Cerita Campur - Bertemunya Kedua Keluarga
Lu mau di jodohin wil? Apa dimas yang mau di jodohin wil? apa lu berdua homo akhirnya mau di nikahin wil? atau 2 cewe itu mau di jodohin sama yang lain wil? Jawabannya? buat pala gue pusing lu semua nanya mulu, kalo nanya pake titik ituloh, dah dari pada kebanyakan nanya nih baca aja dah penjelasannya di cerita ya. Nah perlu di ingat disini ada clue keluarga gue sedikit dan keluarga dari wildan sedikit yang gue tau, cuman gue kasih tau sedikit doang, sisanya gue cicil buat part yang lain.
Singkatnya setelah liburan UTS kemarin kita semua menjalani sekolah selayaknya manusia pada umumnya, seperti belajar (bokis), buat ulah di kelas (pasti), berantem sama kakak kelas (pasti), denger Tiara di tembak sama cowo lain (jelas dia cantik banyak yang ngincer), sama ngutang jajanan di sekolah (ini baru anak sekolah). Nah kita semua menjalani kegiatan itu secara normal dan tibalah saat dimana akhir uas ini pada hari kamis.
"eh wil kita kemana ya" kata dimas
"ya gatau kok nanya gue" kata gue
"ya sapa tau lu punya ide" kata dimas
"gimana kalo kerumah pacar gue" kata tiara
"pacar yang mana ra?" kata nanda nyengir
"yang inilah siapa lagi" kata tiara megang tangan gue
"heh heh masih di sekolah nih" kata gue
"bodo amat, gimana mas" kata tiara
"boleh tuh kebetulan gue kangen sama masakan mamanya" kata dimas
"sama masakannya kan? bukan mama gue kan?" kata gue
"sama mama lo juga hehehe kan nyokap gue juga nyokap lo tuh" kata dimas
"sejak kapan gue punya sodara kembar kaya lu" kata gue
"sejak kita di takdirkan bersama wil" kata dimas
"dih najis yaudah ayo dah ke rumah gue" kata gue
Akhirnya kita naik angkot 07, 05 dan 05 lagi yang orang bogor pasti tau itu angkot jurusan kemana dan berakhir dimana. Sampai di komplek kita semua jalan kaki ke rumah gue mulai dari nyolongin cherry dari pohon orang, ngambilin batu buat nyambit kucing sampe ngebecandain setan. Sampai depan rumah gue, nah gue liat mobil putih yang ga asing buat gue, ternyata mobil uwa gue, langsung aja gue ke rumah gue cepetan.
"ada apaan lu wil lari" kata dimas
"itu uwa gue" kata gue
"terus kenapa lari kampret" kata dimas
"ya emang kenapa anggep aja gue kangen" kata gue
"yeee anak babi nyapein gue doang" kata dimas
"bodo" kata gue
Gue masuk ke dalem rumah, dan bener aja keluarga uwa gue ada di rumah gue lagi kumpul semua pas gue dateng nah gue langsung di cium sama uwa gue dan gue salam ke semua dah, mulai dari uwa gue sampe kakak sepupu gue sendiri gue cium.
"uwa kesini?" kata gue seneng
"iya hehehhe abis uwa mau liat pacar kamu katanya kamu punya pacar kan" kata uwa gue
"yaelahhh dikira mau apaan" kata gue
"tuh wa yang cewe di belakangnya itu pacarnya" kata nyokap gue nyengir
"oh ini, halooo siapa namanya cantik" kata uwa gue
"tiara wa" kata tiara
"ih cantik anak teh ya, wildan bandel ga sama kamu?" kata uwa gue
"gak wa dia baik heheheh" kata tiara
"ahhhh masaaaa? hehehehhe" kata uwa gue
"baik wa baik banget sampe cinta mati deh" kata nyokap gue nyengir
"mamaaaa please deh" kata gue
"ih uwa juga udah tau juga, makanya wa ga liat bibir kamu pecah-pecah biasanya kan pecah-pecah ini mulus" kata uwa gue
"ah elah uwa samanya" kata gue
"gapapa kali kamu tuh cowo normal jadi ga masalah" kata uwa gue
"tuh mah denger mah denger" kata gue
"emang mama pernah larang? yeeeeeee" kata nyokap gue
"terus AWAS ANAK ORANG apaan mah?" kata gue
"gak itu ngingetin doang kan bukan ngelarang heheheh" kata nyokap gue
"au deh ah" kata gue
Uwa gue ngeliat ke arah dimas dia ngeliat ularnya dimas sepertinya komunikasi yang gue gatau yang jelas dia cuman mengangguk ke arah uwa gue beberapa kali aja.
