO DI TANYA ITU KUNCI LO BUKAN?" kata martin
"i.. iya bang maaf itu kunci saya" kata dia
"wih jackpot nih, kunci motor, kunci gembok sama kunci rumah kayaknya" kata gue menuju pinggir jalan dimana ada arus saluran pembuangan yang deras
"ampun bang ampun maaf" kata dia
"iya gapapa, lu gamau ngelakuinnya lagi kan?" kata gue
"i.. iya bang maaf saya janji ga bakal gitu lagi" kata dia
"yaudag biar janji kamu terlaksana gur bantu ya, liat ini (megang kunci dia), upssss jatuh" kata gur melepas kuncinya ke arus deras itu.
"...." martin sama dimas bengong liat gue.
"dahhh lepas aja dim, udah ga bisa bawa motor kok dia, pulang juga ga bisa kuncinya disitu semua dah yu jalan lagi" kata gue ke orang ini.
"yahhh bang itu kunci saya motor saya gimana?" kata dia
"tuh motor lu masih disitu kan gak gue colong, masih ada kan? dah ini pelajaran buat lo ya kalo nyetir motor itu ati ati, ga sembarang orang bisa lu ajak ribut, bagus lu masih idup kan, oh ya satu lagi taat lalu lintas ya lengkapin simnya, dah kita tinggal ya" kata gue nepuk pundak dia dan menuju motor gue
"wil nih bocah tinggal aja?" kata dimas
"tinggal aja udah lepas lepas" kata gue pake helem
"seriusan nih? nanti dia macem - macem lagi" kata martin
"ga bakal lah bego kuncinya aja udah gue buang" kata gue
"iya juga sih yaudahlah" kata martin
"pulangnya ati ati ya lo anjing" kata dimas ke tuh orang 
"iya bang maaf" kata dia
"gak, gue yang minya maaf buat lu pulang jalan kaki" kata gue


gue tarik lagi temen-temen jin gue dan melanjutkan perjalanan, selama perjalanan punggung gue di cubit-cubit sama tiara gara-gara kelakuan gue buang kunci motor orang, dari pada ribut kan mending gitu, beres jado PR dah (jangan di tiru). 

Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan, kita semua sampai di PELABUHAN RATU. oke cantik juga nih pantai kalo pagi pagi, karena masih pagi kita semua ambil di tengah tengah pantai jadi enak mau kemana aja. Selesai memarkirkan motor dan turun dari motor, kita semua para cowo dapet lemparan sepatu dari cewe cewe, mana keras lagi.




"AWWWWWW" teriak gue, dimas sama martin
"kalian tuh ya orang begituan aja sampe digituin" kata nanda
"lah dianya nyolot yank" kata dimas
"kamu juga yank pake ngelempar tuh kunci, tuh orang gimana coba sekarang?" kata tiara
"yaaaaa gitu, usaha maksimal" kata gue
"ampun ya kita punya cowo emosian tingkat tinggi semua" kata icha
"inilah kita" kata martin
"gak tin, lo sama dimas yang emosi kan gie kalem" kata gue
"iya tapi lo paling parah anjing" kata dimas
"bodo amat gue sih" kata gue
"tau ahhhh" kata tiara ke arah pantai
"gih gih ngambek kurang kerjaan" kata gue 
"tau ah aneh gitu aja ngambek" kata dimas

akhirnya kita semua pergi ke pantai dan menaruh tas di salah satu warung dan menitipkannya disana, kita semua ganti baju buat main di pantai, cowo cowo pakai celana pendek dan cewe cewe pakai baju dan celana pendek, oke ga keliatan seksi, ga masalah tapi pas kena air nanti jadi seksi, dan inilah kita liburan di PELABUHAN RATU.

yang pasti di pelabuhan ratu bukan cuman main doang, pengen ketemu yang aneh-aneh sih pasti, jadi kita lihat aja ya ketemu apa enggaknya.

Penglihatan Lebih ( Part 64 ) Bayangan pikiran

Cerita Campur - Bayangan pikiran
saat tidur setelah kejadian itu dan bercerita sedikit dengan semuanya, guepun terbangun karena kepikiran dengan apa yang telah gue alami pas pengelihatan itu, Gue bangun menuju kamarmandi dan selanjutnya menuju taman belakang rumah gue karena gue udah ga bisa tidur dan takut untuk tidur. gue duduk di ayunan taman gue dan menatap ke atas yaitu bulan.



