Penglihatan Lebih ( Part 72 ) Icha, Icha, Dia, Dia


Cerita Campur - Icha, Icha, Dia, Dia


Saat dijalan tanpa gangguan dan tanpa anak-anak alay dijalanan. Sekitar 2 jam terakhir di jalanan kita akhirnya sampai di sekolahannya icha.

"Akhirnya sampai juga" kata martin
"Ini sekolahannya icha?" kata nanda
"iya ini sekolahannya" kata martin
"dim dim, siap-siap pegangin martin" kata gue bisik bisik
"kenapa emang?" kata dimas bisik-bisik
"emmm pegangin ajaaa" kata gue
"okelah" kata dimas

gue sama dimas rangkul martin siap siap buat megangin dia dari amarahnya kali ini.

"ini sekolahannya? boleh juga" kata gue
"iya ini tapi masalahnya mana icha ya" kata martin
"tunggu ajaaaa" kata dimas
"iya mana ya icha harusnya udah jam keluar sekolah nih" kata tiara
"harusnya ya..." kata martin

setelah menunggu beberapa lama martin tertuju pada satu pemandangan yang buat dia ga enak

"ehh itu kan icha" kata martin menunjuk icha
"weiiii tahan tahan liat baik baik" kata gue menahan martin
"tahan nyet liat baik baik ye" kata dimas


Tidak lama kemudian icha bersama seorang cowo pegangan tangan dan ketawa ketawa, lalu masuk ke dalam mobil sedan hitam civic punya si cowo, setelah masuk mobil itupun berjalan menjauh dari kita semua berbeda arah dari kita.

"si anjinggg!!!!" kata martin
"weiii tahan lu td bilang bisa nahan emosi kan" kata gue
"tapi ga gini juga nyet" kata martin
"gue udah nanya berkali kali sepanjang perjalanan kan" kata gue
"ini yang lu liat sebelumnya?" kata martin
"..." Gue hanya mengangguk
"kenapa lu ga bilang monyettt" kata martin
"dia sayang sama lo tin, makanya dia pengen lo liat sendiri dan tau icha orangnya kaya apa" kata dimas
"yaudah gue mau ngejar mereka aja" kata martin
"tahan bukan gitu caranya" kata gue narik badan martin
"liat dia di bawa cowo lain anjing" kata martin
"sabarrrr sekarang kerumah lu kita diskusi ya" kata gue
"tapi dia....." kata martin
"eh udah dengerin aja wildan dia punya sejuta cara buat cari tau" kata dimas
"dah yu tin kita ke rumah lu" kata tiara
"tapi raaaa..." kata martin
"pulang! percaya sama gue dah yu rumah kamu dimana tin?" kata tiara
"ga jauh dari sini kok, deket" kata gue
"kok lu tau?" kata martin
"taulah dukun" kata dimas
"dukun palelu nyet" kata gue
"yaudah iya iya kita ke rumah" kata nanda
"yank kamu bawa motor aku biar martin aku bonceng dulu" kata gue
"oke yank" kata tiara

Setelah itu kita semua menuju rumahnya martin, gue bonceng martin dan muka dia murung banget sedih, tp di satu sisi dia emosi karena liat icha di bawa cowo lain.

Sesampainya di rumah martin, dan ada satu pemandangan yang buat gue tertarik yaitu dimana semua sisi rumah ini setan, mereka semua hitam dan ngeliat ke gue super sinis, matanya pada melotot ke gue seperti gue adalah musuh, tapi gue cuek aja ada mbah bram sama nyai lim di samping gue. 

Saat masuk rumahnya baru buka pintu ada kunti yang ngagetin gue sama yang lain, muka dia berada persis di depan kita semua.

"ASTAGAAAAAAAA SETAN JELEKKKKK" kata tiara
"ini setan siapa tin? elu?" kata dimas
"gatauuuu bukan gue, yang penting icha gimana... minggir lu nyet" kata martin nyingkirin nih kunti pake tangannya

gue cuman bisa diem sama kelakuan martin kali ini dia depresi ngeliat icha selingkuh, kita semua mengikuti martin yang masuk tapi sebelumnya pamit sama kunti satu ini.

"denger lo sama yang punya rumah minggir" kata dimas nunjuk nih kunti terus lanjut masuk
"lo kurang kerjaan ya ngagetin orang" kata tiara nunjuk juga
"aduh aduh mbak cari tempat lain gih." kata nanda lewat
"mbak kunti sabar yah, temen gue pada sensi" kata gue nepuk pundaknya terus lanjut masuk

si setan cuman melotot ngeliat kearah kita masuk. Setelah masuk kedalam rumahnya martin dia mengawali duduk di karpet ruang tengah, yang lain mengikuti martin duduk di karpet, beda sama gue tiduran di karpet gue seneng banget tiduran di karpet apa lagi kalo di temenin lagu selow.

oke sekarang bukan waktunya nyantai, temen gue lagi kesambet patah hati, kita ga memulai pembicaraan sampai dia membuka mulutnya terlebih dahulu karena orang emosi ga suka di tanya.

"ahhhh berengsek lah" kata martin
"nahhh gitu kek ngomong dari tadi kek" kata gue 
"tai lah tai tai ini icha gimana? kasih gue ide" kata martin
"ada beberapa opsi sihhh" kata tiara
"nah dengerin cewe aja dah" kata dimas
"gimana ra?" kata dimas
"pancing manis, nih cara cewe ya, lu tanya dia lagi dimana dulu aja" kata tiara
"nahhh pantes aja semua cowo di tesnya begitu ya ngehe" kata dimas
"abis cowo kan suka ngumpet-ngumpet" kata nanda
"aku ga gitu ya yank sumpah" kata dimas
"bodo amat yank" kata nanda
"yaudah lu coba hubungin icha ada dimana" kata gue
"telf?" kata martin
"coba aja telfon dulu kalau ga di angkat baru via sms dah" kata gue
"oke gue coba ya" kata martin

martin berusana telfon icha dan ada jawaban dari icha, hp langsung di speaker sama martin biar kita pada denger semua.

"halo yank" kata martin
"halo sayang....tumben telfon" kata icha
"kamu udah pulang? iya aku pengen denger kabar kamu aja yank" kata martin
"aku gapapa sayank" kata icha
"kamu lagi dimana?" kata martin
"emmmm lagi di luar sama temen nih" kata icha
"di luar yah.... sama siapa aja?" kata icha
"sama temen temen termasuk temen sebangku kamu dulu pas smp" kata icha
"siapa vino?" kata martin
"iyalah siapa lagi haha" kata icha
"oh ya udah deh kalau gt, aku pergi dulu ya" kata martin
"oke sayang ati ati" kata icha

setelah percakapan mereka, gue memberi kode kalau icha bohong, tadi icha bilang temen sebangku martin dulu artinya dia tau kontak temennya itu, martin menghubungi vino dan dia menjawab lagi ga sama icha dia lagi sama keluarganya.

Setelah itu kita semua menenangkan martin yang udah naik darah, gue punya rencana buat nyamperin icha, setelah semua setuju giliran para cewe buat cari tau dimana icha berada.

"halo cha, apa kabarrrrr" kata nanda
"halo nanda, baik kok tumben telfon" kata icha
"pengen tau aja, kapan ke bogor lagi?" kata nanda
"masih belum tau masih banyak tugas main disini hehe" kata icha
"main mulu, sekarang lagi di luar dong berarti?" kata nanda
"iya hehe lagi di cafe xxxx nih gue sama temen gue" kata icha
"cafe yang lu cerita waktu itu berdua sama martin?" kata nanda
"nahhh iya bener" kata icha
"ihhh mengenang masa lalu ya" kata nanda
"ih biarin asik ya" kata icha
"yaudah deh di tunggu di bogor ya aku mau nemenin mama dulu nih belanja" kata nanda
"oke deh nanti gue ke bogor pasti" kata icha
"yaudah yaaaa dahhhh" kata nanda

setelah telfon di tutup martin inget sama cafe yang di maksud, akhirnya kita denua siap siap ke tempat yang di maksud. Gue dan dimas mengikuti motor martin dia ngebut ga jelas. Saat sudah dekat dengan cafe kita semua agak jauh dari cafe alias dari seberang cafe itu.

