“WANJENGGGGGGG BANYAK AMAT SETAN” kata gue sama dimas barengan
“ayanggggg haaaaa banyak banget” kata tiara nangis pegangan baju gue
“tar dulu tar dulu” kata gue
“mau ngapain wil?” kata dimas
“bentar ahhhh” kata gue ngeluarin hp dari saku celana
“mbak permisi sebentar ya saya mau telfon” kata gue
“AHHAHAHAHA KALIAN MATI, KALIAN AKAN MATI” kata dia
“malah ketawa koplak” kata gue
Gue liat hp gue lagi dan gue nyari 1 kontak yang bernama UWA, ya uwa gue, gue mau ngubungin ua gue buat minta pertolongan sementara. Tiba – tiba mbah bram keluar dari badan gue.
“dek wildan mereka banyak” kata mbah bram
“saya liat kok mbah bentar ya saya telfon dulu mbah” kata gue
“baik dek wildan” kata mbah bram pasang kuda-kuda
Quote:
“uwaaaaaaa” kata gue
“ada apa wil?” kata uwa ane
“HELEPPPPPP” kata gue
“apaan? Setan?” kata mama ua
“iyalah wa,LONTONGGGG” kata gue
“setannya kecil-kecil gitu minta tolong” kata uwa ane
“iya tau kok wa, masalahnya ini jumlahnya BA....” kata gue
“banyak kan? Yaudah-yaudah kamu mau minta siapa” kata uwa ane
“mbah bram saya lagi mau minta pertolongan minta siapa nih mbah?” kata gue
“mbah yin aja dek, dia bisa mengatasi ini semua “ kata mbah bram
“oke deh mbah” kata gue
Quote:“wa minta mbah yin aja deh sebentar aja ya, masalahnya ini banyak banget” kata gue
“yaudah iya nanti mbah yin kesana ya” kata uwa ane
“iya wa tolong ya, makasih waaaaaa, lop yu” kata gue
“sama sama sayang, ati-ati” kata uwa ane
Memang jumlahnya disini ga kebayang, lantai bawah ada banyak banget jenisnya ga bisa gue sebutin, lantai atas juga banyak, ada juga yang terbang, anjing banget yang tadinya sepi ini banyak banget berasa lawan 300 (three hundred : film ye), kita cuman ber 2 tapi gue yakin aja sih sebenernya kalau mbah bram dan nyai gun kuat cuman ya buat jaga-jaga nih sama yang kuat satu di kamar.
“butuh bantuan saya dek wildan?” kata mbah yin datang dari samping gue dengan gagahnya dan taringnya yang panjang dan tajam keluar dari mulutnya
“iya mbah, ini banyak banget, mbah udah punya taring sekarang?” kata gue
“ilmu saya bertambah dek” kata mbah yin
“wihhh keren, kita-kira bisa menang ga ya mbah? Soalnya temen saya satu di dalem sana” kata gue nunjuk ke arah kamar
“mudah dek, beresin yang disini dulu saja” kata mbah yin
“atur aja deh mbah saya bingung” kata gue
“senang bisa bergabung dengan kamu bram” kata mbah yin
“senang juga kamu bisa dateng yin” kata mbah bram
Quote:What? Mereka manggil nama? Ga pake mbah? Tar dulu gue ga ngerti nih kepala gue masih bingung sama situasi campur aduk begini.
“wil gue siap” kata dimas disampingnya ada nyai gun dengan api hitam dan tongkat besarnya
“gue juga siap dim, mulai dari mana ya?” kata gue
“gatau tuh, apa lagi yang terbang-terbang gimana jangkaunya” kata dimas
“iya sih,mbah buat yang di atas sana gimana caranya” kata gue nunjuk ke atas rumah
“gampang dek wildan, tidak usah bingung, kita tidak sendirian kok” kata mbah yin
“hah ga sendirian?” kata gue
“iya dek, wildan kita ga sendirian” kata mbah yin
“maksudnya ga sendirian? Kita cuman ber 3 mbah, bisa atau engga mbah?” kata gue
“percayakan saja sama kami dek wildan” kata mbah bram menatap gue dia masih belum menunjukan aura birunya yang berarti dia masih tenang.
Semua setan-setan disini memperhatikan kamu, terutama yang terbang-terbang seperti mencari yang terlemah duluan, yaitu tiara pastinya karena dia ga ada yang jaga, gue tarik tiara ke belakang gue biar ga kena setan. Tapi tiba-tiba dari arah belakang kamar juga ada suara gaduh.
