Penglihatan Lebih ( Part 73 ) Cari Yang Baru

Cerita Campur - Cari Yang Baru

Setelah melihat kejadian itu kita semua pulang ke rumahnya martin, dia masih naik darah gara-gara liat icha ciuman sama cowo lain di depan mata dia sendiri, sebenernya gue udah tau sih icha kaya gitu cuman gue ga tega aja sama martin. Saat sampai di rumah kita semua mandi membersihkan badan agar bersih dan segar, setelah mandi kita semua ngumpul di ruang tengah.



“dah bray jangan di pikirin, besok kita samperin ya” kata gue
“bantu gue ya wil” kata martin
“ya pastilah kalem aja pasti gue bantu ga mungkin ga gue bantu gila aja kali lu ya” kata gue
“dah tenang aja nanti lu urusin icha sisanya biar gue, hehehe gue pengen urusan sama cowonya kayaknya seru deh” kata dimas
“lumah ya yank otaknya berantem mulu, kapan lurus sih otak lu” kata nanda
“yaelah yank kali-kali napa sih” kata dimas
“bukan kali kali lagi tapi udah berulang kali” kata nanda
“iya iya maaf sih” kata dimas
“dah ya, mending kita makan jujur gue laper” kata gue
“bener juga tuh cakep” kata dimas
“di rumah ga ada makanan tau” kata tiara
“berarti beli keluar ya” kata gue
“iya” kata tiara
“hemmmm nasib deh mana udah malem juga kan cakep, yaudah deh bentar, mbah bram nyai lim” kata gue
“iya dek wildan” kata mereka berdua
“boleh minta tolong ga, cariin warung makanan yang masih buka jam segini” kata gue
“warung makanan itu kaya apa ya dek?” kata nyai lim
“warung makanan tuh yang isinya banyak makanan, bukan warung ya” kata gue
“warung itu kaya apa?” kata nyai lim
“aaahhhh elahhhhh, ngurusin begini bisa sampe gue wisuda dah” kata gue
“nyai lim warung makanan itu isinya banyak makanan seperti nasi, ayam, ikan, daging, dan lain lain” kata tiara
“nah denger tuh” kata gue
“baik dek saya mengerti” kata nyai lim
“jadi bisa cariin?” kata gue
“saya masih bingung dek” kata nyai lim
“aaaahhhhhhhh, mbah bram ngerti ga?” kata gue
“saya juga bingung ini dek” kata mbah bram
“ah elahhhh tobat kawannnn, yaudah dah gue beli makan dulu” kata gue
“aku ikut yank” kata tiara
“ga usah lu disini aja sama nanda, dim lu ikut gue ayo boncengan” kata gue
“siap bosss” kata dimas langsung diri
“nyai lim sama mbah bram ayo ikut” kata gue
“baik dek” kata mereka

Gue keluar rumah langsung nyalain motor gue, saat di perjalanan satu hal yang gue sadari adalah bensin gue tipis, oke sekarang saatnya gue ajarin temen-temen gue beberapa hal biar ga beloon banget. Saat sampai di pom bensin antrian cukup panjang jadi ngantri sambil ajarin temen temen gaib gue satu ini.

“nyai lim, mbah bram keluar deh sebentar” kata gue
“iya dek ada apa” kata mereka berdua
“saya mau ngajarin sesuatu” kata gue
“apa itu dek” kata mereka
“tempat ini namanya pom bensin atau tempat pengisian bensin, paham?” kata gue
“tempatnya hanya disini dek?” kata mbah bram
“ga mbah tempatnya dimana mana ada, liat gambar kaya gitu (menunjuk logo pertam), nah itu menandakan ada bensin disini, beserta tulisannya, ada peremium, pertamax,solar, itu namanya pom bensin, warna nya merah seperti ini, mengerti mbah?” kata gue
“baik dek, saya mengerti” kata mbah bram
“nyai lim mengert?” kata gue
“saya sedang menghafal tempatnya dek, kenapa orang-orang disana menarik selang ke arah kendaraannya dek?” kata nyai lim
“itu lagi ngisi bensin atau bahan bakar nyai” kata gue
“bahan bakar itu seperti apa dek?” kata nyai
“wil, macan lu ngeselin sumpah gue cekek ya pake ular gue” kata dimas
“coba aja kalo ular lu kuat, nanti nyai sama mbah cium ya bau bahan bakar itu kaya apa oke?” kata gue
“baik dek” kata mereka

Setelah mengantri beberapa lama akhirnya giliran motor gue di isi bensin.

“pertamax mas full” kata gue
“di mulai dari nol ya dek” kata dia
“yoyoy mas” kata gue

Saatnya mengajarkan macan gue bau bensin itu kaya apa.

“mbah, nyai cium deh bau bensin kaya apa” kata gue dalem hati
“baunya aneh dek, kaya kencing” kata mbah bram
“kencing siapa yang bau bensin?” kata gue
“kencing dek wildan” kata mbah bram
“ampun deh edan edan, beda mbahhhh, coba cium lagi” kata gue
“penciuman saya tidak kuat dek sama cairan ini” kata nyai lim
“baunya memang begitu nyai, nah ini namanya bensin ya” kata gue 
“baik dek” kata mereka

“dek sudah penuh” kata masnya
“iya mas makasih ini uangnya” kata gue memberikan uang 100
“dek malem ini tumben ya panas banget , perasaan tadi masih dingin, tiba tiba jadi panas” kata dia
“hehe iya mas” kata gue padahal deket dia ada nyai lim sama mbah bram
“iyalah panas mas, ada 2 hal aneh disini” kata dimas
“hah?” kata dia
“apaan sih lu dim” kata gue injek kakinya
“MONYETTTTT, sakit bego” kata dia
“makanya” kata gue
“ini dek kembaliannya” kata dia
“makasih mas” kata dia

Gue sama dimas melanjutkan perjalanan buat hunting makanan, karena sudah mulai gelap beberapa warung makanan tutup, dan yang ada di otak gue adalah hanya fast food, gue sama dimas ke arah kota entah dimana itu dan akhirnya menemukan fastfood, yang terkenal dengan badut kuningnya, setelah mendapatkan beberapa porsi.

“mbah, nyai ini adalah salah satu tempat yang jual makanan, ngerti?” kata gue
“baik dek, baunya sepertinya enak” kata mbah bram
“seperti bau ayam dek” kata nyai lim
“emang ayammmmmmmm astagaaaa” kata gue tepok jidat
“wil, gue bakar ya” kata dimas
“coba aja nyet kalo sanggup” kata gue
“ga adil ah yang 1 kuat yang satu bantuin males” kata dia
“nah tuh tau nyet” kata gue
“dah ah balik”kata dimas
“ngerti ya nyai sama mbah ini yang jual makanan” kata gue
“baik dek” kata mereka berdua

Setelah membeli makanan masalah yang gue hadapi adalah jalan pulang, oke gue sama dimas tersesat asal lu tau semua daya ingat gue soal jalan agak bermasalah al hasil gue lupa sama jalan yang barusan gue lewati karena beberapa jalan masih ada yang satu arah, big prob? Yes. 

“dim kita punya masalah” kata gue
“apa lagi nyet, bensin penuh, ban ga bocor, mesin lancar, apa lagi” kata dimas
“gue lupa jalan pulang” kata gue
“becanda lu” kata dimas
“serius gue ga becanda” kata gue
“wil, berantem yu, INI MALEM ANJING” kata dia
“ga usah emosi bisa kali mas” kata gue
“ini jalan pulang gimana jing, gamau tau gue” kata dimas
“wait gue cari jalan dah” kata gue
“tanggung jawab deh” kata dimas
“nyai, mbah” kata gue
“iya dek” kata mereka
“saya ga tau jalan pulang ke villanya dimas, apakah kalian bisa bantu?” kata gue
“sepertinya bisa dek” kata mbah bram
“oke gimana caranya?” kata gue
“saya akan ke dek tiara atau dek nanda nanti dek dimas ikuti aura saya, bagaimana?” kata mbah bram
“cakep deh ada navigator” kata dimas
“boleh juga yaudah nyai lim bisa batu baca auranya mbah bram dari jauh? Saya rada kurang peka” kata gue
“bisa dek” kata nyai lim
“oke yaudah mbah bram coba ya” kata gue
“baik dek” kata mbah bram

Dengan sekejap mbah bram menghilang, dan dalam hati gue seperti ada kata yang menandakan bahwa mbah bram sudah di lokasi, jadi gue minta bantuan nyai lim untuk membaca aura mbah bram, dengan cepat nyai lim membantu gue, ya nyai lim berlari di depan motor gue dan gue ngikutin dia aja, ajaib emang, setelah beberapa lama gue sama dimas sampai di rumahnya martin.

“makasih nyai sama mbah” kata gue
“baik de sama sama” kata mereka
“kalian bantu jaga kita ya, ini di daerah pesisir pantai dan juga banyak setannya bisa bantu?” kata gue
“bisa dek” kata mereka berdua
“tolong ya, mas lu juga dong” kata gue
“iya iya dah nyai gun” kata dimas
“iya dek dimas ada apa” katya nyai gun
“nyai abis ngapain dah kok mulutnya kaya penuh?” kata dimas
“abis makan setan dek, enak” kata nyai gun
“nah ini nih yang ngeri anjing” kata gue
“nyai kenapa makan setannnnn?” kata dimas
“pesisir daerah saya dek, ya saya suka makan setan daerah pesisir” kata nyai gun
“yaudah kalo gitu biar nyai gun kenyang, nyai bantu saya jagain rumah ya” kata dimas
“dengan senang hati dek, sama mbah bram dan nyai lim?” kata nyai gun
“iya sama mereka tolong yah” kata dimas
“baik dek” kata nyai gun
Dengan sekejap mereka ber tiga berpencar entah kemana saja saat masuk ke dalam rumah, martin sepertinya lagi curhat sama 2 cewe remaja ini.

“sorry tadi si wildan NYASAR” kata dimas
“lah kok bisa nyasar” kata tiara
“iya aku lupa jalan yank tau sendiri kan gue kaya gimana kalo ngapalin jalan” kata gue
“kebiasaan kamumah” kata tiara
“hehehe iya iya maaf” kata gue cium keningnya tiara
“makanannya dapet?” kata nanda
“dapet nih dari badut kuning” kata dimas
“asikkk makan” kata nanda
“nih tin” kata dimas ngasih sekotak
“gue ga laper” kata martin
“makan dulu jing” kata dimas
“gamau gue ga laper” kata martin
“oke lu ga makan gue gamau bantu lu ya” kata gue
“iya iya gue makan anjing” kata martin mengambil sekotak makanan
“nah gitu kan kelar” kata gue

Selesai kita makan dan sedikit berdiskusi akhirnya kita semua memutuskan untuk tidur di kamar masing-masing, ya gue sekamar sama tiara tapi tidak terjadi apa-apa hanya sedikit kecupan sana dan sini, setelah tertidur, tiba-tiba firasat gue mangatakan suruh bangun, akhirnya gue bangun, keluar kamar dan menuju ruang tengah, apa yang gue dapati? Ya martin duduk sendiri di ruang tengah gue tau dia lagi galau berat.

“kan bener firasat gue kalau lu ga tidur, ini udah malem” kata gue nepuk pundaknya
“gue ga bisa tidur wil, masih kepikiran, kepikiran gitu ya icha sampai kaya gitu” kata martin
“ya gue ngerti itu, tapi bukan gini caranya bray, kan udah tau besok mau gimana” kata gue sambil duduk di sebelahnya
“icha kaya gitu kenapa ya sama gue?” kata martin
“mungkin dia bosen sama hubungan kalian” kata gue
“bosen ya, anjir, gue kurang apa coba” kata martin
“ya wajar aja, semua pasangan pasti pernah bosen, salahnya dia itu sampai di titik jenuh, gue sama tiara pernah bosen tapi kita cari cara biar ga sampai titik jenuh itu” kata gue
“caranya?” kata martin
“macem-macem, ngasih waktu sendiri misalnya, atau melakukan hobi masing-masing pacaran sambil di temenin pokoknya ya banyak jalan lah” kata gue
“ini salah gue atau dia jadinya?” kata martin
“ga ada yang salah, ini salah satu sifat wajar, bagusnya adalah ketawannya sekarang” kata gue
“bener juga sih” kata martin
“lu berdua kenapa ga tidur dah” kata dimas dari arah belakang
“ini martin ga tidur nyet dia galau sama masalahnya icha” kata gue
“gila ya temen kita satu ini kalau lagi galau” kata dimas dari belakang gue
“ya mau gimana lagi dim, gua udah sayang banget sama icha taunya di gituin sama dia sakit jing” kata martin
“yaudah lah ya lupain cari yang baru, KELARRRR” kata dimas
“kali ini gue setuju sama dimas, cari yang baru, lu ganteng, bisa mapan, apa salahnya sama cewe yang lebih berkualitas, beda sama gue, yang mukanya pas pasan sama garis zebra cross” kata gue
“anjir wkwkwkkw, mau gue buatin kopi ga lu pada gue mau buat kopi” kata dimas
“mau gue coffee mix” kata gue
“gue samain deh” kata martin
“oke sip wait, gue lagi baik hati ya mau buatin lu semua kopi” kata dimas menuju dapur
“jir itungan nyet” kata gue

Gua sama martin lagi ngobrol bareng tiba tiba ada suara dimas berteriak.

“AAAAAAAAAAAAAAAAA KEPALAAAAAAA” suara dimas
“apaan sih lu nyet berisik” kata gue
“ada kepala di dalem lemari” kata dimas
“yaelah kepala doang” kata gue
“kaget jir, lu melihara setan banyak banget tin” kata dimas
“ya rumah gue udah lama ga di tempatin wajar aja:sih” kata martin
“oke rumah lu horror” kata dimas
“panggil aja ular lu” kata martin
“udah kelar tuh kepala di makan nyai gun” kata dimas
“jir ular lu lapar beneran” kata gue

Setelah beberapa lama kopi pun sampai ke tangan gue sama martin, gue, dimas dan martin kita bercerita dan menyusun sedikit rencana buat besok, karena besok adalah dimana hari martin mau mutusin icha emang harus sih kasian juga martin.

“oke berarti udah fix ya rencananya begitu” kata gue
“yakin kelar nih ya” kata martin
“yakinnnnn dah ikutin cara gue” kata gue
“oke deh sedikit tenang gue sekarang” kata martin
“ya itulah gunanya kita nyet buat saling bantu” kata dimas
“oke makasih ya gue sangat-sangat, berterimakasih” kata martin
“kalem sih kaya kesiapa aja, dah sekarang beneran udah tengah malem kita tidur terus pagi kita kesana oke?” kata gue
“siapppp” kata martin sama dimas

Akhirnya gue kembali kekamar memeluk tiara dan gue yakin besok kelar, dan selanjutnya adalah cariin martin pasangan yang baru entah siapa aja yang mau sama dia, gue pasang alarm pagi pagi dan tidur terlelap, besok berhasil, pasti!!! 


EmoticonEmoticon