Penglihatan Lebih ( Part 32 ) Back up

Cerita Campur - Back up

“GUA MAU PANGGIL MBAH MUN” kata dimas teriak
“Mbah siap” kata gue di mbah bram
“baik dek kali ini auranya lebih kuat” kata mbah bram
“mbah kira-kira bisa nanganin apa engga mbah” kata gue
“saya belum tahu dek” kata mbah bram

Muncullah sesosok ular besar yang lebih besar dari pada nyai gun, nyai gun sudah terkapar tidak bisa bangun, Ular ini sisiknya hitam dan ada hijau sedikit memang terlihat lebih kuat di bandingkan nyai gun, Aura api hitamnya begitu tebal dan tongkatnya kali berwarna merah. Disitu gua merasakan rasa takut yang cukup menghibur diri gua, semua badan gue merinding dari ujung kaki sampai kepala, mana kaki gua lemes udah kehabisan tenaga. 

“dek kali ini kiat banget saya ga yakin bisa melawannya” kata mbah bram
“coba aja dulu mbah saya masih ada cara lain kok, saya percaya sama mbah bisa” kata gua
“baik dek akan saya coba, memang dek wildan punya rencana apa dek?” kata mbah bram
“ada deh mbah pokoknya PLAN C” kata gue
“PLAN C itu apa ya dek?” kata mbah bram
“mbah kita lagi perang ga usah nanya ya nanti aja” kata gua
“baik dek tapi saya penasaran” kata mbah bram
“mbahhhhh bisa kan penasarannya nanti” kata gue
“baik dek wildan” kata mbah bram




Dimas berdiri di samping Mbah Mun ini sesosok ular yang kekar dan besar, ular ini tidak seperti nyai gun yang satu ini jantan, sepertinya punya papanya yang paling kuat di banding ular yang lain di rumah ini.

“WIL, KENALIN ULAR BOKAP GUA, DIA BAKAL NGABISIN MBAH BRAM” kata dia
“coba aja dim ga semudah itu buat ngabisin mbah bram” kata gua
“ELU UDAH PASTI KALAH WIL” kata dimas
“coba aja silahkan, seenggaknya gua udah tau rencana lu ini dan gua udah tau jenisnya seperti apa, menguntungkan buat gua” kata gua
“ANAK SETAN DARI TADI NUNGGU INI?” kata dia
“lu pikir apa lagi, gua tau gamungkin lu ga menggunakan bantuan, karena kondisi nyai gun dari awal memang sudah banyak luka oleh mbah bram kan.” Kata gue
“KALI INI GUA YANG BAKAL BUAT MBAH BRAM LUKA” kata dimas
“coba aja mbah bram itu lebih lincah di banding ular” kata gue
“KITA LIAT AJA” kata dimas
“mbah siap dia mau nyerang” kata gue dalem hati
“baik dek saya sudah siap” kata mbah bram
“kali ini kuat mbah, tahan lebih lama lagi biar saya tau dulu mbah” kata gue
“baik dek, dek wildan hati hati disini kalau butuh bantuan saya akan datang” kata mbah bram
“tenang aja mbah saya ga akan kenapa-kenapa” kata gue
“baik dek” kata mbah bram

Mbah bram menyerang duluan ke arah ular yang jauh lebih besar darinya, Mbah bram masih bisa melawan bukan menyerang depan muka tapi loncat kebelakangnya lalu di gigitnya buntut ular itu dan di lemparnya ke samping, setelah di lempar ular itu bukannya jatuh tapi masih bisa diri. Mbah bram menyerang kembali tapi kali ini mbah bram di pukul oleh tongkatnya dan mbah bram yang mental dengan mudahnya, luka di badannya lumayan parah. Tapi mbah bram ga menyerah sampai situ berkali kali dia berusaha menyerang. 

Gua sama dimas jujur sudah tidak ada yang bisa bangun dan hanya bisa berlutut kehabisan tenaga untuk berbicara atau bertarung.

“wil badan gua ga kuat lu kalo mau hajar gua sekarang” kata dimas
“temen macem apa gua yang menyerang temennya pas lagi lemah” kata gue
“sekarang gua bukan temen lu gua musuh lu” kata dimas
“sampai kapanpun lu bakal tetap jadi temen gua dan jadi partner gua, dan gua ga bakal bunuh temen gua sendiri” kata gua
“haha anak setan” kata dimas nyengir

Kita berdua ga bisa berdiri cuman bisa jongkok, tapi gua berusaha diri karena gua harus berdiri karena gua paecaya ini belum beres, mbah bram melihat kearah gua dan hanya senyuman yang bisa gua berikan ke mbah bram dan mengangguk yang menandakan kalo gua ga apa-apa. Dimas juga berusaha diri tapi apa daya dia ga bisa diri lagi cuman bisa terjatuh, kaki gua gemetar untuk diri tapi gua harus berusaha kuat untuk strategi selanjutnya.

Mbah Bram menyerang Mbah Mun dengan sepenuh tenaga, Mbah mun masih bisa di lukai oleh Mbah Bram di bahunya dengan taringnya yang tajam. Tapi Mbah Bram di pegang lehernya dan di bantingnya oleh Mbah Mun yang kuat ini dengan tenaganya yang kuat.

“dek saya tidak bisa bertahan lama untuk melawan Mbah Mun” kata mbah bram
“Mbah sudah menyerah mbah?” kata gua
“tidak dek, saya tidak akan menyerah saya akan setuju dengan segala keputusan dek wildan” kata mbah bram
“Mbah tahan sebentar aja, kuras tenaga Mbah Mun setelah itu saya akan menggunakan strategi selanjutnya” kata gua
“baik dek, saya akan mencari jalan untuk menguras tenaganya, kapan dek wildan akan menggunakan strategi dek wildan?” kata mbah bram
“setelah pada waktunya mbah percaya sama saya mbah” kata gua
“saya selalu percaya sama dek wildan” kata mbah bram senyum
“lanjutkan mbah saya akan menyiapkan semuanya” kata gua
“baik dek” kata mbah bram meluncur

Berkali-kali mbah bram menyerang dan berkali-kali juga di lempar mbah bram tapi benar saja mbah bram tidak semudah itu menyerah. Dan gua berpikir mungkin kali ini adalah giliran gua buat menyerang lebih dan mengeluarkan strategi yang telah gua simpan sejak awal.

“dim sorry lu siap-siap ini strategi terbesar yang sudah gua simpan” kata gua
“apaan rencana lu?” kata dimas
“gua bakal kasih kejutan ke elu” kata gua 
“tunjukin sama gua nyet” kata dimas
“GUA MAU PANGGIL MBAH.....” kata gua


EmoticonEmoticon