“HAHAHAHHAHA KALIAN TIDAK AKAN LOLOS HAHAHAHA” kata setan ini
“hemmm bisa main adil ga?” kata gue
“SAYA MAU JIWA KALIAN SEMUA, BERIKAN KEPADA SAYA” kata dia
“tidak semudah itu untuk mengambil jiwa dek dimas, karena masih ada kami disini” kata mbah bram berkata kepada setan itu
“KAMU ITU JIN KUAT KENAPA KALIAN MENJADI BUDAK MEREKA? MEREKA ITU LEMAH, IKUTLAH DENGAN SAYA MENJADI PASUKAN SAYA” kata dia
“Dek wildan ini memperlakukan saya seperti teman bukan budak, dan dia tidak lemah, dia adalah teman saya yang paling baik yang pernah saya miliki” kata mbah bram
“MATI KAMU MACAN BODOH” kata setan itu
Sejujurnya gue cukup terharu mbah bram bilang kaya gitu kalo gue teman terbaiknya yang pernah dia miliki dan dia tidak pernah merasa dirinya di perbudak, padahal sering gue suruh ya. Serentak semua setan itu mendekati kamu semua, otomatis kami menjauhi kamar ini agar tidak terdorong kedalam, kami berlari agak ketengah ruangan dan mundur selangkah demi selangkah. Sepertinya kita terpojok kan, mbah bram dan mbah yin liat sana dan sini seperti sedang membaca posisi musuh. Sedangkan nyai gun dengan api hitamnya pun mencoba untuk melindungi samping kami, gue tarik tiara ke tengah antara gue sama dimas, gue pegang tangan tiara.
“willll, ada rencana cadangan?” kata dimas
“emmmm gue belum kepikiran dim” kata gue
“KENAPA LU LAWAN GUE OTAK LU ENCER KETEMU BEGINIAN OTAK LU BEGO ANJING” kata dimas
“YA KALO LAWAN LU UDAH KEBACA SATU LAWAN SATU, INI LU LIAT REMPUKAN TAE, MANA GUE TAU BAKAL JADI KAYA GINI” kata gue kesel juga
“ahhhh mati gue hari ini” kata dimas
“ga bakal dim percaya sama gue” kata gue
“gamau dosa gue percaya sama lu” kata dimas
“bodo amat dim mati gih” kata gue
“setan” kata dimas
Setelah beberapa langkah kita hampir di pojok ruangan dimana ini adalah pintu depan rumah yang tidak bisa terbuka. Dan kita cuman ada 3 jin dan gue ga bisa apa-apaaaaaaa, kesel gue.
“mbah yin, ada rencana lain?” kata gue
“sedang saya usahakan dek” kata mbah yin
“usahakan apa ya mbah?” kata gue
“pasukan sedang kemari dek wildan” kata mbah bram
“pasukan apaan mbah?” kata gue
“liat belakang dek wildan” kata mbah yin
Pas gue liat kebelakang ternyata banyak sekali pasukan macan ini, warnanya berbeda ada yang hitam, coklat, putih, abu-abu, merah dan begitupun dengan ukuran mulai dari ukuran kecil hingga besar tapi lebih besar mbah yin sih, pantes aja dia bossnya.
“lahhh banyak banget wil” kata dimas kaget juga
“bukan lu doang dim, gue juga” kata gue
“ada memanggil kami dek wildan?” kata saah satu macan ini
“iya mbah saya butuh bantuan soalnya disini banyak musuh dan di dalam sana ada temen saya yang jiwanya akan di ambil” kata gue
“itu mudah dek wildan” kata macan yang lain
“kami minta bantuan dan tenaga kalian wahai pasukan” kata mbah bram
“baik dan dengan senang hati mbah bram” kata semua macan ini menunduk di depan mbah bram dan mbah yin
“bisa serang sekarang mbah? Makin banyak ini mbah” kata gue memang jumlahnya makin banyak dan makin penuh
“baik dek wildan, pasukan..... SERANG!!!!” kata mbah yin
“AGGGGGGGHHHHHHHHH” suara semua macan-macan ini berlarian sana dan sini
Sungguh pemandangan yang keren kalo yang bisa liat, pasukan yang jumlahnya memang tidak sesuai dengan jumlah setan disini namun mereka dengan percaya diri melawan musuh sebanyak ini. Gue cuman bisa bilang ”KEREN” dalem hati karena memang pemandangan ini keren banget, mbah yin dan mbah bram masih ada di depan gue buat jaga-jaga dan nyai gun ikut menyerang, oke dia kasihan ULAR SENDIRIANNNNNNN.
EmoticonEmoticon