Penglihatan Lebih ( Part 66 ) Truth Or Dare

Cerita Campur - Truth Or Dare

Setelah sampai sana kita ga langsung nyebur, lagian ga mungkin juga pantai selatan nyebur ke tengah yang ada ilang, cukup sampai batas kaki berpijak aja. Setelah menitipkan barang-barang ke salah satu penjaga warung kita semua bersantai di pinggir pantai, pakai kaca mata hitam, ada yang duduk ada yang tiduran, kalau gue memilih tiduran.

“udah lama gue ga kepantai” kata gue
“sama gue juga untuk di ajak kesini, ga sia-sia deh” kata dimas
“perasaan lu tadi ngomel di jalan nyet gara-gara jauh” kata gue
“kan pas di jalan kampret pas nyampe sini mah ya bahagia gue, not bad lah” kata dimas
“bacot lo njing” kata gue
“ahhhh bodo amat yang penting gue menikmati pantai” kata tiara tiduran di samping gue
“iya bener, hadehhhh abis dari sini nanti kita main ke mana lagi ya?” kata nanda
“tau deh yang penting main, hehehe” kata tiara
“main ke pantai deket rumah gue lah” kata icha
“banten?” kata gue
“yappppp” kata icha senyum
“pantai anyar?” kata gue
“ada pantai anyar, ada sawarna, yaaaa masih banyak lagi” kata icha
“wah asik juga tuh” kata dimas
“yakin lo kesananya kuat?” kata martin
“emang jauh ya?” kata dimas
“buka peta anjing ukur sama lo dari bogor” kata gue
“tai pasti jauh, kalo bagus cape di jalan ke bayar tuh” kata dimas
“kebayar kok, disana bagus, seru, rame deh pokoknya” kata icha
“seenggaknya lu bisa berenang dim kalo mau” kata gue 
“nah bener tuh” kata icha

Deburan ombak yang membuat gue sedikit tenang atas apa yang gue alami dengan pengelihatan yang di kasih ke gue yang membuat gue merinding atas hal itu, gue mencoba melupakan hal itu selama gue di pantai, deburan ombak, tawa temen-temen gue, teriakan anak kecil, suara peluit, suara motor dan mobil yang lewat, membuat gue lebih tenang dan bisa melupakan hal itu walau cuman sebentar. Lagi asik-asik nyantai tiba-tiba ide konyol terbesit di otak gue.

“bro” kata gue sambil tiduran
“apaan” kata dimas nengok gue gue
“kita main game yuk dari pada jenuh” kata gue nengok ke arah mereka
“main game apa nih?” kata nanda yang tadinya tiduran jadi posisi duduk
“main TOD mau ga?” kata gue
“wah asik nih” kata martin
“iya tapi jangan ada yang cemburu ya atau marah soalnya ini cuman game doang” kata gue
“siapppppp” kata semuanya
“oke lu cari botol kosong tin” kata gue duduk
“siap bos” kata martin beranjak dari posisi duduknya

Setelah menunggu 1 menit lebih dikit dia bawa botol bir kosong.

“eh tai emang ga ada botol lain apa selain ini nanti di kira mabok” kata dimas
“ya ga ada lagi ini doang” kata martin
“ya udahlah gapapa lagian juga di periksa tinggal ngembusin nafas lu doang juga keliatan kali kita mabok apa engga” kata gue
“nah bener tuh, otak lu pendek nyet” kata martin
“tau ah, kali-kali dukung gue kek monyet” kata dimas
“embung” kata gue
“yaudah nih mainnya gimana?” kata martin
“oke duduk melingkar” kata gue

Kita semua duduk melingkar posisi cewe cowo cewe cowo, dan permainan TOD pun di mulai.

“oke puter “ kata gue 

Martinpun memutarkan botol bir itu dan berhenti pertama di icha, good job.