"dek wildan tidak apa-apa? apakah ada masalah?" kata mbah bram
"siapa tau dek wildan bisa berbagi cerita sama kita" kata nyai lim
"tidak apa apa mbah dan nyai, saya hanya ga bisa tidur aja, masih kepikiran hal itu dan takut untuk tidur" kata gue
"tidak apa-apa dek wildan, kita akan selalu menemani dek wildan dan tidak pernah pergi" kata mbah bram
"makasih mbah, sudah mau jadi teman bicara saya juga buat mbah dan nyai" kata gue
"sama sama dek wildan kapanpun jika di butuhkan dan kami senang bisa membantu dek wildan" kata nyai lim.


setelah beberapa lama gue duduk di sana tiba tiba da satu suara yang menarik perhatian gue untuk menoleh, yaitu nanda.

"wil lu kenapa ga tidur?" kata nanda
"eh nan, gapapa gue lagi ga bisa tidur aja" kata gue
"kepikiran itu ya?" kata nanda nyamperin gue
"iya begitulah kurang lebih nan" kata gue
"eh gue boleh duduk di samping lu ga?" kata nanda 
"bolehlah sini duduk samping gue" kata gue
"lu ga usah takut kita emang ga bisa ngelindungin lo, asal lo tau ya wil lu di kasih liat begitu berarti DIA sayang banget sama lo tau ga?" kata nanda
"taunya lu dari mana kalo DIA sayang sama gue?" kata gue
"ya sekarang lu bayangin ya, dia ngasih liat kaya gitu ke elu berarti itu seperti peringatan buat lu kalau setelah disini itu nanti ada yang namanya alam kubur atau akhirat yang berarti kita hidup disana itu..." kata nanda
"kekal" kata gue
"atau abadi" kata nanda senyum ke gue
"makasih nan udah mau sempetin buka mata lu buat dengerin curhatan gue sedikit" kata gue
"itulah gunanya gue ada di deket lu juga wil" kata nanda ngelus pundak gue
"gue mau buat kopi lu mau ga?" kata gue
"heen mau biasanya manisin" kata nanda
"awas diabetes" kata gue
"lah kenapa itu kopi kan pait" kata nanda
"ya lu manis minum manis lagi awas aja diabetes" kata gue sambil berjalan ke.dapur
"wildannnnnn" nanda ngelempar sendal ke punggung gue.

gue sama nana duduk berdua di ayunan sambil minum kopi dan liat langit. tiba tiba tiara dateng ke arah kita.

"eh kalian disini pantes aja di cariin" kata tiara ngucek mata
"eh ra gue sama wildan ga ngapain-ngapain sumpah" kata nanda
"tenang aja gue tau kok siapa wildan" kata tiara senyum.
"sini yank, mau?" kata gue nawarin gelas gue
"mauuuu" tiara ngambil gelas gue
"iya td wildan ga bisa tidur, terus gue juga kebangun jadi gue nemenin dia, gara gara pengelihatan itu ra" kata nanda
"masig yank?" kata tiara
"he.em" kata gue ngangguk
"yaudah sih itu rejeki buat kamu syukurin dah ayo kita bobo yuk" kata tiara
"aku udh tidur 2 hari" kata gue agak nge gas
"itu mati beda sama tidur, ayo sekarang tidur" kata tiara narik tangan gue
"iya iya" kata gue
"gue ikuttttt" kata nanda

gue, tiara sama nanda balik lagi ke kamar, dan sekarang gue di pegangin sama tiara alias dipelukin biar ga kabur kemana mana lagi karena ke khawatiran gue akibat pengelihatan gue, dan gue beruntung punya temen-temen yang setia disini. 

dengan rasa lega gue bisa tertidur pulas kembali walau dengan perasaan yang sedikit cemas tp pelukan tiara bisa menenangkan gue dan seakan seperti berbicara "aku ada disini". esokan paginya gue terbangun seperti biasa, pipis, mandi makan adalah hal yang biasa, tapi gue disini ga sendiri gue disini bersama temen temen gue yang otaknya miring semua.

"eh lo semua pada ga mau sekolah apa?" kata gue
"nah lo sendiri disini ngapain kampret?" kata dimas
"kan gue lagi sakit" kata gue
"ya kita jenguk yang sakit kalo gitu" kata martin
"gila ya lo semua, terus lu sekolah gimana cha?" kata gue
"kalem bokap gue bisa nego sama kepala sekolah" kata icha 
"lu mau balik ke banten kapan cha kalo gitu?" kata gue
"nanti aja pas lu sembuh, ga usah alesan lu" kata icha
"serah lu semua deh" kata gue
"kita ajak wildan main gimana?" kata nanda
"ayo ayo kemana kita?" kata tiara
"kita ke jakarta aja gimana?" kata nanda
"bosen gue, kita ke pelabuhan ratu aja gimana?" kata tiara
"setuju" kata icha
"deal" kata dimas
"gas" kata martin 
"GILA" kata gue
"lah kenapa?" kata tiara
"ini seriusan?" kata gue
"...." semua mengangguk
"serah lo deh gue ngikut aja" kata gue 
"sippoo kalo gitu setuju" kata tiara
"BODO" kata gue

akhirnya kita semua berencana pergi ke pelabuhan ratu tanpa menginap, mumpung masih pagi juga sih. sesudah siap-siap kita semua pamit ke nyokap gue dan uwa gue.

"mamaaaa, uwaaaa, pamit" kata gue
"mau kemana atuh ini anak mama uwa" kata uwa
"mau main ke pantai, disini sampe kapan wa?" kata gue
"sampai bosen" kata uwa
"beuhhh sama aja kaya mama" kata gue
"yaudah, mbah yin" kata uwa
"saya disini dek (sensor)" kata mbah yin
"wildan mau ke pantai, kamu bisa nemenin dia?" kata uwa
"dengan senang hati dek, saya akan menjaga dia" kata mbah yin
"yaelah wa tenang aja sih kan ada 2 ini" kata gue nunjuk mbah bram dan nyai lim
"kurang itu kalian mau ke pantai soalnya" kata uwa
"yaudah terserah uwa deh" kata gue
"gitu dong, yaudah nih yang buat kamu sama temen temen kamu main ya" kata uwa gue ngasih duit banyak
"makasih waaa, dari mama mana?" kata gue
"lah kan itu udah" kata nyokap"
"ya minta lagi gamau tau kan ke mama juga wajib" kata gue
"dasar matreeeee" kata nyokap ngasih uang
"lah kaya mama engga aja weee dah ah pergi dulu ya dadah" kata gue melangkah
"dasar anak teh ya ngeselin" kata nyokap
"like mother like son" kata uwa
"nah denger tuh" kata gue pergi

setelah pamit gue sama yang lain jalan ke pelabuhan ratu manggunakan motor kesayangan, karena gue belom belajar mobil dengan bener, jujur aja ya, dalam waktu tempuh kesana kurang lebih 3 jam perjalanan ya, tapi kita buat 2 jam deh pake cara gragas dikit, saat di jalan memang banyak keunikan apa lagi bertemu dengan bocah-bocah songong seperti....

Penglihatan Lebih ( Part 63 ) Amanah Besar

Cerita Campur - Amanah Besar
Setelah terjadi hal itu gue terbangun dari terang dan gelapnya pandangan gua, dan saat gue membuka mata gue lihat semua temen-temen gue ada di kamar gue dan menunggu gue beserta semua teman jin ada disitu semua, ya di kamar gue.








"aaaahhhhh" kata gue saat bangun megang kepala
"ehhh wildan bangun wildan bangun" kata tiara yang duduk di samping gue
"wil wil minum dulu minum" kata martin ngasih gue minuman ke gue
"makasih tin" kata gue sambil menenggak minuman
"deuhhhhh gue kira temen gue yang ini bakalan "ilang" nih, lu kenapa sih suka buat heboh" kata dimas
"gue ga bakal "ilang" dim gue janji" kata gue sambil megangin kepala
"lu mau apa wil? mau makan apa gue ambilin gue buatin" kata nanda
"ga usah nan ga usah" kata gue
"nih anduk, bersihin keringet lo wil" kata icha
"makasih cha, berapa lama gue "gak ada"? " kata gue
"udah 2 hari lo ga ada kampret" kata dimas
"hah 2 hari? berarti sekarang tanggal...." kata gue
"17 maret persis lu "gak ada" tuh tanggal 15 maret dan kita nungguin lo" kata martin
"serius lu semua nunggu gue disini 2 hari?" kata gue
"seriuslah kampert anak anjing" kata dimas
"sekarang jam berapa?" kata gue
"2,45 kenapa emang yang?" kata tiara
"sama persis sama kaya pas gue ngerasa ilang" kata gue
"seriusan?" kata martin
"serius gue ilang jam segitu, gue apal nih jam tangan masih ada di gue" kata gue nunjukin jam tangan
"bisa gitu anjing merinding gue" kata nanda
"ceritain wil, ada apaan?" kata icha
"nanti aja ceritanya kasian wildan liat masih pusing gitu" kata tiara
"tau ih yank kamu ga sabar banget biar dia sadar dulu kenapa" kata martin
"ya kan penasaran" kata icha

jujur aja gue kaget gue 48 jam gue ilang gitu aja persis 48.00.00 gue "ilang" dan gue yakin itu nyata dan beneran. gue berani sumpah itu beneran karena di badan gue masih kerasa hal yang sama dan bau yang sama di idung gue. 

"dek wildan baik-baik saja?" kata mbah bram
"saya masih pusing mbah, masih belum sadar" kata gue
"wajar saja dek, aura dan "arwah" adek masih belum pulih semua masih ada yang di luar, beberapa terpisah dari badan adek, sebaiknya dek wildan istirahatkan kembali" kata nyai lim
"hah? kepisah gimana nyai? saya masih belum mengerti" kata gue masih megangin kepala dan melek satu mata
"iya seperti kaki belah kiri adek, bahu ade dan kepala ade masih ada di luar badan ade, belum semuanya masuk ke badan, sebaiknya di istirahatkan kembali dek" kata nyai lim
"kalau gitu sebaiknya dek wildan istirahat dulu de" kata mbah bram
"iya mbah dan nyai makasih saya juga masih pusing belum bisa liat jelas masih bayang-bayang" kata gue
"yaudah yaudah wil, istirahatin aja dulu tiduran lagi aja" kata martin
"iya bentar tin gue masih sakit punggung gue
"tidurin kampret biar cepet pulih, gila nyawa sama badan masih bisa pisah gila kali lo" kata dimas
"iya iya ah bawel lo" kata gue
"dah tidurin lagi aja yank, kita rawat kamu ya" kata tiara

gue masih berfikir kalau memang bisa "terpisah" antara jasad dan arwah gue berarti yang tadi itu bener dan bukan mimpi. Sambil gue tiduran dan megang kepala gue tiba-tiba nyokap dan uwa gue dateng ke kamar gue duduk di pinggir kasur.

“udah sadar wil?” kata uwa gue megang kepala gue
“masih pusing wa” kata gue mata gue merem
“yaudah istirahat dulu aja wajar aja itu kamu “mati suri” jadi kalo nyawa kamu masih kemana-mana ya wajar aja” kata uwa
“jangan nakutin napa wa” kata gue
“lah bener kok, mbah bram sama nyai lim dari awal kamu “ilang” mereka nungguin kamu di samping kamu, kamu ga sadar-sadar, 2 hari loh kamu ga ada” kata uwa
“entah mimpi atau bukan tadi itu....” kata gue
“itu bukan mimpi itu nyata” kata uwa ane motong
“astagaaaa kalo nyata bener wa ampun deh” kata gue
“nanti kamu cerita apa yang kamu liat ya, sekarang tidurin aja dulu” kata uwa ane
“iya wa makasih, masih belum sadar badan masih aneh” kata gue
“iya wajar badan kamu masih berantakan, dah tinggal dulu ya, yang lainnya tolong jaga wildan” kata uwa ane
“iya waaaaa” kata semuanya

Uwa dan nyokap gue pun keluar kamar, gue sadar semua temen-temen gue ini ada di samping gue semua bersama temen jin gue, dan jujur aja gue masih kepikiran apa yang gue alamin dan 2 hari gue ilang padahal gue kerasa kaya baru beberapa menit tadi. 

“dah wil lu istirahat dulu aja kita disini kok” kata martin nepuk pundak gue
“kalian kalo mau pulang gpp kok makasih ya” kata gue
“sama-sama kita ga bakal kemana-mana sampe lu putih” kata martin
“sekolah gimana?” kata gue
“ga usah di pikirin woi, dah lu istirahat aja yang bener” kata dimas
“iya iya ahhhh” kata gue megangin kepala
“aku disini kok yank” kata tiara
“makasih yank, kok aku udah ga panas ya, terakhir aku inget tuh aku panas tinggi” kata gue
“iya pas kemarin panas kamu ilang” kata tiara
“wah sembuh tiba-tiba ya, gue tidur bentar ya” kata gue
“iya sok tidur dulu aja wil” kata martin

Akhirnya gue usahakan tidur kembali dan bener aja gue ketiduran lagi, setelah beberapa lama gue tidur akhirnya gue bangun lagi dan kali ini badan gue seger total dan seperti ga ada masalah sama badan gue.

“aaaahhhhh” kata gue
“gimana wil udah enakan?” kata martin
“udah kok udah enak ga ada sakit kaya tadi” kata gue
“iya dek wildan, semua badan dek wildan sudah utuh” kata nyai lim
“makasih nyai sekarang gue mau makan dulu deh” kata gue
“yok-yok makan gue juga laper” kata dimas
“Hemmm dasar perut kebo, laper terus” kata nanda
“yuk makan yank” kata tiara bangunin gue
“iya makan dah yu” kata gue

Akhirnya gue turun ke bawah dan disana udah ada uwa, nyokap, bokap juga ada disana, gue dan temen-temen makan bersama apapun yang ada disana, setelah makan kita semua kumpul di ruang tengah dan gue harus menjelaskan apapun yang gue liat tadi.

“nah coba sekarang kasih tau dan ceritain apa aja yang kamu liat tadi” kata uwa
“serius wa?” kata gue
“iya serius ayo cerita” kata uwa ane
“yaudah jadi gini....” kata gue

Gue menceritakan mulai dari gue jatuh sakit, memulai pengelihatan itu dan sampai akhir, semua orang mendengarkan dengan baik dan ga ada yang motong sampai gue beres cerita, jujur aja pas gue cerita ulang gue merinding dan setiap malam gue masih suka di hantui oleh pengelihatan itu.

“jadi gitu wa” kata gue
“nahhh bener kan” kata uwa
“ihhh kok serem sih?” kata tiara
“kok bisa sampe sana?” kata nanda
“ya mana gue tau tongggg, gue juga bingung, yang gue dapet adalah itu AMANAH TERBESAR gue dan gue harus ngejalaninnya” kata gue
“ya berarti kamu orang terpilih sama kaya nenek kamu” kata uwa
“sama kaya nenek? Serius wa?” kata gue
“seiusan nenek kamu juga dapet liat idupnya sekarnag tenang banget dah kamu jalanin itu mudah-mudahan semuanya lancar” kata uwa
“iya wa doain aja sama minta dukungan” kata gue
“yaudah sekarang istirahat lagi sih biar fit” kata uwa
“iya wa ini pada mau pulang apa gimana?” kata gue
“kita mau disini sampe lu balik sekolah lagi” kata martin
“lah kok jadi gara-gara gue?” kata gue
“udah ga usah banyak nanya yuk istirahat” kata martin
“iya iya dah, wildan ke atas dulu ya” kata gue

Kita semua kumpul di atas dan masih membicarakan apa yang gue liat tadi dan jujur aja itu bagian dari pukulan buat gue, dan itu keras buat gue, ngebuka semua pemikiran dan apapun yang gue pegang selama ini. Gue udah yakin kalo semua berakhir seperti itu.

Cinta Si Tangan Dingin

Dia Dia Dia Sempurna

Penglihatan Lebih

Gara Gara Kartu Kredit

Namaku Setan