Penglihatan Lebih ( Part 26 ) Giliran Dimas

Cerita Campur - Giliran Dimas 

Setelah tiduran ternyata tiara langsung narik gue ke arah dia, di peluknya gue sama dia tapi mukanya deket banget sama gue senyumnya manis banget buat gue "diri" udah ga kuat gue liat mukanya, gue cuman bisa senyum doang ke dia dengan otomatis tangan gue melingkar di pinggangnya dan tangan dia naik ke leher gue, tiap hembusan nafasnya hangat di muka gue dan baunya begitu menggoda. 

"apa kamu senyum senyum?" kata tiara senyum ngegodain
"gak emang kenapa ga boleh?" kata gue senyum 
"boleh dong kalo senyum kamu manis, ini alesannya kenapa aku suka sama kamu tiap kamu senyum aku juga bisa ikut senyum" kata tiara
"yang buat aku senyum tuh kamu tau" kata gue nyubit pantatnya
"aduhhhhh, ihhh bandel tangannya" kata tiara
"kenapa mau bales dendam?" kata gue
"kalo iya kenapa coba?" kata tiara
"yaaaaa gapapa sih cuman gitu." kata gue
"bilang aja mau lagi ribet amat" kata tiara
"mau apaan?" kata gue bingung
"mau kaya kemarin malem kan." kata tiara
"emang kemarin ngapain?" kata gue
"gatau ngapain yah? sampe ada yang napasnya kecapean, mukanya merah terus tangannya jail banget lagi" kata tiara ngegodain
"dih ga sadar diri" kata gue
"bodo amat" kata tiara
"love u ra" kata gue
"love u too wildan" kata tiara

Kita berdua memulai ciuman, gak sih dia duluan yang mulai bukan gue, dan gue disini korban inget ya KORBAN. Tangan gue mulai ngelus punggungnya, tangan gue masuk ke dalem bajunya dan gue elus punggungnya ternyata ga pakai BH cuman tanktop. Tanpa komando dia naik ke atas badan gue tepat di atas selangkangan gue LAGI tanpa melepaskan pengait di bibir kita berdua. Gue lupa disitu ada Mbah Bram

"yank bentar" kata gue dorong tiara
"ada apa yang" kata tiara
"tuh liat" kata gue nunjuk mbah bram
"oh iya hehehhe" kata tiara dan mbah bram ngeliatin kita dari posisi tidurnya sekarang jadi duduk.
"apa mbah liat-liat?" kata gue
"tidak ada apa-apa dek" kata mbah bram
"ini 17 tahun keatas mbah" kata gue
"umur saya sudah ratusan tahun dek" kata mbah bram
"Bener juga sih yank" kata tiara senyum
"dek ada pesan dari mamanya dek wildan, katanya BIMBINGAN ORANG TUA bukan 17 TAHUN KEATAS dek" kata mbah bram polos bener mukanya
"makanya ada mbah bram disini kan jadi ada bimbingan orang tua mbah heheh" kata gue
"...." mbah bram mukanya bingung
"mbah disini aja ya jangan kemana-mana" kata tiara
"tidak apa apa saya disini dek?" kata mbah bram
"gapapa mbah selama tidak mengganggu" kata tiara
"baik dek" kata mbah bram tiduran lagi
"gitu dong mbah, yank lagi yu?" kata tiara
"hahhhh?" kata gue

Belom juga di jawab udah maju aja tuh bibir, dadanya kayaknya nambah mekar soalnya kok bukannya empuk malah jadi keras ya rasanya di dada gue. tangan gue turun ke bawah, sekali lagi gue remes pantatnya udah ga kuat tangan gue buat nahan megang pantatnya. Tangan gue masuk ke dalam celananya dan tentu dia ga pakai celana dalam langsung belahan pantat bro. Nafasnya makin panas gue cuman bisa merem menikmati apa itu yang namanya ciuman. Setelah lama ciuman Tiara memberhentikan ciumannya.

"hahhh hahhh yang aku mau tanya" kata tiara
"apaan yang" kata gue
"ini apa yang nge jendol di celana kamu yang? kok agak nusuk ya di perut aku" kata tiara
"emmmm ituuuuu" gue buang mata (iya gue cabut mata gue terus gue lempar)
"apa ini yang?" tangannya tiara ke arah selangkangan gue
"ehhhhh stop stop stop" kata gue narik tangannya
"kenapa yang?" kata tiara
"itu.... barang pusaka aku" kata gue
"pusaka?" kata tiara
"iya itu aduhhh masa mesti bilang langsung "anu" yang "anu" kata gue
"ohhhh heheheh pantesan aja kaya ada yang nge jendol di perut aku yank" kata tiara
"iya gitu kalo posisi udah begini yank" kata gue
"kaya apa sih yank bentuknya? aku penasaran" kata tiara
"hemmmm gak sekarang kali ya liatnya aku belom siap" kata gue
"iya deh yang pasti aku udah tau ini keras" kata tiara

Kita ciuman lagi dan ternyata dia naik turunkan perutnya dimana tepat di bawahnya ada "anu" gue sumpah antara geli sama sakit soalnya di timpa, gue cuman pengen rasanya cuman gue sama dia di rumah ini terus begini seharian enak kali ya..... Setelah beberapa lama gue nyerah kali ini gue ga kuat kalah ronde gue cuman ciuman doang padahal.

"yank yank udah aku cape yank" kata gue
"cape yah? hahhh hahhhh kasian pacar aku" kata tiara membersihkan keringat yang ada di muka gue
"cape aku belom kuat ra, maap" kata gue
"iya gapapa yank lagian sebenernya aku juga cape tapi gatau kenapa enak" kata tiara
"enak apaan?" kata gue
"ciumannya sayangggg emang abis ngapain sih selain itu?" kata tiara
"gak tau yang heheheh" kata gue nyengir.

Tiara rebahan di samping gue dimana lengan kiri gue jadi bantal buat dia, gue ngatur napas pas gue liat mbah bram ternyata dia tidak melihat ke arah gue seperti "UDAH GA USAH DI LIATIN DIEMIN AJA" kurang lebih kaya gitulah. Rasanya ini lebih capek dari pada olahraga yang pernah gue rasain. Setelah nafas lega gue liat tiara memiringkan badannya ke arah gue dan meluk gue, gue liat dia rasanya seneng banget bisa liat dia senyum, gue penasaran sama yang ada di balik bajunya tapi gue masih ga berani bilang, jadi gue liatin aja sesekali.

"heh liat apaan sih?" kata tiara senyum
"gak kok ga liat apa-apa" kata gue
"ah bohong liat apaan?" kata tiara
"beneran ga liat apa-apa kok ih maksa" kata gue
"liat ini ya?" kata tiara mengarahkan matanya ke dadanya sendiri
"hahhh" kata gue malu
"iya kan? ayo ngaku..." kata tiara
"hemmmm iya deh iya aku ngeliatin itu" kata gue
"kenapa ga bilang?" kata tiara
"kamu gila apa sinting aku bilang begituan." kata gue
"ya kan gapapa kali sini pegang" kata tiara narik tangan gue
"gak ahhhh ga enak gamau" kata gue coba narik tangan gue
"sini gapapa" kata tiara narik tangan gue

Gue megang dadanya dari luar tanktopnya cuman megang ga gue apain-apain gue ngeri, oke disitu ada yang nge jendol gatau apa tapi cukup keras dan pas gue colek ternyata empuk dadanya asli empuk banget gue cuman megang doang ga ngapain-ngapain masih ngeri bos.

"hemmm dah ah ra ga berani" kata gue langsung meremin mata
"dih gituuuu bilang aja penasaran iya kan iya kan?" kata tiara
"engga bodo amat dah ah bobo" kata gue
"hihihi ada yang nyundul tuh di celana" kata tiara
"bodoooo ngantuk raaaa" kata gue 
"hehehe iya deh iya muahhh" tiara nyium pipi gue terus tidur

Kita berdua tidur selayaknya sepasang teman dan mantan, singkatnya tidur pules nih ga ada gangguan, gue menikmati tiap detik gue tidur dengan kondisi di samping gue ada tiara. Kalo lu semua disitu udah abis kali tuh anak, untung sama gue. Tiba-tiba gue mendengar ketukan pintu gue liat masih gelap sepertinya subuh. Pintu terus di ketok gue liat tiara masih tidur pules, gue bangun ngarah ke pintu pas pintu di buka taunya si kampret.

"ada apaan anjing jam segini bangunin orang" kata gue
"tolongin gue willl tolong" kata dimas
"apaan? lu hamilin nanda" kata gue
"setan bukan kampret" dia nyuntrungin gue
"ya terus apaan anak monyettttt ngomong" kata gue
"aduhhh gimana gue ngomongnya ya" kata dimas
"lu ga ngomong gue tutup nih pintu gue ngantuk" kata gue
"tapi lu jangan ngetawain gue ya" kata dimas
"iya apaan?" kata gue
"ini apaan ya kok celana gue basah lengket gini" kata dimas megangin selangkangan ga betah kayaknya
"tar dulu tar dulu, lu mimpi apa semalem?" kata gue
"mimpi cewe wil" kata dimas
"terus?" kata gue
"ya terus gitu dahhhh" kata dimas
"telanjang, ciuman, aneh aneh sama lu gitu?" kata gue
"kurang lebih iya" kata dimas
"hemmm itu mah lu udah akil baligh anjing" kata gue
"emang akil baligh gini?" kata dimas
"iya begitu kemarin juga gue begitu" kata gue
"terus ini di gimanain?" kata dimas
"yaudah lu serang mandi besar, cuci tuh celana sama isinya udah gitu" kata gue
"okelah temenin gue" kata dimas
"mandi bareng? OGAHHHHH" kata gue
"bukan kampret temenin gue di kamar gue bingung" kata dimas
"ohhh okelah ayo" kata gue

kita berdua menuju ke kamar gue dan dia ribet nyari nyari baju gatau nyari apaan sedangkan gue tau apa yang di rasain sama selangkangannya.

"udah mandi sono kampret" kata gue
"iya bentar ada yang kurang" kata dimas
"apaan?" kata gue
"celana dalem gue abis ini terakhir yang gue pake" kata dimas
"yaelahhhhhhhh" kata gue
"pinjem celana dalem lu dah" kata dimas
"yang gue pake?" kata gue
"bukan... najis amat gue pake yang di selangkangan lu sekarang... yang barulah" kata dimas
"yaelahhhhh ga modal yaudah tunggu" kata gue

Gue menuju lemari gue dan ngambil celana dalem buat dia tau muat apa kaga dah bodo amat, dia mandi besar dan nyuci dikamar mandi gue, abis mandi dia keliatan seger dan puas kayaknya udah aman.... gimana ga aman dia pake celana dalem gue. Habis itu gue bilangin ke dimas kalau Nyai Gun suruh balik ke rumah bokapnya buat meditasi dll entahlah ritualnya mereka apaan gue gamau tau juga. Pada saat itu Nyai Gun pun hilang, yang artinya gue yang mesti jagain dia kan kampret.

Gue balik lagi ke kamar sebelah dan melanjutkan tidur dengan sang pujaan hati dimana tadi malem bisa buat si junior diri kali ini gue yang miring dan gue peluk dia, sempet sih gue toel dadanya tapi ga bangun dia jadi ya gue tidur lagi aja. Kebetulan hari ini adalah hari terakhir nginep di rumah gue. Paginya kita semua bangun dan mengundi menginap di rumah siapa selanjutnya. Ternyata rumah selanjutnya adalah rumahnya pacar gue sendiri gak sekarang mantan gue yang kerjanya ga jauh dari lahan usaha gue, tuh gue kasih clue baik gue buat yang jones. Sampai di rumahnya Tiara kita semua di sambut sama mama papanya ternyata papanya lagi ga kerja.

"mamaaaaa" kata tiara
"yeee anak mama pulang" kata mamanya
"iya dong mah pulang kemarin kita semua main dong..." kata tiara sombong
"oh ya main kemana?" kata mamanya
"ke dufan dong mah asik" kata tiara
"di ajak sama siapa kesana" kata papanya
"sama orang tuanya wildan pah" nunjuk gue dan gue senyum doang
"oh iya? makasih ya nak wildan" kata papanya ngusep kepala gue
"sama sama om" kata gue
"papa kali manggilnya" kata dimas nyindir dan nanda nahan ketawa
"hah papa?" kata papanya
"heh diem lu" kata gue
"iya gini om itu tiara sama wildan pacaran om" kata nanda kompor mulutnya
"oh iya?" kata bokapnya, gue cuman bisa senyum doang nyengir ngeri dan tiara nunduk malu
"yaudah gapapa siapa yang marah sih, akhirnya anak papa punya pacar juga gitu dong" kata papanya
"papa ga marah aku punya pacar?" kata tiara
"gapapa kok malah papa sama mama seneng" kata papanya senyum
"makasih om" kata papanya tiara
"dah sekarang kamu panggil papa juga gapapa kok, oh ya itu macannya namanya siapa?" kata papanya
"macan mana pah?" kata mamanya kayaknnya ga bisa lihat
"itu mah ada macan keker deh, wildan bawa macannya juga. siapa namanya nak?" kata papanya
"mbah bram om hehehe" kata gue
"oh mbah bram" kata papanya senyum
"ih papamah, kan mama ga bisa liat galak ga?" kata mamanya
"engga kok baik yang ini auranya bagus dah sana semuanya naik awas jangan aneh-aneh ya" kata papanya
"iya ommmmmm" kata kita semua.




Kita semua naik ke kamarnya tiara, seperti biasa gue langsung rebahan tapi kali ini gue sopan gue di karpetnya tiara tiadurannya beralaskan tas buat jadi bantal gue. Karena tiara peka kali ya dia lemparin bantal buat gue tiduran. Selama hari itu kita males-malesan di kamarnya tiara abis hawanya beda sama kamar gue yang lebih enak di taman gue. Selanjutnya KENTANG.


EmoticonEmoticon