“yahhhh kok berenti di gue sih ah” kata icha
“ya itu resiko, pilih mau mana?” kata gue
“mau jujur aja dah” kata icha
“oke tunjuk siapa yang mau nanya ke kamu” kata gue
“dimas” kata icha
“tanya mas” kata gue
“tanya apa yaaaaaa” kata dimas mikir
“ahhhhhh kelamaan si kampret” kata gue
“iya iya oke, cuman 1 pertanyaan kan?” kata dimas
“yapppp” kata martin
“oke kalo gitu, di antara kita semua ada ga cowo yang lu suka selain cowo lu” kata dimas
“jujur ya, ada, jangan marah yankkkkkk” kata icha megang tangan martin
“dih siapa yang marah namanya juga lagi main” kata martin
“kan di tanya, jawabannya ada doang” kata icha
“oke bahaya deh ya” kata gue
“ahhh udah udah skip makin ga beres nanti, gue puter lagi ya?” kata dimas
“gas bos” kata martin

Dimas memutarkan botolnya sendiri dan ternyata berhenti pas banget di depan dia juga

“KAMPRETTTTTTT GUE YANG MUTER KENAPA BERENTI DI GUE” kata dimas
“itu takdir” kata gue
“huahahahhaa nasib kamu jelek yank” kata nanda
“yaudah pilih mau mana?” kata tiara
“oke gue pilih truth” kata dimas
“pokkkkkk pokk pokkkkkkkkkk” kata gue
“chicken chicken pok pokkk kukuruyuk” kata martin
“nyalinya cowo gue cuman segini ternyata” kata nanda
“oke oke ahhhhh sial dare” kata dimas
“nah gitu dong” kata gue
“tai ahhhh masa ga boleh jujur” kata dimas
“ga boleh udah lu pilih mau di tunjuk sama siapa” kata gue
“sama siapa aja dah pasrah gue” kata dimas
“oke sama gue boleh?” kata gue
“....” semua mengangguk
“oke mas, kenalan sama salah satu cewe yang ada disana (menunjuk ke satu sudut) terus bawa kesini” kata gue
“ahhhh becanda lu anjing, gue bisa berantem sama nanda” kata dimas
“berantem? Dih ogahhhh gih sana kalo berani bilang aja takut” kata nanda julurin lidah
“bener-bener lu ya yank setan” kata dimas
“ayo dong dim, nyali lu ciut?” kata martin
“iya iya oke gue kesana” kata dimas berdiri
“SEMANGAT DIMAS” kata gue

Dimas pergi ke sisi yang gue tuju, kita semua melihat ke arah dia, bukannya nyemangatin dia kita semua taruhan.

“20rb kalo dia di gampar” kata gue
“deal” kata martin
“deallll” kata semua cewenya

Dimas melihat ke arah kita saat dia mau sampai di depan cewe itu dan kita pura-pura nyemangatin dia, setelah beberapa saat kita melihat dia melakukan percakapan dengan salah satu cewe disana, dan bener aja ga lama “PLAKKKKK” pipinya dia di gampar sama tuh cewe dan kita semua langsung balik badan, pura pura ga kenal sama dia dan menahan tawa.

“pffftttt bener kan kata gue kasian dimas” kata gue
“kampret gue rugi bandar anjing” kata martin
“kasian cowo gue ga pinter deketin cewe ternyata” kata nanda
“lah emang” kata gue

Saat dimas kembali ke arah kita dan dia duduk di samping nanda, dia masih memegangi pipinya yang di tampar dan ngoceh ga jelas.

“PUAS LU SEMUA GUE KENA GAMPAR” kata dimas
“ya itu sih nasib” kata gue
“anjing tuh cewe bener-bener asal gampar aja” kata dimas
“emang lu ngomong apaan ke dia?” kata martin
“tau ah ga usah di bahas, asli gamparannya sakit anjing” kata dimas pipinya merah banget
“buahahahha tatonya bagus yank” kata nanda
“puas kamu yank, tega bener” kata dimas
“oke mana tadi seperti janji” kata gue
“yaudah yaudah nih” kata martin dan yang lain ngeluarin yang 20 rb di aksih ke gue
“anjing gue jadi bahan taruhan” kata dimas
“lah kan taruhan dikit gapapa nanggung, lagian gue udah tau lu bakal di gampar” kata gue
“anjing lu emang wil sumpah” kata dimas
“buodo amat” kata gue
“gue yang puter dong kali ini” kata nanda
“monggo mbak” kata gue

Nanda memutarkan botolnya kembali dan berhenti di depan gue.

“upppssss sorry wil” kata nanda
“kalem aja nan” kata gue
“okeh sekarang bales dendam” kata dimas
“nahhh ini gue suka dare wil” kata martin
“go ahead” kata gue
“serius yank?” kata tiara
“serius, disuruh ngapain nih?” kata gue
“HAL YANG SAMA KE GUE” kata dimas
“ya wil tapi salah satu cewe di pantai ini selain yang lagi duduk sama kita” kata martin
“oke deal” kata gue berdiri
“SEMANGAT ANJING MAMPOS LO” kata dimas
“kalo gue bisa bayar 20rb ya” kata gue
“GUE BAYAR 5X LIPAT ANJING” kata dimas
“oke berarti 100 ya?” kata gue
“YA 100 TAPI LO HARUS BERHASIL BAWA DIA KESINI” kata dimas
“deal semangat gue” kata gue sambil beranjak

Gue pun pergi dan melihat sekeliling siapa yang bisa gue pilih, dan gue tertuju ke satu cewe, tanpa berpikir panjang gue samperin tuh cewe dengan sedikit rasa takut. Setelah gue berada di belakangnya gue cuman bisa sapa dia.

“sorry mbak, neng, bisa ganggu sebentar?” kata gue
“eh ada apa ya mas?” kata tuh cewe
“gue sama temen-temen gue lagi main truth or dare di belakang gue sana, ga usah di tengok nanti ketawan, gue di suruh kenalan sama lu dan bawa lu kesana abis itu udah kok gimana mau bantu?” kata gue
“cuman main doang kan ga lebih?” kata dia
“asli suer samber geledek” kata gue
“yaudah yaudah iya, sampe suer segala mas nih, namaku shinta” kata dia ngasih tangan
“nama gue wildan” kata gue senyum
“asli mana mas?” kata shinta
“asli bogor mbak” kata gue
“wih sama kebetulan gue disini lagi bolos sekolah” kata shinta
“lah sama ahahha, yaudah boleh pinjem bentar kesana?” kata gue
“boleh boleh ayuk” kata dia senyum
“okeh” kata gue

Gue dan shinta jalan menuju temen-temen gue berada dan gue memperkenalkan dia ke temen-temen gue.

“bray nih namanya shinta” kata gue
“halo aku shinta” kata shinta senyum
“haloooo” kata mereka semua memperkenalkan diri juga
“ih asik ya kalian rame” kata shinta
“ya gitulah temen-temen gue, oh ya makasih udah berkenan di pinjem waktunya sebentar” kata gue
“sama sama mas, kalem aja” kata shinta
“ya ga enak aja sih sebenernya begini” kata gue senyum
“tenang aja sih lagian gue ga keberatan, yaudah aku balik kesana ya” kat shinta
“oke oke makasih ya” kata gue
“sama sama, dah semuaaa” kata shinta beranjak
“dahhhhh” kata semuanya

Gue pun duduk kembali di tempat gue dan menagih janji dimas.

“mana nyet, 100 RB” kata gue
“anjing si monyet berhasil aja” kata dimas sambil mencari uangnya
“tuh terbukti yank kalo lu di bawah wildan hahaha” kata nanda
“seneng lu ya yank” kata dimas sambil ngasih uang ke gue
“oke uang seger” kata gue nyium bau 100RB di tangan gue
“yank jajanin aku ya nanti” kata tiara
“siap bu negara, puter lagilah” kata gue
“oke aku yang puter” kata tiara




Setelah botol diputar dan ternyata berhenti lagi di gue untuk kedua kalinya.

“mampos lu anjingggggg” kata dimas
“no problem gue seneng buat orang bangkrut” kata gue
“oke jangan dare kali ini, gimana kalo truth?” kata martin
“oke ga masalah, siapa yang mau nanya?” kata gue
“aku aku” kata icha
“sok silahkan” kata gue
“sebenernya penasarannya udah dari kemarin sih, selain mimpi yang lu ceritain kemarin, ada gak mimpi lain selain itu?” kata icha
“jujur nih ya?” kata gue
“iyalah jujur” kata tiara
“oke gue jawab selain mimpi itu YA GUE DI KASIH MIMPI LAIN DAN ITU BUAT GUE BERPIKIR BERAT” kata gue


EmoticonEmoticon