"ini punya nya nak dimas ya?" kata uwa gue
"iya tante ini punya aku" kata dimas
"bagus kok ularnya, namanya nyai gun kan?" kata uwa gue
"kok tante tau?" kata dimas
"uwa gue sakti ukuran celana dalem lu aja tau mas" kata gue
"hahaha iya tadi uwa tanya-tanya ular kamu" kata uwa
"tanya apaan tante ke nyai gun?" kata dimas
"ada deh pokoknya, eh uwa boleh ketemu papa kamu di rumah?" kata uwa
"boleh wa, mau sekarang?" kata dimas.
"gak sekarang sih cuman hari ini doang" kata uwa gue
"sama aja tante heheheh" kata dimas
"ya beda dong kalo sekarang ya sekarang juga berangkatnya kalo hari ini ya bisa kapan aja asal hari ini" kata uwa gue
"denger lu? bolot sih lu" kata gue
"..." dimas maki maki gue pake bahasa kalbu soalnya ada orang tua disini.
"hahah dah dah boleh ga ketemu papa kamu?" kata uwa gue
"boleh wa boleh" kata dimas
"yaudah makan dulu pada laper kan, beres makan istirahat abis itu baru berangkat" kata nyokap
"iya mah siap" kata gue
"yaudah pada naik keatas taro tasnya, abis itu turun lagi makan" kata nyokap
"iya mah siap, kita ke atas dulu ya wa" kata gue
"okeee jangan lama lama yah" kata uwa gue
"permisi waaaa, tante" kata tiara senyum
Kita semua naik ke atas kamar gue menaruh tas dan ganti baju khususnya buat gue ganti baju, singkatnya kita semua setelah makan dan istirahat sebentar di kamar dengan ciuman ringan di kamar gue gak terlalu agresif durasi bentar tapi konsumsi beberapa kali akhirnya kita pergi menuju ke rumah dimas pake mobil uwa gue, bocah bocah di belakang semua, gue lupa mobilnya apa dulu yang pasti gede, kalo ga salah kijang. Sampailah kita di rumahnya dimas yang bisa di bilang mewah emang kaya sih nih orang. Setelah kita semua turun uwa gue ngobrol sama papanya wildan, kayaknya mau jadi istri kedua, gak lah mana mungkin.
"halo pak saya uwa nya wildan" kata uwa gue jabat tangan
"oh iya iya masuk masuk bu" kata papanya wildan
"saya mamanya wildan bu" kata nyokap gue
"oh iya dimas sama wildan cerita banyak tentang ibu, ayo masuk bu" kata bokapnya
"dah anak anak keatas dulu apa kemana kek urusan orang dewasa nih" kata nyokap gue
"tau deh yang tua ayo dim" kata gue
"dihhhh ngambek bocah teh hahaha" kata nyokap gue
"ehhh ini kan rumah gue kenapa lu yang jalan duluan woe" kata dimas ngejar gue
"rumah gue juga" kata gue
"terserah lo deh ah" kata dimas
Kita semua ngumpul di kamar dimas yang besar ini tapi gue duduk agak dekat pintu pengen nguping sih mereka ngomongin apaan di bawah kan gue pengen tau jadinya, gue ga fokus sama suasana kamar cuman fokus ke bawah.
"WILLLL JANGAN NGUPING" suara nyokap gue
"IYA MAMAAAAAAAAAAAAA" kata gue ketawan lagi emang susah punya ibu begitu mau kepo
Yaudah gue fokusin sama kondisi kamar entah kita mau ngapain, Tiara biasalah duduk deket gue kita sibuk sendiri tapi yang kita omongin justru kenapa uwa gue tiba-tiba mau kesini terus ngobrol sama bokap lu terus kita ga boleh denger, nah itu yang jadi pertanyaan tuh kenapa, setelah beberapa lama berselang tiba-tiba uwa gue manggil teriak.
"WILDAN SAMA DIMAS SINI KE BAWAH" kata uwa gue
"IYA WA BENTAR" kata gue diri
"kenapa ya wil?" kata dimas
"ya mana gue tau makanya ini di panggil, kebawah yu" kata gue
"yaudah mau gimana lagi" kata dimas
"aku nguping dari atas deh nanti" kata tiara
"gausah nguping nanti aku kasih tau" kata gue
"gak ah pokoknya mau tau" kata nanda
"terserah deh" kata gue
Kita semua turun ke lantai bawah dan gue liat mereka semua natap ke kita dengan penuh senyuman, sedangkan kakak-kakak spupu gue kaya matanya berubah jadi sadis, kaya ada yang di tunggu entah apa gue ga kepikiran apa-apa, dimas bulak balik nyenggol gue padahal gue juga gatau apa-apa.