"anjing tuh mobilnya kan" kata martin nunjuk mobil yang di pakai oleh icha td
"kalem kalem, tunggu sampe dia keluar" kata gue megang bahunya
"gue ga sabar tot mau masuk mau liat dia ngapain aja" kata martin
"eh otak lu kejeduk ya? itu cafe mereka ga bakal macem macem kok ga bakal bisa juga sabar" kata dimas
"bener tin tunggu aja sih" kata tiara
"iya dah iya kita tunggu" kata martin

akhirnya kita semua duduk di warung sebrang jalan cafe tersebut sambil minum kopi dan kata martin dari tadi ga pindah dari mobil yang di maksud. 

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya muncul juga sesosok perempuan dan laki laki dari cafe itu dan itu adalah icha bersama seorang cowo, macan martin sudah muncul di sampingnya dengan tatapan tajamnya. Martin seperti kesal dan marah sama apa yang di lihat.

"ini kenapa macan lu di bawa bawa dah" kata dimas
"gue pengen bunuh tuh cowo" kata martin
"yeeeeee lu kira nyawa murah jing" kata dimas
"bodo amat cewe gue di gandeng gandeng gitu" kata martin
"dah dah kita ikutin dari belakang yu" kata nanda
"lu kalo emang partner gue, turutin kata gue, lu tau gue dan gue pasti ngasih jalan yang baik, tarik macan lu kita jalan, tuh dia mulai jalan" kata gue nunjuk mobil itu
"oke oke, kita jalan deb gue nurut" kata martin
"oke lu di belakang gue, dimas paling belakang ya" kata gue
"siap bos" kata dimas

kita ber 5 jalan mengikuti laju mobil ini, sengaja kita agak jauhan dan waktu telah menunjukan sore hari dimana matahari akan tenggelam. Jalanan begitu padat dan gue melihat dari luar kalau icha sender-senderan sama cowo itu yang gue belum tau namanya.

Martin makin kesal dengan apa yang dia lihat, setelah beberapa lama mereka berhenti di mini market dan si cowo ini keluar dari mobilnya dan menuju mini market entah beli apa, kesempatan yang cukup bagus karena icha sendirian di mobil, martin menunjuk nunjuk mobil berkali kali yang menandakan "gue mau samperin dia", tapi gue kasih kode balik untuk bersabar, setelah beberapa menit berselang si cowo masuk kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan dimana jadi sudah mulai gelap.

Setelah beberapa lama sampailah di sebuah rumah yang cukup besar dan kita berhenti di beberapa rumah sebelum rumah itu, matikan lampu agar terlihat berhenti dan ternyata yang kita lihat dari jauh adalah Icha ciuman sama si cowo itu di dalem mobil, oke itu bukan sodaranya atau apalah ga mungkin sodara kaya gitu cium bibir, cukup lama bibir mereka menempel, dan icha keluar lalu masuk ke dalam rumah dan mobil tersebut jalan kembali entah kemana. 

"ANJING CIUMAN , ICHA GA NYANGKALAH GUE ANJING ANJING....." kata martin
"sabar bray sabar" kata gue nepuk pundaknya
"LU GA LIAT APA ICHA CIUMAN" kata martin
"liat kok semua disini liat" kata gue
"TAILAH ANJING" kata martin
"sabar tin besok kita samperin mereka ya" kata gue
"OKE BESOK GUE SAMPERIN TUH COWO" kata martin
"kitaaaaa...." kata gue
"BODO AMAT" kata martin
"kita tin kitaaaa..." kata tiara 
"MASA BODO YANG PENTING ICHA" kata martin 
"kita nya kapan" kata nanda
"IYA IYA KITA" kata martin
"nah gitu donggggg...." kata gue sama dimas


EmoticonEmoticon