"kenapa wa?" kata gue
"iya gini kan kalian semua udah akhil baligh ya, terus jin kalian juga kan sudah bertambah kuat kan bener ga?" kata uwa gue
"mungkin wa" kata gue
"nah papanya dimas mau tau kekuatan jin anaknya, nah dia mau tes jinnya wil" kata uwa gue
"tes kesiapa wa?" kata gue penasaran
"ke kamu wil, kita adain SPARING ANTAR PEMEGANG MUDA, gimana?" kata uwa gue
Langsung gue sama dimas syok berat, gue sama dimas cuman bisa diem denger omongan itu, kita saling ngeliat dan ngeliat mereka lagi kita bingung.
"tar dulu wa maksudnya gimana?" kata gue masih bingung
"iya SPARING kaya kamu latihan badminton kan suka sparing nah ini sama cuman SPARING JIN gimana?" kata uwa gue
"uwa serius apa becanda" kata gue
"serius wil" kata uwa gue
"wa maaf nih wa bukannya gamau ini SPARING JIN wa dan yang wildan lawan nanti sahabat wildan sendiri yang udah wildan anggep keluarga" kata gue
"justru wildan,om mau tau apakah ularnya dimas ini sekuat macannya nak wildan apa engga, ini buat kebaikan dimas juga nantinya buat jagain dia kalo sendirian, soalnya sebelumnya aja kan udah keliatan sama om kalau macannya kamu itu lebih kuat" kata papanya dimas
"pahhh apaan sih ini pake acara bertanding segala, ini sodara dimas pah kalo kenapa-kenapa gimana coba" kata dimas
"gak bakal makanya ini permintaan papa dan kebetulan ada uwanya wildan juga yang tingkatnya lebih jauh dari di atas papa jadi kalo kenapa-kenapa bisa bantu, tolong ya" kata papanya dimas
Gua sama dimas bingung mau apa dan harus jawab apa soalnya ini masalahnya adalah pertandingan sama sahabat gue sendiri dan taruhannya bisa nyawa melayang, selain itu resiko kecilnya adalah salah satu dari "teman" kita bakal ada yang mati.
"gimana ya om aku masih bingung jawabnya" kata gue
"alahhhh bilang aja takut" kata nyokap gue
"bukan takut mah ini kalo mati gimana?" kata gue
" ga bakal wil percaya deh sama uwa" kata uwa gue
"gimana mas?" gue liat dimas mukanya bingung
"gue terserah lu, gue ngikut" kata dimas
"haaaaa, oke wa, om dan mama tapi kali ini aja ya sekali aja dan ga ada yang kedua kali janji" kata gue
"iya janji wil" kata uwa gue
"oke, kapan di mulainya?" kata gue
"hari ini nanti malem kalian istirahat dulu aja" kata bokapnya
"hari ini pah? malem ini?" kata dimas
"iya malem ini" kata bokapnya
"yadah dim ikutin ajalah" kata gue
"oke, kalo gitu kita istirahat dulu ya pah" kata dimas
"iya sok ke atas lagi makasih ya nak wildan" kata bokapnya
"iya pak" kata gue
Kita berdua dengan langkah yang berat mendengar kata SPARING ini dan malem ini entah apa yang kesambet di otak mereka gue masih ga ngerti. Sampai di atas muka cewe-cewe ini penasaran kayaknya kurang jelas dari atas buat nguping.
"kok kalian sedih gitu ada apaan" kata tiara
"susah jelasinnya" kata gue langsung duduk
"coba yank jelasin sama aku ada apaan abis tadi ga kedengeran" kata nanda
"susah jelasinnya yank ini perasaan ga enak banget" kata dimas
"iya apaan bilang ga" kata tiara
"kalian berdua yakin mau denger?" kata gue
"iya mau denger ada apan" kata tiara
"janji jangan syok atau jangan nangis" kata gue
"janji" kata tiara sama nanda
Gue liat dimas buat ngomong barengan.
"KITA DI SURUH SPARING JIN" kata gue sama dimas
Cerita Campur
Penglihatan Lebih ( Indera Keenam )
Penglihatan Lebih ( Part 28 ) Bertemunya Kedua Keluarga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon